Milenianewscom, Jakarta – Pada tahun 2010 lalu, Google meluncurkan program Vulnerability Reward Program (VPR), guna memberi kesempatan bagi para komunitas keamanan untuk mengidentifikasi dan melaporkan temuan bug pada produk Google.

Program ini untuk mendorong para peneliti untuk melaporkan permasalahan pada aplikasi tersebut sebelum dieksploitasi hacker.

Tahun lalu, Google telah menggelontorkan dana sebesar USD1,7 juta atau sekitar IDR23,8 miliar sebagai hadiah bagi mereka yang berhasil menemukan bug di android dan Chrome.

Google Telah Mengeluarkan USD 15 Juta Untuk Para Bug Bounty

Hadiah tersebut diberikan Google sebagai bentuk penghargaan. Kisaran hadiah tersebut mulai dari USD 100 atau IDR 1,4 juta sampai USD 200.000 atau setara IDR 2,8 miliar. Tergantung dari level risiko yang ditemukan.

Sepanjang tahun 2018 Google menggelontorkan dana USD 3,4 juta atau IDR 47,6 miliar. Sebesar IDR 23,8 miliar diberikan untuk penemu bug di Android dan Chrome.

Dikutip dari Uzone.id yang diberitakan telset.id, Google mengklaim telah mengeluarkan USD 15 juta atau IDR 210 miliar sejak diselenggarakan 2010 silam.

Penemu Bug Terbanyak Gunakan Uangnya Untuk Buka Restoran

Ezequiel Pereira, peneliti berusia 19 tahun dari Uruguay menjadi salah satu peneliti penerima hadiah dari program Google. Ia berhasil menemukan bug Remote Code Execution, yang memungkinkan memperoleh akses jarak jauh ke konsol Google Cloud Platform.

Sementara, Tomasz Bojarski dari Polandia menemukan bug terkait dengan Cross-Site Scriptig. Bug ini memungkinkan Hacker mengubah tampilan situs juga bisa mencuri data peibadi dan melakukan tindakan atas nama orang lain.

Tomasz merupakan penemu bug terbanyak Google tahun lalu. Ia menghabiskan uang hadiahnya untuk membuka restoran.