Penting! Teori Sinyal sebagai Solusi dalam Membangun Reputasi Bisnis

Penting! Teori Sinyal sebagai Solusi dalam Membangun Reputasi Bisnis

Milenianews.com, Mata Akademisi – Dalam dunia bisnis modern yang bersifat kompetitif, sinyal menjadi fondasi utama dalam menjalin komunikasi yang efektif terutama dalam konteks bisnis. Teori sinyal (Sighnaling Theory) diartikan sebagai suatu teori yang mencerminkan tindakan manajemen sebuah perusahaan dengan tujuan memberikan prospek kepada investor (Brigham & Houston, 2019).

Sinyal berbentuk suatu informasi yang menjelaskan tentang kondisi perusahaan kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan tersebut,  salah satunya investor.

Sinyal dilakukan oleh manajemen perusahaan dengan maksud dapat memberikan perubahan penilaian perusahaan sehingga reputasinya menjadi positif dan meningkatkan kepercayaan terhadap perusahaan, hal ini berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis perusahaan tersebut.

Baca juga: Ini Alasan Kenapa Kamu Wajib Pilih Kuliah Jurusan Bisnis Digital

Keberhasilan sebuah perusahaan tidak hanya bergantung pada produk atau layanan yang ditawarkan tetapi juga pada kemampuannya untuk membangun reputasi yang baik dan mengelola persepsi publik dapat menjadi kunci kesuksesan jangka panjang.

Sinyal baik dalam bentuk tindakan, komunikasi verbal maupun nonverbal menjadi elemen kunci dalam mencapai tujuan ini. Sinyal dapat memberikan gambaran kepada pemangku kepentingan tentang nilai-nilai, integritas dan kualitas sebuah perusahaan.

Sinyal positif yang dilakukan manajemen diharapkan menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam hal mengelola sumber dayanya sehingga membuat investor jadi tertarik untuk berinvestasi tentunya hal ini meningkatkan harga pasar saham perusahaan tersebut hingga pada akhirnya nilai perusahaan ikut meningkat (Wijaya, 2021).

Beberapa Perusahaan Ternama di Tahun 2023 Mengalami Penurunan Nilai Perusahaan

Ada berita yang sempat viral di media sosial terkait pemboikotan produk yang berafiliasi dengan Israel dan terus digencarkan. Dilansir dari Bisnis.com ada sekitar 121 produk terkena seruan untuk diboikot bersama di Indonesia hingga kancah internasional (Lestari, 2023).

Banyak perusahaan ternama yang ada dalam daftar tersebut. Bahkan banyaknya rumor yang beredar membuat citra perusahaannya menjadi buruk dan berimbas kepada menurunnya harga saham mereka.

Dalam hal ini tentunya kepercayaan investor menjadi berkurang sehingga membuat menurunnya nilai perusahaan dan mempengaruhi keberlangsungan usahanya. Sinyal di sini berperan penting untuk digunakan dalam menjawab fenomena tersebut.

Upaya dilakukan agar rumor buruk tersebut berhenti dan terganti dengan pandangan   yang lebih positif terutama untuk pemangku kepentingan. Jika terus dibiarkan, maka perusahaan akan terus mengalami kerugian yang tidak sedikit nilainya. Berikut contoh perusahaan terimbas rumor.

Starbucks Corporation ikut merugi dengan rumor yang tersebar di media sosial yang menuding perusahaan tersebut termasuk pro Israel dan memberikan bantuan finansial kepada Angkatan Darat maupun pemerintahannya. Hal ini membuat menurunnya harga saham mereka setiap bulannya.

Baca juga: Cara Cek Plat Nomor Kendaraan Sudah Bayar Pajak atau Belum

Rumor atas pemberitaan yang ada hingga sampai merusak reputasi. Melihat dari tradingview menunjukkan bahwa sejak Oktober mengalami penurunan yang signifikan hingga data terakhir juga menunjukkan masih mengalami minus, kerugian ditaksir mencapai Rp 187 T.

Selanjutnya Pizza Hut di Indonesia juga terkena imbasnya karena dianggap mendukung  penjajahan Israel dan dikatakan sebagai produk yang terafiliasi Israel serta diangap tidak menunjukkan kepeduliannya terhadap Palestina. Seruan boikot tersebut sangat efektif menurunkan nilai perusahaan tersebut dan kini sahamnya terus mengalami penurunan. PT. Sarimelati Kencana Tbk. pemegang lisensi Pizza Hut di Indonesia menyatakan kerugiannya ditaksir mencapai 38,95 M dan hingga saat ini harga sahamnya terus menurun.

Tips Strategi Sinyal Solusi Membangun Reputasi

Segala bentuk pemberitaan terkait rumor yang buruk terhadap perusahaan seperti seruan pemboikotan pada produk-produk yang diduga mendukung Israel hingga menurunkan nilai perusahaan-perusahaan ternama serta kepercayaan investor untuk berinvestasi.

Manjemen perusahaan terkait perlunya menjadikan sinyal sebagai solusi untuk membangun kembali reputasi perusahaan agar menjadi positif dengan menentang pemberitaan yang ada agar keberlangsungan usaha tidak semakin terancam. Sinyal yang diberikan sebagai bentuk upaya yang diharapkan dapat mengubah persepsi masyarakat terutama investor.

Besarnya informasi positif tentang perusahaan yang telah diberikan maka memunculkan rasa percaya investor terhadap perusahaan untuk menanamnkan modalnya hingga berwujud pergerakan saham yang ikut menaik (Septiana, 2021).

Ada beberapa tips terkait strategi dalam penggunaan sinyal untuk memperbaiki nilai perusahaan dan menentang pemberitaan buruk perusahaan. Yuk lakukan!

1. Sinyal Positif vs Sinyal Negatif

Sinyal Positif: Perusahaan perlu mengidentifikasi dan mengirimkan sinyal positif kepada pemangku kepentingan untuk menetralisir dampak negatif rumor. Ini dapat melibatkan publikasi prestasi, inovasi, atau keberlanjutan perusahaan.

Sinyal Negatif: Jika rumor tersebut memiliki dasar yang cukup, perusahaan perlu memberikan sinyal yang mengatasi kekhawatiran tersebut. Misalnya, peningkatan transparansi atau penyampaian klarifikasi terbuka dapat membantu.

2. Manajemen Reputasi

Menggunakan teori sinyal untuk memahami bagaimana perusahaan dapat mengelola reputasinya melalui berbagai saluran komunikasi. Ini melibatkan pengelolaan sinyal-sinyal yang dikirim melalui media, sosial media, dan komunikasi langsung.

Sinyal yang konsisten dengan nilai-nilai inti perusahaan juga dapat membangun reputasi yang kuat. Ketika sinyal positif disampaikan dengan tepat, perusahaan dapat membentuk citra yang diinginkan.

3. Kepentingan Pemangku Kepentingan

Identifikasi pemangku kepentingan utama dan kembangkan strategi komunikasi yang ditujukan kepada mereka. Pemahaman mendalam tentang apa yang dianggap sebagai sinyal positif atau negatif dapat membantu merancang respons yang tepat.

Baca juga: Apa Saja Kunci Perkembangan Keuangan Syariah? 

Pemangku kepentingan (stakeholders) memerlukan rasa percaya terhadap perusahaan. Perusahaan harus memberikan sinyal yang dapat diandalkan bagi mereka sehingga hubungan bisnis akan terus bertahan.

4. Transparansi dan Komunikasi

Menerapkan teori sinyal melibatkan peningkatan transparansi. Perusahaan perlu memberikan informasi yang jelas dan akurat untuk membuktikan keandalan dan integritasnya.

Penting untuk menjaga konsistensi dalam komunikasi perusahaan. Keselarasan antara kata-kata dan tindakan juga menjadi landasan yang kokoh untuk membangun kepercayaan.

5. Reaksi Cepat

Berdasarkan teori sinyal, reaksi perusahaan terhadap rumor harus cepat dan efektif. Tanggapan yang lambat atau tidak memadai dapat memperparah situasi. Jika rumor muncul, berikan klarifikasi secepat mungkin dengan informasi yang akurat dan jelas.

Sinyal menjadi solusi yang penting dipergunakan membangun reputasi yang kuat terutama ketika perusahaan mendapat rumor negatif, penerapan sinyal dengan strategi yang tepat menjadi upaya manajemen.

Penulis:  Nuraini, Mahasiswa Prodi Akuntansi Syariah STEI SEBI 

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *