Milenianews.com, Sidoarjo– Tangannya perlahan meraba lembaran Al-Qur’an Braille, jemari Syaiful (42) berhenti di surat Al-Fatihah. “Bismillahirrahmanirrahim…” ucapnya lirih, air mata menggenang. Untuk pertama kalinya setelah 20 tahun kehilangan penglihatan, ia bisa “membaca” Kitab Suci secara mandiri.
Momen mengharukan ini terjadi dalam kegiatan Kajian dan Halal Bihalal yang digelar Komunitas Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) Sidoarjo, Selasa (22/4/2025).
Baitul Maal Hidayatullah (BMH) hadir dengan membawa mukjizat kecil: puluhan Al-Qur’an Braille untuk para tunanetra. “Terima kasih, BMH dan para donatur. Ini bukan sekadar Al-Qur’an, tapi kemerdekaan bagi kami,” ujar Syaiful, suaranya bergetar.
Baca Juga : Laznas BMH Sukses Salurkan Qurban ke Wilayah Terpencil, Bukti Nyata Kepedulian untuk Negeri
Imam Muslim, kepala Divisi Program BMH Jawa Timur, menjelaskan bahwa setiap mushaf Braille membutuhkan 300 lembar kertas khusus – setara dengan 10 Al-Qur’an biasa. “Tapi tak ada yang terlalu berharga untuk memastikan saudara kita bisa mengakses firman Allah,” tegasnya.
Kegiatan yang berlangsung di kantor ITMI Jl. Raya Buncitan ini bukan sekadar acara silaturahmi pasca Lebaran. Lebih dari itu, menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan fisik tak pernah bisa menghentikan cahaya Ilahi.
“Kami percaya setiap muslim berhak mempelajari Al-Qur’an, apapun kondisinya. Mushaf Braille ini adalah mata bagi mereka yang tak bisa melihat,” tambah Imam.
Di sudut ruangan, beberapa tunanetra lain terlihat asyik “membaca” mushaf baru mereka. Senyum-senyum bahagia itu menjawab tuntas: kebaikan sejati adalah yang bisa dirasakan oleh mereka yang paling membutuhkan.
