Milenianews.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI hingga kini mencatat penyakit gagal ginjal akut misterius pada anak di Indonesia sudah mencapai 152 kasus. Termasuk 11 pasien meninggal di Bali. Gejala awal penyakit misterius tersebut yang wajib untuk kita waspadai adalah penurunan jumlah urine. Ini merupakan gejala paling khas.
Plt. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes dr Yanti Herman, menjelaskan, kebanyakan pasien gangguan ginjal akut misterius yang menjalani perawatan rumah sakit berusia di bawah lima tahun. Mereka mengalami gejala paling khas berupa berkurangnya pembuangan urine, bahkan tidak keluar sama sekali.
“(Gejala) paling khas adalah penurunan jumlah air kencingnya atau buang air kecilnya yang kita kenal dengan oliguria atau sama sekali tidak ada urinenya atau yang kita kenal dengan anuria,” ungkapnya dalam konferensi pers virtual, mengutip dari detikHealth(18/10).
Baca juga : Kenali Penyakit yang Sering Dibawa oleh Air Banjir
Tidak Semua Pasien Gagal Ginjal Misterius Mengalami Demam
Sedangkan perihal gejala demam, dr Yanti mengungkapkan, tidak semua pasien gangguan ginjal akut misterius mengalaminya. Begitu juga perihal ada atau tidak riwayat gagal ginjal. Karena ada pasien gangguan ginjal akut misterius yang tidak pernah mengalami gagal ginjal sebelumnya.
“Dengan atau tanpa demam, ataupun ada demam atau gejala infeksi lain pada 14 hari terakhir. Jadi demam ini memang bukan gejala yang khas, bisa disertai atau tanpa disertai demam atau gejala infeksi yang lain,” beber dr Yanti.
Baca juga : Kenali Penyakit yang Sering Dibawa oleh Air Banjir
Dengan begitu, dr Yanti mengingatkan masyarakat untuk memantau jumlah dan warna urine anak di rumah. Jika terpantau terjadi penurunan bahkan berhenti sama sekali, segera lakukan pemeriksaan.
“Yang paling penting adalah memantau warna dan jumlah urine di rumah. Jika urine berkurang yaitu jumlahnya kurang dari 0,5 ml per kg berat badan per jam dalam 6-12 jam atau bahkan tidak ada urine sama sekali anuria selama 6-8 jam saat siang hari maka pasien segera di rujuk di RS,” ujarnya.
Jadi, jika sobat milenia mengalami gejala ini, tidak harus mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama dulu. Sobat bisa langsung meminta rujukan ke RS. (Reporter 5)