Milenianews.com, Deli Serdang– Shalat Jumat sebagai ibadah wajib bagi setiap muslim, bagi sebagian ummat Islam di pelosok, masih menjadi aktiVitas mewah yang tidak dapat dilaksanakan secara rutin. Faktor ketiadaan khatib, menjadi kendala yang belum didapatkan solusinya. Dan hampir terjadi di mayoritas masjid di pedalaman.
Kondisi itu terjadi tidak hanya di daerah yang jauh dan jumlah muslimnya minoritas, semisal Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, atau Karo. Bahkan masjid yang berjarak tempuh 1 hingga 1,5 jam dari Kota Medan pun, masih banyak yang tidak melaksanakan Jumatan.
Berdasarkan fakta itu, BMH melalui program Dai Tangguh, bekerja sama dengan DPD Hidayatullah Deli Serdang mencoba berkontribusi dengan menginisiasi Program Sebar Khatib Desa.
“Harapannya, ibadah shalat Jumat dapat terlaksana, sehingga syiar agama Islam terus berkibar” Ujar Osman Ali, Kadiv Program dan pemberdayaan BMH Sumut, Jumat (1/12/2023).
Masjid yang menjadi fokus pembinaan tersebar di beberapa desa yakni di Dusun I dan II Laugambir, Desa Negara Beringin dan Desa Talun Kenas, Kecamatan STM Hilir, Desa Sampali, Percut Seituan, Kabupaten Deli Serdang.
Seluruh masjid tersebut berada di daerah minoritas muslim. Sedikit sekali jamaahnya.
“Pernah suatu ketika, masjid ini gagal shalat Jumat karena nggak ada khatibnya. Jamaahnya jadi kecewa. Tapi mau gimana lagi, tidak ada yang bisa,” ungkap Bapak Sadilan, nadzir Masjid Nurul Hidayah, Dusun 2, Desa Negara Beringin, STM Hilir, Deli Serdang.
“Alhamdulillah, kini berkat hadirnya dai Hidayatullah, tidak pernah ada lagi Jumat yang gagal karena tidak ada khatibnya,“ imbuhnya dalam rilis yang diterima Milenianews.com.
Salah satu dai yang rutin membina beberapa desa tersebut yaitu Ustadz Syamsul Hadis, dai Hidayatullah.
“Sekitar 20 tahun terlibat aktif dalam membina masyarakat muslim di lima desa. Alhamdulillah, pelan-pelan mulai tercerahkan,” Ujar ustadz Syamsul usai menjadi khatib di Masjid Nurul Hidayah.
Kepada BMH ia mengisahkan suka duka dalam aktivitas dakwah di daerah minoritas. Salah satu kendalanya adalah persoalan sarana dakwah berupa kendaraan dan juga SDM
“Banyak titik binaan yang perlu didatangi, perlu dukungan armada dakwah yang memadai serta SDM yang cukup. Alhamdulillah, kami juga mengajak beberapa rekan bergabung dengan ikhlas mengabdi dan tanpa ujroh,” terang Ustadz Syamsul.
Baca Juga : Laznas BMH Bangun MCK dan Sanitasi Pesantren Rahmatul Ulum di Pulau Sabuntan
Tidak lupa ia berterima kasih kepada BMH atas dukungannya selama ini terhadap hadirnya dakwah di daerah-daerah khususnya daerah minoritas. “Terima kasih kepada BMH semoga menjadi pahala yang senantiasa mengalir” imbuhnya.
Osman Ali mengemukakan, direncanakan program ini akan berlanjut dalam upaya menghidupkan Jumat di pelosok. Dakwah semakin menggelora. “Tidak ada lagi masjid yang tidak shalat Jumat karena tidak ada dainya,” ujarnya.