Milenianews.com, Solo – Takoyaki merupakan makanan khas masyarakat Jepang, berbentuk bulat-bulat kecil dengan diameter kurang lebih 3-5 cm, dibuat dari adonan tepung terigu dan diisi dengan potongan gurita didalamnya.
Asal muasal Takoyaki
Pada zaman Taisho, ada pasar tradisional menjual Choboyaki yakni berupa tepung terigu goreng dengan diisi Konnyaku. Kemudian berkembang lagi menjadi Rajioyaki, sama dengan Choboyaki hanya saja isi Rajioyaki berisi urat sapi, bentuknya pun masih bulat-bulat kecil.
Pada tahun 1933, si pembuat menginovasi isi Rajioyaki dengan gurita dan telur lalu menyebutnya dengan Takoyaki. Dan pertengahan dekade 1990-an di Tokyo mengalami demam Takoyaki, banyak kios bermunculan menjual Takoyaki.
Varian rasa Takoyaki
Sekitar tahun 2000, karena semakin banyak peminat makanan ini, Takoyaki dibuat dengan berbagai versi mulai dari makanan beku sampai dengan makanan ringan dengan citarasa Takoyaki. Sekarang Takoyaki kembali menginovasi rasa menjadi jenis kue dengan isian yang semula gurita diisi dengan keju dan meises.
Ada beberapa jenis Takoyaki yakni Takoyaki polos, Takoyaki dengan sous dipermukaan ditambah mayones, nori dan katsuobushi dan ada Takoyaki dengan kecap asin.
Takoyaki Asal Solo
Hada Hiroshi (62) warga asli Jepang yang baru dua tahun menetap di Indonesia, karena menyusul istrinya yang asli warga Indonesia, Nurul Dewi Saraswati (41) dan membuka warung Takoyaki. Ia sudah pensiun dari pekerjaannya di Jepang kini tinggal Bekanong, Sukoharjo.
Kini Hada dan Istrinya pindah berjualan di Pucangsawit, Jebres, Solo, Indonesia. Hada belum bisa berbahasa Indonesia tetapi itulah yang menjadi salah satu daya tarik bagi para pembelinya. Takoyaki hasil buatannya yang dia jual sendiri itu pun selalu habis dalam hitungan jam saja. Kini warung Takoyaki Hada Hiroshi juga membuka menu baru yakni Ramen dan Gyouza yang ia jual dengan harga sangat murah. (UMI)