Oleh Hadi Suroso
Senyum manismu di lengkung bibir ranum kemerahan itu adalah tetesan embun yang jatuh membasahi pelataran hatiku. Meluruhkan debu-debu lapuk yang menyesakkan sisa dari muramnya perhelatan rasa di musim lalu.
Senyum merekah itu memancar dari beningnya hati untuk memberi sinyal, bahwa segala yang bertumpu pada cinta akan selalu memberi nyawa. Memberi gairah, memberi semangat , memberi harapan… akan indah yang mesti diperjuangkan dengan mahar sepenuh pengorbanan.
Adalah senyum manismu, temaram purnama yang menyulut rindu akan ketulusan cinta tanpa berbagai batasan tapi, yang malah kerap menodai kemurniannya sebagai pekerti tertinggi agungnya rasa. Senyummu itu pemantik nyala suluh yang menyibak gelapnya malam, menjadikan lagi terang lentera semangat yang mulai redup oleh berbagai terpaan prahara hati.
Senyum manismu adalah mantra yang magisnya memberi nyawa bagi hidupnya lagi hati yang telah mati terbenam oleh tumpukan duka.
Dan di awal musim ini, biarlah senyummu itu mengiringi, sekaligus menjadi peneguh yang mengokohkan tumpuanku, agar selalu kuat dalam menghalau setiap amukan badai yang datang, yang coba meruntuhkan hati di sepanjang perjalanan kasih kita. Menjaga hati kita untuk terus utuh diselimuti penuh cinta.
Bogor, 03112023
Hd’s
Hadi Suroso. Biasa dipanggil Mr/Mas Bob. Aktivitas keseharian, mengajar Math Cambridge di sekolah Bosowa Bina Insani Bogor, guru Bimbel dan juga guru privat SD sampai SMA untuk persiapan masuk PTN. Mulai menyukai menulis sejak satu tahun terakhir, khususnya Puisi dan Refleksi kehidupan sebagai percikan hikmah. Menulis bisa kapan saja, biasanya saat muncul gagasan dan keinginan untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan bagian dari mengasah jiwa dan menggali hikmah.