Milenianews.com, Bogor—SD Bina Insani Bogor bertabur banyak bintang. Mereka meraih prestasi dalam berbagai bidang, baik akademik maupun nonakademik.
Salah satunya adalah Sandrica Elana Mazea. Siswa kelas 5 SD Bina Insani itu bisa dibilang sosok multitalenta. Ia berhasil meraih berbagai prestasi. Sandrica juara mendongeng, jago menyanyi, dan yang terbaru terpilih sebagai Duta KPAID (Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah) Kota Bogor 2023.
“Mulanya aku menekuni dongeng, sejak kelas 2 SD. Awalnya karena bosan, belajar secara online waktu Covid-19. Kalau menyanyi baru satu tahun terakhir,” kata Sandrica kepada Milenianews.com.
Wakil Kepala Sekolah SD Bina Insani, Bagus Wirandi engatakan Sandrica dari kelas 1 sudah menunjukkan bakatnya dalam bidang mendongeng. Ia sudah sering bergabung dalam kegiatan mendongeng, baik lokal kota Bogor sampai nasional. Dia berada di bawah bimbingan pendongeng skala nasional.

Dalam kegiatan-kegiatan di sekolah juga Sandrica beberapa kali terlibat. Tahun 2022-2023, Sandrina dinobatkan sebagai Duta Perlindungan Anak oleh KPAID Kota Bogor. Sandrica juga sebagai Duta Serbukatif Kota Bogor, yang diketuai Ibu Wakil Walikota Bogor. Karena prestasinya yang menonjol dalam bidang seni dan sosial, Sandrica diliput oleh sebuah stasiun televisi yang khusus bergerak di bidang liputan Pendidikan.
“Mereka meliput keseharian Sandrica di sekolah sebagai apa. Harapan kami, pastinya Sandrica bisa memberikan inspirasi bagi siswa yang lain maupun Masyarakat yang menonton tayangan televisi tersebut,” ujarnya.
Secara umum, banyak siswa berprestasi di SD Bina Insani. Kita ada banyak penyaluran bakat dan minat siswa, agar mampu meraih berbagai prstasi. Salah satunya di bidang ekstra kurikuler (ekskul).
Dalam perlombaan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kota Bogor maupun swasta, siswa-siswa berprestasi, baik akademik maupun non akademik, kita coba fasilitasi, dan kita arahkan.
Salah satunya adalah Sandrica. Ia ikut beberapa lomba yang diadakan oleh Dinas Pendidikan. Ia juara lomba menyanyi tunggal. Kemudian juga juara mendongeng dalam Bahasa Sunda. “Pendek kata, Sandrica multitalenta,” kata Bagus.
Melatih Anak Mendongeng
Ibunda Sandrica, yakni Liza mengatakan, Sandrica mulai menekuni dongeng sejak Covid-19 melanda Indonesia. Awalnya, ia mencoba melihat potensi bakat Sandrica. Ternyata ia berbakat dalam bidang Bahasa.
Jadi saya arahkan ke literasi, yakni mendongeng. “Alhamdulillah, berangkat dari hobi, kita seriusi, tentunya juga dibantu pihak sekolah untuk mengembangkan potensinya. Alhamdulillah sampai hari ini bakat Sandrica berkembang di bidang mendongeng dan menyanyi,” kata Liza.
Liza mempunya cara mengajari Sandrica agar menjadi pendongeng hebat. “Caranya, saya bacakan dongeng dari buku, kemudian dia menceritakan ulang. Untuk belajar melatih tata bahasanya, memperbanyak kosa kata, dan supaya teurs berkembang,” ungkapnya.
Liza mengemukakan, Sandrica sering ikut lomba mendongeng. “Alhamdulillah kelas 2 mau naik ke kelas 3, Sandrica ikut lomba mendongeng di tingkat Jawa Barat, mewakili SD Bina Insani. Alhamdulillah ia berhasil menjadi juara ke-3,” tuturnya.
Ia menambahkan, karena pengalaman pertama lansung menjadi juara, sepertinya Sandrica enjoy, maka terus dikembangkan, baik di tingkat kota maupun nasional. “Caranya? Terus ikuti berbagai lomba. Yang pasti, hal itu mempengaruhi dari segi mental dan skill. Untuk itu, Diasah terus untuk public speaking-nya,” ujarnya.
Ia menambahkan, “Kemudian dari berbagai lomba, alhamdulillah networking semakin luas. Dari networking itulah banyak kesempatan untuk Sandrica bisa berkegiatan. Mengisi acara dan lain sebagainya. Sehingga jam terbangnya semakin tinggi.”
Terkait persiapan ikut lomba, kata Liza, terutama penokohan. Biasanya dongeng itu diambil dari fabel (cerita binatang), namun bahasanya sering terlalu tinggi untuk anak-anak. “Karena itu, kami bekerja sama dengan Sentra Bahasa SD Bina Insani, agar Bahasa yang digunakan oleh Sandrica lebih lebih ringan dan mudah dimengerti anak-anak,” paparnya.
Menurut Liza, orang yang menjadi pendongeng harus banyak baca dan mendengar, serta visual juga.
Liza juga mengungkapkan, untuk mendongeng itu dari awal ia tidak membiasakan Sandrica untuk menghapal. “Sebisa mungkin Sandrica tidak menghapal. Jadi imajinasinya dia bagaimana. “Yang penting kita tuangkan inti-inti ceritanya. Berceritanya kita serahkan kepada dia untuk berimprovisasi,” ujarnya.
Sandrica Elana Mazea adalah adalah tunggal. Sebagai ibu, Liza selalu mendoakan yang terbaik untuk putrinya tersayang.
“Sanrica artinya penuntun. Semoga dia bisa jadi penuntun teman-temannya dan orang-orang sekitar. Elana, artinya Cahaya. Semoa ia menjadi Cahaya yang paling terang, menjadi penerang bagi keluarfga, bisa mengangkat derajat keluarga di dunia dan akhirat. Mazea artinya ilmu atau kecerdasan. Ia ia menjadi sosok yang mau terus dan terus belajar, karena belajar itu tidak ada habisnya,” tuturnya.
Kepala Sekolah SD Bina Insani Eka Rafikah mengatakan pihak sekolah mendukung seluruh kegiatan siswa, baik akademik maupun non akademik. Untuk itu, pihak sekolah secara khusus menunjuk Penanggung Jawab (PJ) Pengembangan Prestasi. “Kami memfasilitasi semua siswa untuk mengembangkan bakat dan minatnya. Dari siswa kelas 1 sampai kelas 6,” kata Eka Rafikah.
Terkait pencapaian prestasi Sandrica, Eka Rafikah berkomentar, “Alhamdulillah anaknya kreatif, di kelas nilai akademiknya bagus, di luar sekolah ia juga sukses berkakir mengembangkan diri mulai dari mendongeng kemudian juga jadi penyanyi , dan kemudian juga menjadi Duta Serbukatif maupun KPAID (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) Kota Bogor. Semua kiprahnya tersebut mengangkat naik baik sekolah. Bahkan banyak adik kelas Sandrica yang juga termotivasi untuk maju seperti Sandrica.”