Apa Itu Denial Syndrome? Berikut Penjelasan dan Tandanya

Denial Syndrome

Milenianews.com – Dalam kehidupan sehari-hari, para milenial cenderung lebih mudah menolak tantangan hidup, dan lebih memilih acuh. Tak jarang pula mereka ‘denial’ atau menyangkal, sesuatu yang akan mempengaruhi hidupnya.

Denial sendiri merupakan mekanisme pertahanan yang memberi waktu untuk menyesuaikan diri dalam situasi sulit.

Baca Juga : Mythomania, Berbohong dengan Gaya, Jangan Dibiarin, Ini Penyakit!

Saat Sobat Denial, sebenarnya mencoba untuk melindungi diri dengan menolak menerima kebenaran dari sesuatu yang terjadi dalam hidup/kenyataan.

Meski hal itu menjadi koping (red, cara mengatasi masalah dan beradaptasi dengan perubahan) yang efektif, lebih sering, penyangkalan mencegah kamu mengatasi masalah. Terutama bagi mereka yang sedang berjuang mengendalikan kesehatan mental dan syndrome mereka.

Apa itu Denial Syndrome?

Sumber : Pexels.com

Denial Syndrome, secara psikologis bisa membuat seseorang sulit untuk menghadapi atau menerima fakta yang sebenarnya terjadi.

Sementara itu, psikoanalisis terkenal, Sigmund Freud mengatakan, denial bisa juga sebagai penolakan untuk mengakui fakta yang mengecewakan tentang peristiwa dan perasaan.

Mereka yang selalu denial cenderung selalu mengalihkan topik pembicaraan, untuk menghindari masalah. Menolak untuk mengakui ada sesuatu yang salah.

Akan tetapi, Sobat bisa menyangkal apapun yang bisa mengancam perasaan controlling, seperti penyakit, kecanduan, gangguan makan, dan lain-lain. Sobat juga bisa menyangkal sesuatu yang terjadi pada orang lain.

Lalu bagaiman tanda-tanda Denial Syndrome? Berikut penjelasannya, sebagai bahan refleksi untuk memahahami mekanisme koping:

  1. Tidak ingin membicarakan masalah
  2. Membenarkan perilaku diri sendiri
  3. Mengulangi argumen yang sama tanpa kemajuan
  4. Merasionalkan perilaku
  5. Menyalahkan orang lain atas masalah yang dialami
  6. Melakukan tindakan manipulatif

Selain itu, seorang denial cenderung akan mengabaikan dan menyerah. Mungkin merasa putus asa atau tidak berdaya. Akan tetapi, menyangkal rasa sakit dengan mengabaikannya akan lebih buruk.

Menolak menghadapi kenyataan, mungkin tidak seperti tindakan bodo amat. Terkadang penyangkalan jangka pendek bisa membantu.

Berada dalam perasaan menyangkal, membuat kamu merasa kesal tak berujung dan selalu nethink. Pikiran dengan secara tidak sadar merespon semua informasi yang beragam.

Cara mengatasi Denial Syndorme

Sebelum mengatasi denial, kita harus tahu dulu sifat masalahnya. Biasanya dalam kasus ini, seringkali tergantung pada sifat masalahnya.

Orang-orang juga sering menerima kenyataan dari situasi dan dukungan di lingkungan mereka sendiri. Berobat ke psikoterapi juga menjadi salah satu solusinya.

Baca Juga : Kenali Gejala Anxiety Disorder dan Penanganannya

Pikirkanlah kembali, saat sobat melakukan denial untuk mekanisme koping, agar terbebas dari masalah. Pikirkan juga, kenapa takut menghadapi masalah?

Cobalah mulai berbicara dengan teman dekat, atau orang terkasih yang mungkin bisa memberi perspektif berbeda, bisa jadi soluis malahan. Jauhkan pikiran-pikiran menyimpang yang bisa memberi kecemasan berlebih bagi diri sendiri.(Rifqi Firdaus)

 

Jangan sampai ketinggalan info terkini bagi generasi milenial, segera subscribe channel telegram milenianews di t.me/milenianewscom.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *