Tokoh  

Alumni SMA Bina Insani Lulus Cum Laude di Universitas Brawijaya

Afifah Yudining Dwi Andadari, mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya Malang berhasil lulus dengan predikat Cum Laude (IPK 4,00). (Foto: Istimewa)

Milenianews.com, Malang- Afifah Yudining Dwi Andadari berhasil lulus dengan predikat Cum Laude pada wisuda yang digelar oleh Universitas Brawijaya Malang, Januari 2023. Mahasiswa  Fakultas Kedokteran Hewan di Universitas Brawijaya Malang itu berhasil meraih Penghargaan Sebagai Lulusan dengan IPK Tertinggi (4,00).

Afi, panggilan akrabnya, lahir di  Jakarta, 22 November 1999. Ia  anak ke-2 dari dua bersaudara. Putri dari pasangan Dra. Pratami Adityaningsari, M.Kes. dan  Agus Prayudi (alm) itu merupakan lulusan SMA Bosowa  Bina Insani (BBI) Bogor,  tahun 2017.

Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke  Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya  pada tahun 2017. “Saya menyelesaikan studi S1 selama 3,9 tahun dan wisuda S1 pada tahun 2021 untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Hewan (S.K.H). Selanjutnya saya menempuh co-asistensi (coass) untuk mendapatkan gelar Dokter Hewan (drh.) selama 1,5 tahun dari tahun 2021-2023,” kata Afifah, melalui rilis, Ahad (19/2/2023).

Gadis  berjilbab  itu sejak awal memang bercita-cita menjadi dokter hewan.  “Karena saya sudah memelihara kucing dan dekat dengan hewan sedari kecil, maka saya memang selalu ingin menjadi dokter hewan. Ternyata, setelah belajar dan menekuni bidang kedokteran hewan, saya semakin sadar betapa dekatnya hubungan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan, yang mana ini semua tergabung dalam konsep One Health. Motto dari kedokteran hewan yakni Manusya Mriga Satwa Sewaka atau mensejahterakan manusia melalui kesehatan hewan,” ungkapnya.

Kunci Sukses  Belajar

Terkait kunci suksesnya menjadi lulusan terbaik, Afi mengatakan, “Sangat penting untuk menekuni hal yang benar-benar kita suka, agar dalam perjalanannya, semua pembelajaran dilakukan dengan suka rela dan murni karena niat belajar. Jadi, bagi saya kunci paling penting pertama adalah menemukan hal yang benar-benar kita enjoy untuk menekuninya dalam waktu yang lama.”

Kunci kedua, kata dia,  adalah melakukan semua dengan seimbang (balance). Kuliah saja setiap waktu tentu saja juga kurang baik, begitu juga dengan main setiap waktu.

“Selama kuliah saya juga sangat senang berorganisasi, membuat acara kampus, dan berpartisipasi di berbagai kepanitiaan. Bagi saya, pembelajaran yang sebenarnya bukan hanya saat perkuliahan, namun menekuni dan belajar berorganisasi, banyak mengobrol dengan orang-orang yang lebih expert, serta banyak nongkrong yang bermanfaat juga dapat berkontribusi dalam keseimbangan tersebut,” ujarnya.

Menurut dia, skill komunikasi, pola pikir, berargumen dengan baik, bernegosiasi, menyampaikan maksud, serta mendengarkan orang lain adalah kemampuan-kemampuan yang tidak kalah pentingnya dari pembelajaran di dalam kelas.

Menjaga Nama Baik

Afifah sangat Bahagia lulus dengan predikat Cum Laude.  “Perasaan saya pastinya sangat senang dan sangat bersyukur. Senang dan bersyukur karena ternyata saya adalah orang yang dititipi Allah berkah lulus menjadi Cum Laude. Saya juga senang karena bisa membanggakan orangtua dan orang-orang tercinta yang sudah percaya dan menitipkan saya untuk berkuliah di FKH Universitas Brawijaya. Namun perasaan takut dan excited juga saya rasakan karena tentunya dengan titel Cum Laude maka akan banyak tanggung jawab besar dan nama baik FKH Universitas Brawijaya  serta SMA Bina Insani juga yang harus saya bawa dan saya jaga kemanapun saya mengabdi nantinya,” paparnya.

Afifah juga sangat berterima kasih kepada orangtuanya.  “Saya merasa sangat beruntung dan bersyukur, karena diberkahi orangtua yang tidak pernah menuntut melainkan selalu mendukung setiap usaha dan keputusan yang saya coba ambil. Orangtua saya tentunya merasa sangat bangga dan terharu karena kebetulan saya dibesarkan oleh single mom. Saya rasa sudah tidak terhitung pengorbanan dan usaha yang telah diberikan oleh ibu saya selama membesarkan anak-anaknya,” tuturnya.

Disiplin dan Rasa Ingin Tahu

Afifah bersekolah di Sekolah Bosowa Bina  Isani sejak TK sampai SMA (total 14 tahun).  “Saya bersekolah di Bosowa Bina Insani sedari TK hingga SMA. Begitu pula dengan kakak saya yang juga bersekolah di Bosowa Bina Insani sedari SD hingga SMA. Alhamdulillah ibu saya sangat percaya dengan Bosowa Bina Insani serta masih menjalin silaturahim dengan guru-guru  Bosowa Bina Insani hingga sekarang. Ketika saya berkuliah pun, saya terkadang masih suka curhat dengan guru-guru di Bosowa Bina Insani,” ungkap Afifah yang masuk ke FKH Universitas Brawijaya melalui   jalur undangan atau rapot. FKH Universitas Brawijaya merupakan pilihan perytamanya.

Sebagai alumni SMA Bosowa Bina Insani, Afifah sangat bangga bisa  lulus Cum Laude di Universitas Brawijaya.  “Saya merasa sangat bangga dan sangat berterima kasih juga kepada didikan yang pernah diberikan kepada saya selama saya bersekolah di Bina Insani sedari TK hingga SMA. Rasa disiplin dan kebiasaan untuk memiliki rasa ingin tahu adalah dua didikan yang saya dapatkan dari Bosowa Bina Insani. Saya selalu merasa beruntung ketika dulu bersekolah di Bosowa Bina Insani saya selalu didukung untuk berkembang sesuai minat dan bakat saya,” ujarnya.

Menurut Afifah, pendidikan disiplin di Sekolah Bosowa Bina Insani sangat berkesan dan bermanfaat baginya.  “Saya hingga sekarang masih selalu bersyukur bahwa SMA Bina Insani dulu sangat disiplin dalam mendidik siswa-siswanya. Semua dikerjakan pada waktunya masing-masing. Waktunya belajar ya belajar, waktunya shalat ya shalat, waktunya ekskul ya ekskul,” kata Afifah.

Hal ini (Pendidikan disiplin), kata dia, membuat siswa menjadi lebih fokus terhadap apa yang dikerjakannya dan tidak mudah terdistraksi. “Karena dunia perkuliahan adalah dunia yang sangat bebas, maka sangat penting pendidikan SMA mengajarkan untuk siswa bisa mempunyai prinsip yang kuat agar tidak mudah terbawa orang lain. Pelajaran yang diajarkan guru-guru di SMA Bina Insani juga saya merasa sangat bermanfaat selama menjalani perkuliahan,” paparnya.

Contohnya, kata Afifah,  pelajaran Bahasa Indonesia yang diajarkan sewaktu di SMA sangat bermanfaat baginya saat saya menyusun laporan praktikum, laporan rotasi, skripsi, hingga tugas akhir. Karena, dia  sudah dibiasakan untuk menulis secara baik dan sesuai dengan EYD yang diajarkan sewaktu di SMA. “Pelajaran komputer di SMA juga memberikan kontribusi bagi saya mengoperasikan perangkat lunak dasar penunjang perkuliahan,” tuturnya.

Pesan untuk Adik Kelas

Tak lupa Afifah menyampaikan pesannya kepada adik-adik kelasnya di SMA Bosowa Bina Insani.

Pertama, jangan takut punya mimpi. “Bahkan bila mimpi kalian tidak populer atau masih belum lazim di masyarakat. Olah mimpi tersebut menjadi target-target yang lebih realistis maka hal tersebut akan lebih mudah untuk dicapai,” ujarnya.

Kedua, “Bila ada dua pilihan, ambillah pilihan yang paling tidak membuat kalian nyaman. Pilihan seperti itulah yang bisa membantu kalian berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.”

Keriga, Jangan takut untuk jauh dari rumah. “Saya selama 12 tahun bersekolah di sekolah yang sama, di kota yang sama (Bogor). Sementara orang tua tinggal di Jakarta. Perantauan mengajarkan saya banyak sekali hal yang saya tidak pernah bayangkan sebelumnya,” kata dia.

Keempat, jangan mudah terbawa dengan teman. “Bertanggung jawablah terhadap kebahagiaan dan kesuksesan kalian sendiri,” ujarnya.

Kelima, selalu ikhlas dalam belajar. “Saya selalu tanamkan bahwa saya belajar untuk ilmu, untuk pengetahuan, bukan untuk ujian, bukan untuk nilai. Maka ilmu dan pengetahuan yang akan terus menempel dengan kalian dan kalian bawa kemanapun,” kata Afifah.

Komentar Sekolah Bosowa Bina Insani

Prestasi membanggakan yang diraih Afifah disambut gembira pihak Sekolah Bosowa Bina Insani. Seperti disampaikan oleh Head of Division Kesiswaan dan Kerja Sama  Bosowa School, Dedi Supriadi MPd.

“Afi sejak di SMA  termasuk siswi yang ulet dan kreatif. Keuletan inilah yang menjadi modal bagi nya untuk terus berkembang dalam penguasaan ilmu yg diterimanya di sekolah, dan berlanjut di jenjang pendidikan tinggi,” kata Dedi yang menjabat kepala sekolah saat Afifah bersekolah di SMA Bosowa Bina Insani.

Dedi menambahkan, pengalaman Afifah  di OSIS sewaktu di SMA, menjadikan dirinya  lebih  kreatif dalam belajar maupun beraktivitas. “Di sisi lain, peran orang tua di rumah, dalam hal ini ibunya tampak berperan dalam membentuk pribadi unggul pada diri Afi. Sinergi yg sudah dibangun antara sekolah dan rumah tampaknya menjadi kunci sukses Afi,” ujarnya.

Dedi mengemukakan, “Kami turut bahagia dan bangga atas prestasi yang diraih Afi selaku alumni  SMA Bosowa Bina Insani Bogor. Semoga menjadi inspirasi adik-adiknya untuk tetap berprestasi di mana saja berada.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *