Generasi Milenial Harus Lestarikan Budaya Lokal

Tari TopengFoto : Kesenian Tradisional Jawa Barat

Generasi Milenial dan Tantangannya

Milenianews.com, Bandung – Gambar diatas merupakan salah satu contoh kesenian tradisional di Jawa Barat yang keberadaannya hampir punah. Namanya adalah topeng lakon yang berasal dari daerah Cirebon.

Sekilas mungkin mirip dengan tari topeng yang berasal dari daerah Jawa Barat lainnya. Dilansir dari doripos.com (2019), berdasarkan pernyataan Kepala Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Kesenian Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Husein Rahadian Hasan usai menghadiri Helaran Seni Tradisional di area Kampung Budaya, di desa Wadas, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, beliau mengatakan bahwa sedikitnya 300 seni tradisional dari 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat kini terancam lenyap.

Dilansir dari Kompas.com (2019), Jumaydi Putra memaparkan bahwa saat ini generasi milenial dibagi menjadi 3 golongan, pertama yaitu mereka yang tetap mempertahankan nilai-nilai normatif, ditengah gemuruhnya nilai-nilai tersebut dipertanyakan.

Kedua yaitu mereka yang mengikuti perkembangan zaman dan tidak mengkritisi hal-hal yang timbul dari perkembangan tersebut.

Dan yang ketiga yaitu mereka yang tetap mempertahankan nilai-nilai normatif namun tetap menerima perkembangan zaman yang ada.

Dari pernyataan ini, akan menjadi bagian yang manakah diri kita ? Apakan akan bersikap masa bodoh, atau  tergerak untuk membantu mengangkat berbagai macam budaya kesenian lokal yang keberadaannya semakin hari semakin terancam ?

Perspektif Generasi Milenial Terhadap Permasalahan Kesenian Lokal

Data yang diperoleh dari Statistik Kebudayaan 2016, milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melampirkan bahwa dari segi seni pertunjukan saja jumlah kesenian di Indonesia sebanyak 1.209 dari tahun 2009-2015.

Ini menunjukan betapa kaya nya budaya Indonesia. Generasi milenial yang kreatif tentu dapat memandang hal ini sebagai sebuah potensi untuk dikembangkan dan dilestarikan, terlebih lagi jika dapat mengakulturasikannya kedalam budaya serba modern dan digital seperti sekarang ini.

Sejatinya, apa yang menyebabkan kesenian lokal di Indonesia banyak yang mengalami kepunahan ? Mengapa negara-negara lain seperti Jepang dan Korea mampu mempertahankan tradisi kebudayaannya, bahkan mampu melejit dan terkenal hampir keseluruh dunia ? Disini penulis akan menjelaskan 3 faktor penting penyebab hampir punahnya kesenian lokal Indonesia.

Pertama, kesenian dan budaya lokal di Indonesia masih dianggap kuno dan kolot oleh sebagian besar anak-anak muda sehingga banyak dari mereka yang tidak tertarik untuk melestarikan budaya daerah masing-masing.

Walhasil kesenian tersebut hanya dijalankan oleh para tetua-tetua daerah yang apabila mereka meninggal otomatis kesenian tersebut akan punah karean tidak ada generasi yang meneruskan.

Kedua, belum adanya inovasi pengembangan kesenian lokal menjadi lebih kreatif dan modern sehingga peminat dan penggemar kesenian tersebut semakin menurun dan hanya didominasi oleh kaum tua.

Ketiga, kurangnya informasi berbasis digital mengenai pelaksanaan kesenian, sehingga banyak turis asing maupun lokal yang melewatkan acara tersebut ketika berkunjung.

Sejauh pengamatan penulis, aspek kebudayaan dan kesenian memang belum banyak disentuh oleh anak-anak muda apalagi mengangkatnya ke ranah digital. Hal ini tentu dapat menjadi potensi besar apalagi pemerintah pun saat ini sedang gencar-gencarnya mengangkat sektor wisata Indonesia ke kancah internasional.

Menginovasikan kesenian lokal menjadi lebih modern serta selalu menyiarkannya ke media digital yang sedang booming seperti youtube dirasa mampu menjadi solusi untuk mengangkat kesenian lokal yang makin hari makin menghilang keberadaannya. (Novita/NAR)

Sumber : Kompasiana        

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *