SIM Swap, Modus Baru Kejahatan Siber dengan Rekayasa Sosial, Pengguna Kartu SIM Wajib lakukan ini

Kejahatan Siber SIM Swap Attacking

Milenianews.com, Jakarta – Modus penipuan SIM swap dalam dunia siber semakin marak terjadi. Perusahaan anti virus dunia, Kaspersky memberikan saran untuk menangkis kejahatan dengan modus tersebut.

Pengguna kartu sim, disarankan untuk memisahkan kartu sim untuk berkomunikasi dan untuk penggunaan sosial media.

“Bagi pengguna kartu sim disarankan untuk memisahkan nomor telepon yang terpisah, untuk akun penting anda, seperti akun keuangan atau media sosial,” kata General Manager of SEA Kaspersky, Yeo Siang Tiong, dikutip CNN Indonesia, Selasa (17/09).

Baca Juga : Mantan Karyawan NSA Memohon Bersalah Atas Pencurian Data Rahasia Selama 20 Tahun

Definisi SIM Swap

Selain bagi penguna, ancaman SIM swap juga menjadi ancaman bagi korporasi. Perusahaan telekomunikasi dan keuangan disarankan meningkatkan pertahanan terhadap ancaman kasus SIM swap.

Menurut Tiong, fitur dalam melakukan verifikasi harus lebih di lengkapi. Misalnya seperti verifikasi tanpa batas bagi pengguna, deteksi proaktif terhadap pengambilan akun, biometrik perilaku dan intelijen penipuan.

Serangan SIM swap merupakan rekayasa sosial untuk mengelabui korbannya. Serangan tersebut mengeksploitasi operator seluler dengan mengganti nomer dari satu kartu SIM ke kartu SIM lainnya.

Kejahatan SIM swap biasa dilakukan dari ponsel korban yang hilang atau dicuri. Sehingga pengguna bisa tetap menggunakan nomor lama ke kartu SIM baru.

“Aksi dilakukan dengan cara mengelabui pikiran manusia, dan ini jelas menunjukkan bahwa kita masih belum memiliki kesadaran yang baik untuk mendeteksi dan mencegah aksi penipuan dengan metode tersebut hingga saat ini,” paparnya.

Cara Mengelabui Korban dengan SIM Swap

Sementara, SIM swap dilakukan dengan mengumpulkan rincian informasi si korban. Pengumpulan tersebut dilakukan peretas dengan berbagai macam cara.

Bisa menggunakan email phising, membeli informasi, rekayasa sosial maupun memanfaatkan informasi dari kebocoran data.

Setelah semua informasi terkumpul, penipu kemudian menghubungi operator seluler si korban. Dengan teknik rekayasa sosial sampai berhasil meyakinkan operator seluler memindahkan nomor korban ke kartu SIM baru untuk penipu.

Rekayasa sosial yang dilakukan penipu bisa dengan menyamar sebagai korban yang kehilangan telepon mereka. Mereka kemudian meminta nomor untuk diaktifkan pada kartu SIM baru.

Baca Juga : Apple Luncurkan iPhone 11, Harga iPhone XS Anjlok

Selanjutnya, korban akan dicabut semua akses jaringannya lalu si penipu mendapat semua informasi sms dan panggilan yang ditujukan untuk korban.

Semua layanan yang dikirim lewat pesan singkat atau otentikasi panggilan sudah bisa dipakai si penipu. (Ikok)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *