Apa Itu Mokondo? Istilah Gaul yang Lagi Viral di Media Sosial

Apa Itu Mokondo? Istilah Gaul yang Lagi Viral di Media Sosial

Milenianews.com – Media sosial kembali diramaikan dengan istilah baru yang mencuat dalam perbincangan warganet, yakni “mokondo”. Istilah ini mendadak viral di TikTok, Instagram, hingga Twitter/X karena digunakan untuk menyindir perilaku laki-laki yang dianggap tidak memberikan kontribusi apa pun dalam hubungan selain kehadiran fisik.

Baca juga: Asal Usul Istilah “Bule” untuk Menyebut Orang Asing Berkulit Putih

Secara harfiah, mokondo adalah singkatan dari “modal kntl doang”. Meskipun kasar, istilah ini mencerminkan kekesalan perempuan terhadap pasangan yang hanya mengandalkan daya tarik fisik tanpa usaha, perhatian, atau dukungan lain dalam hubungan. Mokondo bukan sekadar sebutan, tapi bentuk perlawanan terhadap relasi yang tidak sehat.

Fenomena ini menunjukkan bahwa sebagian orang mulai lebih berani menyuarakan harapan akan pasangan yang setara. Hubungan tak cukup hanya dengan rasa suka atau ketertarikan fisik. Diperlukan kehadiran emosional, komunikasi yang sehat, dan upaya nyata untuk saling mendukung. Istilah mokondo muncul sebagai alarm: jangan sampai kita terjebak dalam relasi satu arah.

Kritik ini diperkuat oleh narasi-narasi yang banyak diunggah oleh para content creator perempuan, yang menceritakan pengalaman tidak menyenangkan dengan pasangan yang hanya ingin “diterima” tanpa memberikan upaya. Dari cerita-cerita ini, kita belajar bahwa cinta butuh lebih dari sekadar kehadiran fisik. Butuh komitmen, kepedulian, dan rasa tanggung jawab.

Narasi mokondo menjadi media ekspresi atas kelelahan emosional

Dikutip dari Sediksi.com, istilah mokondo mulai banyak digunakan sejak awal 2024 dan merepresentasikan kebosanan perempuan terhadap relasi yang timpang. Artikel tersebut menyoroti bagaimana banyak perempuan kecewa karena pasangannya tidak menawarkan apa-apa selain seksualitas, tanpa kejelasan, tujuan, apalagi masa depan.

Penggunaan istilah mokondo memang terkesan kasar, namun bagi sebagian besar perempuan, itu adalah bentuk ekspresi atas kelelahan emosional yang dirasakan. Mereka mulai tidak segan-segan menyebutkan tipe pasangan yang tidak membawa kebaikan dalam hidup mereka. Bagi sebagian, menyebut seseorang mokondo bukan sekadar ejekan, tapi semacam validasi untuk menjaga harga diri.

Baca juga: Kenapa Indonesia Disebut sebagai “Negara Konoha”?

Pada akhirnya, tren ini bukan hanya soal bahasa gaul. Mokondo menjadi cermin dari bagaimana generasi muda memandang relasi dan batas-batas toleransi dalam hubungan. Lewat istilah ini, kita diajak untuk berpikir ulang: apakah kita hanya hadir dalam hubungan, atau benar-benar berusaha jadi bagian dari tim yang saling menguatkan?

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *