Mengapa Ilmu Kalam Penting Dipelajari oleh Mahasiswa Muslim Saat Ini?

ilmu kalam

Mata Akademisi, Milenianews.com – Ilmu kalam adalah cabang ilmu dalam Islam yang membahas tentang keyakinan atau akidah dengan pendekatan logis dan rasional. Kata “kalam” sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti “perkataan” atau “ucapan”, namun dalam konteks ini mengacu pada diskusi intelektual tentang keimanan. Tujuan utama Ilmu Kalam adalah membela dan menjelaskan ajaran-ajaran akidah Islam dari berbagai bentuk penyimpangan, baik dari luar maupun dari dalam Islam sendiri.

Ilmu ini menjadi penting karena menyatukan dua pendekatan utama dalam memahami agama, wahyu (dalil naqli) dan akal (dalil aqli). Dalam tradisi Islam, wahyu adalah sumber utama kebenaran, tetapi akal digunakan untuk memahami, menjelaskan, dan mempertahankan ajaran wahyu tersebut dalam berbagai konteks dan zaman. Oleh karena itu, Ilmu Kalam berperan sebagai jembatan antara keimanan dan pemikiran rasional.

Baca juga: Rasionalisme Asy`ariyah: Tanggapan atas Tafsir dengan Pendekatan Hermeneutika

Ilmu Kalam muncul dan berkembang seiring dengan meluasnya wilayah Islam, khususnya pada masa kekhalifahan Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah. Ketika umat Islam mulai berinteraksi dengan berbagai budaya, filsafat Yunani, serta pemikiran dari agama dan ideologi lain, muncul banyak pertanyaan dan perdebatan mengenai sifat Tuhan, takdir (qada’ dan qadar), kehendak bebas manusia, status Al-Qur’an (apakah makhluk atau tidak), serta keadilan dan kukuasaan Tuhan. Salah satu pemicu munculnya ilmu kalam adalah konflik teologis antara berbagai kelompok seperti Khawarij, dan Murji’ah yang memiliki pandangan berbeda tentang akidah dasar Islam.

Para ulama seperti Imam Abu Hasan Al-Asy’ari dan Imam Al-Maturidi kemudian hadir dengan pendekatan kalam yang lebih moderat dan diterima luas oleh Ahlu As-Sunnah wa Al-Jama’ah. Mereka menggunakan logika untuk menegaskan kebenaran akidah islam dan meluruskan penyimpangan tanpa menolak otoritas wahyu. Maka, ilmu kalam bukan hanya produk sejarah, tetapi juag ilmu yang hidup dan terus relevan. Ia menjadi fondasi teologis yang kokoh bagi umat Islam dalam menghadapi tantangan zaman termasuk ideologi-ideologi modern, sekularisme, atheisme, dan pluralisme agama.

Banyak umat Islam, terutama generasi muda, yang kurang paham tentang dasar-dasar akidah, bahkan di kalangan mahasiswa yang belajar agama sekalipun. Mereka biasanya mempelajar materi agama untuk kebutuhan akademis saja, bukan karena ingin mengerti lebih dalam.

Akibatnya, banyak yang gampang goyah dan bingung ketika dapat pertanyaan keimanan. Misalnya, saat ditanya soal keadilan Allah atau hubungan antara takdir dan pilihan manusia, mereka sering tidak tahu harus jawab apa karena belum pernah diajak berfikir soal itu secara logis dan mendalam. Padahal pertanyaan-pertanyaan seperti ini sering muncul baik di kelas, diskusi, maupun media sosial. Inilah pentingnya ilmu kalam, karena ilmu ini mengajarkan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar tentang akidah dengan pendekatan yang rasional tapi tetap sesuai dengan ajaran islam.

Masalah lainnya, banyak mahasiswa yang merasa topik-topik seperti takdir, sifat Tuhan, dan kehendak bebas manusia itu terlalu berat dan rumit untuk dipahami. Akhirnya, mereka menganggap itu adalah hal yang hanya perlu dipahami oleh ustadz atau orang yang lebih paham agama. Padahal, memahami topik-topik tersebut itu penting supaya kita tidak mudah terpengaruh oleh pemikiran asing yang secara halus masuk lewat film, buku, atau bahkan obrolan sehari-hari.

Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah mengenalkan kembali ilmu kalam dengan pendekatan yang lebih sederhana dan dekat dengan kehidupan mahasiswa. Misalnya, lewat kelas tematik atau diskusi ringan yang membahas isu-isu seperti keadilan Tuhan, takdir, atau hubungan antara akal dan wahyu, tapi dikemas dengan cara yang relevan dan nggak terlalu berat. Dengan begitu, mahasiswa bisa lebih mudah memahami dan merasa bahwa topik-topik itu juga penting buat mereka.

Selain itu, media sosial juga bisa dimanfaatkan untuk menyebarkan pemahaman dasar tentang akidah dan ilmu kalam dengan gaya penyampaian yang santai tapi tetap berbobot. Konten-konten singkat di TikTok, instagram, atau YouTube bisa jadi sarana edukasi yang efektif kalau disampaikan dengan bahasa yang ringan dan mudah dicerna. Bahkan obrolan ringan antar teman pun bisa jadi momen untuk saling menguatkan iman, asal disampaikan dengan cara yang mudah dipahami.

Baca juga: Tantangan Islam di Era Modren

Ilmu kalam memiliki peran yang sangat penting bagi mahasiswa muslim saat ini, terutama dalam memperkuat pemahaman dasar tentang akidah. Di tengan tantangan zaman yang penuh dengan pengaruh pemikiran asing dan kebingungan seputar pertanyaan-pertanyaan fundamental seperti takdir, sifat Tuhan, dan kehendak bebas manusia, ilmu kalam memberikan pendekatan rasional yang relevan dengan ajaran Islam. Melalui pemahaman yang mendalam dan logis, mahasiswa dapat lebih yakin dan tidak mudah terpengaruh oleh ideologi yang bisa merusak iman.

Untuk itu, pengenalan ilmu kalam dengan cara yang lebih sederhana dan dekat dengan kehidupan mahasiswa, seperti melalui kelas tematik, diskusi ringan, atau pemanfaatan media sosial, dapat menjadi solusi yang efektif. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya mempelajar materi agama untuk kebutuhan akademis, tetapi juga untuk membentuk fondasi iman yang kokoh dan relevan dengan tantangan zaman.

Penulis: Ruaedah, Dosen serta Fatia Aulia Majida, Nova Ardiyanti, Nailatus Sa’adiyah, Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *