News  

Digitalisasi Jadi Target Kemenkes Perbaiki Layanan Kesehatan

Milenianews.com, JakartaChief Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Setiaji mengatakan bahwa digitalisasi jadi target utama untuk memperbaiki layanan kesehatan di Indonesia.

“Dengan digitalisasi kami bisa tahu berapa lama waktu pasien dari mulai mendaftar hingga mendapat obat. Ternyata rata-rata 3 atau 4 jam dan dengan sistem kami bisa memperbaiki layanan,” kata Setiaji, saat konferensi pers, Rabu (13/12) kemarin di Jakarta Selatan.

Lalu, rekaman media digital yang dikembangkan melalui aplikasi “Satu Sehat” dapat menjamin keamanan data pasien, dibandingkan hanya dengan menggunakan kertas.

“Dengan kertas kami tidak bisa menjamin keamanan datanya, termasuk pada saat dibawa oleh petugas. Melalui sistem justru kami bisa mendeteksi ini siapa yang buka, kemudian siapa saja yang boleh buka,” tambahnya.

Baca juga: Seminar Pemuda Digital Universitas BSI: Menggali Potensi Artificial Intelligence (AI) Dalam  Bidang Pendidikan

Kemenkes menargetkan dapat mengintegrasikan data dari 60 ribu fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia. Integrasi dari aplikasi juga dilakukan agar sistem lebih terpusat.

“Melalui adanya integrasi kami akan dapatkan data yang real time (aktual). Bagaimana 400 aplikasi kami tenggelamkan, lalu kami sederhanakan, sehingga dari 400 kini jadi tinggal 9 aplikasi,” ujar Setiaji.

Proses digitalisasi Kemenkes

Saat ini “Satu Sehat” yang sebelumnya bernama “PeduliLindungi” akan mempersingkat kerja tenaga medis dalam input data. Penyederhanaan sistem juga dilakukan dalam penyeragaman bahasa dan standar data.

Pengembangan digitalisasi juga tengah dilakukan melalui penggunaan artificial intelligence (AI) lanjut Setiaji, terutama untuk para orang tua di Jakarta sebagai percontohan.

Untuk itu, Kemenkes menjamin pemrosesan data pribadi masyarakat bahwa data yang terkirim dari mereka ke perangkat masyarakat sudah dienkripsi. Kemenkes, kata Setiaji, juga membagi data yang terbagi dalam data pribadi dan data yang tidak pribadi.

Baca juga: Lewat Seminar Smart Society 5.0, Lintas Tenkologi Dukung Transformasi Digital

“Begitu dikirim data dari kami ke handphone masyarakat, lalu mulai dienkripsi. Jadi data ini walaupun ada perlindungan data pribadinya bisa dimanfaatkan oleh peneliti, tetapi, sudah dihilangkan nama identitas pribadinya sehingga kami masih bisa tetap memproses data tersebut,” pungkasnya.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *