Milenianews.com – Istilah duck syndrome atau sindrom bebek ini pertama kali muncul di lingkungan Standford University. Ini untuk menggambarkan persoalan yang muncul di kalangan mahasiswanya.
Seperti istilahnya, analogi dari duck syndrome yaitu seekor bebek yang tampak tenang berenang di atas permukaan air. Di balik itu, kaki bebek terus bergerak, agar tubuhnya tetap mengapung. Umumnya, orang-orang yang mengalami duck syndrome berasal dari kalangan muda. Contohnya, pelajar, mahasiswa hingga pekerja.
Baca juga : Budaya Hustle Culture pada Generasi Milenial
Mungkin sobat milenia pernah melihat orang-orang yang hidupnya tampak tenang, punya segalanya atau happy terus. Ternyata di balik itu semua, mereka merasakan banyak tekanan. Tekanan itu muncul, karena mereka merasa harus memenuhi berbagai ekspektasi. Misalnya, nilai bagus, pekerjaan mapan, lulus cepat hingga memenuhi ekspektasi dari orang tua atau lingkungan sekitarnya.
Kemungkinan, orang yang mengidap syndrome ini menganggap orang lain sedang mengamati atau menguji dirinya. Karena itu, ia merasa harus selalu menunjukkan kemampuan dengan maksimal.
Meskipun begitu, sindrom bebek ini bukan termasuk diagnosis gangguan kesehatan mental secara formal. Tetapi, individu dengan sindrom ini, berisiko mengalami beberapa masalah kejiwaan, misalnya, depresi dan gangguan cemas.
Baca juga : Milenial dan Gen Z Merdeka Secara Finansial? Emang Bisa?
Bagaimana Gejala dan Cara Mengatasi Duck Syndrome?
Sebenarnya, gejala dari duck syndrome ini cenderung tidak jelas, karena, gejalanya dapat serupa dengan gangguan mental lain, contohnya, depresi.
Tapi, kemungkinan beberapa individu yang mengalami sindrom ini, merasa sulit untuk menenangkan pikiran, menilai buruk dirinya sendiri.
Bahkan, ia bisa juga mengalami gangguan fisik, seperti, sulit tidur, otot tegang, dan mual. Sementara, gejala kognitifnya, seperti, terus-terusan khawatir. Sampai adanya perubahan perilaku, terkait, nafsu makan, kebiasaan menunda-nunda, dan lainnya.
Cara mengatasinya
Sebenarnya, banyak hal yang bisa menyebabkan seseorang mengalami duck syndrome, seperti stress berat sampai gangguan mental. Jika berlarut-larut, sindrom ini berpotensi mengarah ke depresi berat.
Namun, ada beberapa upaya yang bisa sobat lakukan untuk mengatasi hal ini, antara lain, melakukan konseling, belajar self love, menerapkan hidup sehat. Selain itu, menanamkan pikiran positif, lakukan me time untuk atasi stress, menjauhi media sosial sementara waktu. Kenali juga kapasitas diri sendiri, sehingga bisa bekerja sesuai kemampuan.