Peranan Pancasila Pada Masa Pandemi Covid 19

Peranan Pancasila Pada Masa Pandemi Covid 19

Mata Akademisi, Milenianews.com – Sekarang ini, pandemi Covid-19 bukanlah suatu permasalahan asing bagi seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Meski demikian, Covid-19 masih menjadi salah satu ancaman besar bagi bangsa Indonesia.

Mengapa demikian? Faktanya, pandemi Covid-19 yang terjadi, memberikan dampak pada kesejahteraan sosial. Kesejahteraan sosial ini bersifat universal, apabila terjadi suatu permasalahan, maka akan berpotensi merugikan seluruh lingkungan termasuk masyarakat. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban masyarakat untuk bekerja sama, mengembalikan kondisi negara agar mampu berjuang melawan Covid-19.

Baca Juga : Berbahasa Indonesia Kuno?

Pada dasarnya, ikhtiar yang dapat dilakukan untuk melawan Covid-19 sudah terangkum dalam ideologi bangsa kita yakni Pancasila. Kunci dalam menghadapi ancaman tersebut hakikatnya adalah bersatu tanpa memandang perbedaan. Kita tidak bisa berjuang sendiri, dan tidak berhak untuk menyerahkan permasalahan ini sepenuhnya kepada pemerintah.

Maka dari itu, sebagai ideologi bangsa, Pancasila mampu dijadikan sebagai petunjuk dalam mengatasi ancaman tersebut. Pancasila sebagai ideologi bangsa, tidak bisa lepas dengan perilaku masyarakat sehari-hari yang mencerminkan sifat dan jati diri bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, implementasi Pancasila mampu dijadikan ideologi penyelamat dari dampak Covid-19.

Pancasila lahir sebagai filsafat bangsa, dimana nilai-nilai yang terkandung di dalamnya merupakan suatu sistem nilai kesatuan. Nilai-nilai Pancasila bisa dijadikan cerminan dan motivasi dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, bagaimana implementasi nilai-nilai Pancasila dimasa pandemi saat ini?

Pandemi Covid-19 menyadarkan kita akan pentingnya mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Sebagai contoh, mungkin dalam benak pikiran kita terbayang mengapa dengan cepatnya virus Covid-19 ini, mampu menular ke suatu negara?

Bagi sebagian orang yang sudah mengimplementasikan nilai Pancasila percaya bahwa, hal tersebut sudah menjadi garis takdir tuhan, selalu yakin pasti ada jalan keluarnya. Sikap tersebut menunjukkan implementasi sila pertama Pancasila yaitu meyakini adanya Tuhan dan Kekuasaan-Nya.

Opini lain merujuk pada masa perumusan Pancasila, dimana Ir Soekarno berpendapat bahwa, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila digabungkan menjadi satu kesatuan yang dikenal sebagai gotong royong. Nilai tersebut dikenal sebagai salah satu ciri khas bangsa Indonesia.

Selain gotong royong, dibalik pandemi Covid-19 terdapat pembelajaran nilai-nilai lokal Pancasila lainnya, yaitu melatih keseimbangan antara peraturan yang telah ditetapkan pemerintah dan kepatuhan rakyat dalam menjalaninya, serta menghilangkan sikap egosentris demi kepentingan bersama.

Dengan upaya tersebut, tentu akan membentuk suatu ikatan yang kuat, sehingga mampu mempertahankan ketahanan nasional. Ketahanan nasional bersumber dari masyarakat dalam upaya melindungi bangsa dari gangguan, ancaman, hambatan dan tantangan termasuk pandemi Covid-19.

Baca Juga : Perspektif Generasi Muda Terhadap Pancasila Sekarang

Upaya pencegahan Covid-19 tentu tidaklah mudah, membuat pemerintah mau tidak mau mengeluarkan beberapa kebijakan yang belum pernah dikeluarkan sebelumnya. Salah satu kebijakannya dikenal dengan istilah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), dimana adanya pembatasan aktivitas di luar lingkungan rumah. Kebijakan tersebut tentu asing di kalangan masyarakat, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk beradaptasi.

Dampak lain, kurang lebih satu tahun yang lalu, masyarakat muslim merasakan bulan ramadhan dan hari raya Idul Fitri yang berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dengan adanya kebijakan PSBB kegiatan tarawih menjadi terbatas. Lebih lanjut, warga yang merantau terpaksa tidak merasakan mudik lebaran, tidak bisa berkumpul bersama keluarga besar di kampung halaman. Dampak tersebut merupakan salah satu dari beberapa permasalahan akibat pandemi Covid-19. Kondisi tersebut, tentu tidak bisa dibiarkan terlalu jauh sehingga menjadi tradisi baru.

Upaya melawan Covid-19 juga diperlukan keseimbangan dan dukungan yang penuh dari berbagai pihak. Saat ini, banyak sekali kasus-kasus penyimpangan nilai-nilai Pancasila di lingkungan masyarakat. Pertama, fenomena masyarakat di suatu daerah menolak jenazah Covid-19 dimakamkan di daerahnya dan proses pemakamanpun tidak mengikuti syariat agama, hal tersebut tentu tidak mencerminkan sila pertama Pancasila.

Kedua, kurangnya keseimbangan dan ketidakdisiplinan, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Misalnya, banyak masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan, masih dibukanya tempat wisata, maupun pusat perbelanjaan di kota besar, sehingga mengundang kerumunan.

Jika ditinjau, permasalahan tersebut sangat tidak mencerminkan sila ketiga Pancasila, belum sepenuhnya tertanam sikap persatuan dan cinta tanah air. Oleh sebab itu, implementasi nilai-nilai Pancasila sangat penting dalam upaya preventif pencegahan Covid-19. Dengan demikian, apabila keyakinan dan kesadaran dalam diri masyarakat sudah tertanam, mungkin Covid-19 tidak akan bertahan lama, karena adanya rasa persatuan kesatuan, cinta tanah air, tidak ingin melihat negara yang dicintainya terus-menerus dihadapi suatu ancaman.

Pemahaman mendalam mengenai implementasi pancasila dipandang mampu mencegah untuk mengurangi kasus-kasus yang terjadi selama pandemi Covid-19. Setidaknya, konsep cinta tanah air dan gotong royong sudah melekat dalam kehidupan bermasyarakat. Di saat pandemi seperti ini, implementasi sila pertama pancasila dapat dilakukan dengan meyakini bahwa cobaan ini datang atas kehendak-Nya. Kewajiban kita adalah terus berdoa, berusaha supaya musibah ini cepat teratasi dan terus meminta pertolongan dan perlindungan hanya kepada-Nya.

Sila kedua mengajarkan kita untuk berperilaku adil satu sama lain, tanpa memandang suatu perbedaan. Berusaha memberikan yang terbaik terhadap lingkungan di sekitar, sehingga muncul rasa senasib dan seperjuangan.

Selanjutnya, sila ketiga menyadarkan, bahwa kita harus bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan. Dalam konteks ini, berkaitan dengan upaya melawan Covid-19. Kita sebagai warga negara, bersatu mematuhi segala kebijakan yang ada, misalnya tetap menjaga jarak dan mengikuti protokol kesehatan. Ancaman sebesar apapun, akan terasa lebih ringan jika dilakukan bersama-sama.

Lebih lanjut, sila keempat mengajarkan kita untuk terus berpartisipasi terhadap kebijakan pemerintah, selagi dalam konteks kebenaran. Misalnya mendukung kebijakan PSBB, menghilangkan ego demi kepentingan bersama, untuk berdiam diri di rumah saja jika tidak ada kepentingan lain.

Sila terakhir yaitu sila kelima, implementasi yang tidak kalah penting dengan sila yang lain. Misalnya, pemerintah dan rakyat bekerja sama melaksanakan kebijakan terkait upaya mengurangi dampak Covid-19. Menyalurkan hak-hak masyarakat dengan adil, seperti bantuan sosial. Selain itu, tetap bersikap adil satu sama lain baik dari pihak pemerintah, maupun masyarakat sebagai komponen pendukung.

Baca Juga : Perspektif Generasi Muda Terhadap Pancasila Sekarang

Secara keseluruhan, implementasikan Pancasila dalam upaya preventif melawan pandemi Covid-19 sudah terbukti kesuksesannya. Saat ini, negara memasuki era new normal, tidak termasuk zona merah. Kegiatanpun tidak terlalu dibatasi seperti dahulu kala.

Namun, meskipun negara sudah merangkak kembali untuk menuju kebangkitan, kita sebagai warga negara harus tetap mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sebagai motivasi hidup tambahan. Dengan demikian, apabila hidup kita sudah mempunyai tujuan dan motivasi ancaman sebesar apapun pasti mampu terlalui.

 

Penulis : Rahmah Sofiah Mubarokah, Mahasiswa S1 Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Bandung

Sobat Milenia yang punya tulisan opini, boleh kirimkan naskahnya ke email [email protected], untuk dibagikan ke Sobat Milenia lainnya.

Jangan sampai ketinggalan info terkini bagi generasi milenial, segera subscribe channel telegram milenianews di t.me/milenianewscom.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *