News  

Terungkap! 90% Bisnis Indonesia Positif Lewati Rata-rata Asia dan Jepang

Data Berkelanjutan di Indonesia
Data Berkelanjutan di Indonesia. (Dok: SAP)

Milenianews.com, Jakarta – Studi terbaru dari SAP (NYSE : SAP) menemukan bahwa rata-rata bisnis di Indonesia melihat hubungan positif keberlanjutan dan profitabilitas. Nilai tersebut berada di atas rata-rata Asia Pasifik dan Jepang pada Selasa (5/12).

Studi tersebut menjabarkan bahwa 90% bisnis di Indonesia melihat adanya hubungan moderat hingga kuat antara keberlanjutan dan profitabilitas, sementara 91% mencatat adanya hubungan antara keberlanjutan dan daya saing.

Baca juga: IDSurvey Mengajar Jadi Pembuka Rangkaian Kegiatan HUT Ke-1 Tahun Holding BUMN Jasa Survei

Angka tersebut lebih tinggi dari Asia Pasifik serta jepang di mana memiliki nilai 71% daya saing dan 68% untuk profitabilitas. Tentunya hal tersebut berdampak pada hasil bisnis guna mendorong investasi.

Di Indonesia, 66% perusahaan berniat meningkatkan investasi di bidang berkelanjutan dalam 3 tahun ke depan yang mengindikasikan adanya hubungan antara berkelanjutan dan prioritas bisnis.

Studi yang melibatkan 250 orang di Indonesia tersebut menghasilkan 92% responden yang melihat adanya peningkatan moderat. Hal tersebut kuat dalam efisiensi proses bisnis dari kegiatan berkelanjutan.

“Keberlanjutan tidak dapat lagi dianggap terpisah dari kinerja keuangan bisnis yang lebih luas karena semakin jelas bahwa organisasi yang lebih berkelanjutan adalah organisasi yang lebih sukses,” kata Gina McNamara, Ragional Chief Financial Officer, SAP Asia Pasifik dan Jepang melalui Press Release yang diberikan, Selasa (5/12).

Dampak lingkungan masih jadi tantangan

Disebutkan bahwa saat ini terdapat 2% bisnis di Indonesia yang menyatakan keberlanjutan menjadi hal yang penting bagi hasil bisnis. Sementara 36% menyatakan bahwa hal tersebut penting dalam lima tahun kedepan.

Oleh sebab itu saat ini merupakan waktu untuk menggabungkan pengambilan keputusan keuangan dan lingkungan dalam setiap proses bisnis.

“Sekarang adalah waktunya untuk menggabungkan pengambilan keputusan keuangan dan lingkungan dalam setiap proses bisnis, jadi kami memperlakukan data karbon sama seperti kami memperlakukan data keuangan,” pungkas Gita.

Baca juga: Cara Mengolah Daging Sapi dengan Benar, Agar Tidak Keras

Namun, tentu masih terdapat beberapa tantangan, seperti kurangnya strategi dampak lingkungan. Di mana terdapat 42% perusahaan di Indonesia menganggap hal tersebut sebagai tantangan.

Survey tersebut mengumpulkan data dari 4750 responden di 21 negara dan 29 industri termasuk 250 responden dari Indonesia yang mulai dari bulan Februari hingga Maret 2023 melalui survei online.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *