News  

Tahun Baru, Semangat Baru

Milenianews.com, Mata Akademisi– Marilah tahun baru ini kita jadikan  momentum khusus untuk meningkatkan kualitas beribadah dan beramal saleh.

Perlu disadari dan dihayati, bahwa dengan pergantian  tahun baru ini, berarti umur kita semakin berkurang dan kesempatan beribadah semakin berkurang. Idealnya kita semakin mendekat pada Allah Subhanahu wata’ala dengan terus istiqamah taat kepadaNya.

Sejatinya setiap pribadi muslim tidak pernah berhenti untuk bermuhasabah melakukan perenungan,  introspeksi diri sendiri atau evaluasi terhadap ibadah yang telah dipersembahkan kepada Allah subhanahu wata’ala dalam rangka menumbuhkan dan menyegarkan kembali suasana batin dan spirit keagamaan kita. Sebagai bekal menghadapi kehidupan yang kekal di akhirat.

Allah Subhanahu wata’aalaa berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)

Kenapa ibadah yang harus kita muhasabahi (evaluasi) ? Karena pada dasarnya semua aktivitas yang kita lakukan selama hidup  dalam rangka beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala. “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Apa yang Harus kita evaluasi dari ibadah kita ? Di antara yang perlu kita evaluasi adalah :

1.Apakah ibadah yang selama ini sudah kita kerjakan sudah benar sesuai syariat yang dituntunkan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam ?

“(Allah Subhanahu wata’ala) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”(QS. Al-Mulk: 2)

Menurut Imam Ibnu Katsir rahimahullah dan para mufassir lainnya yang dimaksud amal yang terbaik bukanlah amal yang terbanyak tapi amal yang palin benar sesuai syari’at.

2. Apakah ibadah yang selama ini kita persembahkan kepada Allah subhanahu wata’ala sudah teraplikasi dalam kehidupan sosial kita.

Semua ibadah individual bermuara pada kesalehan sosial.

Shalat diawali dengan takbir yang merupakan hablumminallah (hubungan dengan Allah Subhanahu wata’aalaa) diakhiri dengan salam hablumminannas (hubungan antarmanusia)

Puasa yang merupakan ibadah individual  akan membentuk pribadi-pribadi yang memiliki kepedulian sosial, semangat berbagi, dan semangat memberi, bukan semangat menerima.

Nabi SAW menyebut, bulan puasa sebagai Syahr al-Muwasah atau bulan kepedulian sosial. Rasulullah SAW sendiri merupakan pribadi yang paling banyak berderma dan dalam bulan Ramadhan beliau lebih kencang lagi berderma, melebihi angin barat. (HR Hakim dari Aisyah).

Pasca haji seorang muslim dituntut untuk berubah menjadi lebih baik dan menjadi agen perubahan di lingkungannya. Kecintaan kepada Islam, ketaatan beribadah, kualitas kerja, mencari rezeki yang halal, kejujuran, kerendahan hati, kepekaan sosial, kedermawanan serta perilaku utama lainnya harus tercermin dalam karakter seorang yang sudah menunaikan haji.

3.Mengevaluasi serta menyadari sudah berapa banyak dosa-dosa-dosa yang telah kita perbuat.Maka dari itu segerlah dan berlomba-lombalah istighfar, istighfar lagi dan istighfar terus agar bahagia dunia akhirat!

Simaklah kalam Allah swt berikut ini:

????????????? ?????? ??????????  ????  ??????????  ?????????  ?????????  ???????????  ???????????  ?????????  ??????????????

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,” (QS.Ali Imron: 133)

????????? ?????? ?????????? ???? ????????? ????????? ????????? ???????? ?????????? ??????????? ????????? ?????????? ??????? ????????? ?????????? ???????? ?????? ??????? ????????? ???? ??????? ?????????? ??? ????????? ??????????

“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS.Alhadid  : 21)

Wallahu a’lam bisshowab.

Penulis: Ustadz Hasan Yazid Al-Palimbangy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *