Mengenal Jakarta Recycle Center (JRC), Pengelolaan Sampah dengan Mengedepankan Partisipasi Warga

Pihak Jakarta  Recycle Center (JRC) menyampaikan presentasi terkait pengelolaan sampah di hadapan para siswa kelas VI SD Bina Insani Bogor, Kamis (20/2/2025). (Foto: Dok SBBI)

Milenianews.com, Jakarta—Siswa kelas VI SD  Bina Insani, Bogor, melaksanakan field trip (kunjungan belajar) ke  Jakarta Recycle Center (JRC), Jakarta, Kamis (20/2/2025). Mereka didampingi oleh kepala sekolah dan para guru kelas VI SD Bina Insani.

Selama kunjungan tersebut mereka diajak melihat dan belajar mengenai proses pengolahan sampah. Sebelumnya, mereka juga mendapatkan penjelasan terkait pemilihan dan pemilahan sampah.

Setelah itu, pihak JRC melakukan presentasi sekitar 45 menit terkait latar belakang pendirian JRC dan tugasnya. Presentasi tersebut disampaikan oleh Irvan, Pengawas JRC UPST Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI.

Di awal presentasinya, Irvan menjelaskan latar belakang kehadiran JRC sebagai berikut:

  • Rata-rata 7.500 ton sampah Jakarta dibuang ke TPST Bantargebang, Bekasi, tiap hari.
  • Kondisi TPA Bantar Gebang hampir melewati daya tampung.
  • Timbunan sampah di Bantargebang 40 meter, setara gedung 16 lantai.

“Jakarta Recycle Centre (JRC) adalah kegiatan pengurangan sampah di sumber sebagai contoh implementasi dari Pergub 77/2020,” kata Irvan seperti dikutip dalam rilis yang diterima Milenianews.com.

Ia menjelaskan, JRC merupakan perubahan pengelolaan sampah dengan mengedepankan partisipasi warga dalam bentuk pemilahan sampah serta komitmen pengangkutan sampah secara terpilah.

Partisipasi warga dilakukan secara komunitas (RT/RW/Pengurus warga) sehingga memiliki satu pola yang sama dalam satu area.  “Berbeda dengan bank sampah, partisipasi warga dalam melakukan pemilahan bersifat wajib. Selain itu, seluruh jenis sampah akan diolah ke JRC,” ujarnya.

Baca Juga : Bijak Memilah dan Memilih Sampah, Siswa SD Bina Insani Kunjungi Jakarta Recycle Center (JRC)

Program JRC merupakan kolaborasi antara Dinas Lingkungan Hidup (DLH)  Provinsi DKI Jakarta, UPST, Satpel LH Kecamatan Pesanggrahan, Sudin LH Kota Adm. Jakarta Selatan dan Walikota Jakarta Selatan. “Operasional JRC mengadaptasi pola pengelolaan sampah dari Kota Osaki Jepang,” ungkapnya.

Irvan menyebutkan, tujuan GRC adalah mengurangi sampah yang dibuang ke TPST Bantargebang. Hal itu mencakup:

  • Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemilahan sampah
  • Membentuk budaya baru wajib pilah sampah
  • Meningkatkan hubungan pemerintah dan masyarakat
  • Peningkatan tingkat daur ulang
  • Menimbulkan siklus ekonomi sirkular
  • Mandiri dalam pengelolaan sampah
  • Meningkatkan partisipasi pihak swasta dan industri daur ulang

Ia menyebutkan, ada 8 kategori sampah, yakni:

  • sisa makanan
  • daun, rumput dan ranting
  • pet botol dan cup
  • aneka plastik
  • aneka kertas
  • logam, kaleng dan kaca
  • residu
  • sampah B3

“Jadwal pengangkutan dari Senin-Ahad. tiap hari ada jadwal pengangkutan sampah  sesuai dengan kategori,” tuturnya.

Proses pengolahan sampah organik di JRC sebagai berikut:

  • Sampah organik sisa makanan yang sudah dipilah oleh warga dikumpulkan dan dilakukan pencacahan untuk dijadikan pakan maggot.
  • Maggot dewasa dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak unggas dan ikan.
  • Saat ini JRC mengolah sampah organik sisa makanan sebanyak ±300 kg/hari dengan kapasitas maksimal 1.000 kg/hari.

“Pengolahan sampah organik di JRC dilakukan dengan 2 (dua) metode, yaitu pengkomposan  dan biokonversi larva BSF  (maggot),” kata Irvan.

Maggot dapat menghabiskan sampah organik dengan cepat dan reduksi sampah besar.

Maggot merupakan larva serangga Black Soldier (Hermetia illusence) yang dapat mengkonversi material organik menjadi biomassanya.

“Lalat ini berbeda dengan  jenis lalat biasa, karena larva yang dihasilkan bukan larva yang menjadi medium penyakit,”  ujarnya.

Maggot dapat menghabiskan sampah organik dengan cepat dan reduksi sampah besar, dalam beberapa praktik biokonversi BSF/Maggot di Jakarta. Setiap  1 kg maggot BSF dapat menghabiskan 2 s.d 5 kilogram sampah organik sisa makanan per hari.

Adapun pengolahan sampah anorganik sebagai berikut:

  • Sampah anorganik yang sudah dipilah oleh warga dilakukan pemilahan lanjutan di JRC sesuai dengan jenisnya.
  • Selanjutnya material yang dapat didaur ulang dilakukan pengiriman ke mitra IPR atau Lapak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *