Harry Potter and The Cursed Child, Kisah Sembilan Belas Tahun Kemudian

Harry Potter and The Cursed Child

Milenianews.com, Jakarta – “Bekas luka (berbentuk sambaran kilat di dahi) itu tidak pernah membuat Harry sakit lagi selama sembilan belas tahun. Segalanya baik-baik saja.”

Begitulah saat J.K. Rowling menutup kisah Harry Potter di buku ketujuh. Majalah Entertainment Weekly edisi 3 Agustus 2007 menulis, Rowling menutup kisah Harry Potter dengan elegan. Ia tak menutup cerita dengan kematian tokoh utamanya.

Cara ini persis penutup sebuah dongeng, “Dan mereka hidup bahagia selamanya.” Masalahnya, ketika kita begitu mencintai sebuah dongeng atau cerita, akhir yang membahagiakan saja tak cukup. Ibarat menanti kabar saudara yang tinggal jauh di seberang pulau, kita ingin mendengar cerita terbaru mereka, tokoh-tokoh rekaan yang kita sayang. Tak terkecuali Harry Potter, Hermione, dan Ron rekaan J.K. Rowling.

Yang ingin diketahui pertama kali tentu saja kabar mengenai karakter-karakter favorit kita. Harry Potter setelah menikah dengan Ginny Weasley, adik Ron, punya tiga anak yaitu James, Albus dan Lily.

Harry bekerja di Kementerian Sihir sebagai Kepala Departemen Pelaksanaan Hukum Sihir. Hermione jadi Menteri Sihir dan bersuamikan Ron yang kini mengelola toko lelucon. Mereka punya anak bernama Rose. Musuh bebuyutan Harry di sekolah sihir Hogwarts, Draco Malfoy punya anak bernama Scorpius.

Yang menarik dibincangkan sebetulnya adalah format bukunya. Buku kesatu hingga ketujuh adalah novel, yang kedelapan adalah naskah drama. Novel ditulis untuk menghidupkan imajinasi di benak pembaca. Di lain pihak, yang niatan utama naskah drama, tentu saja, sebagai panduan dialog para pemeran di sebuah pementasan teater.

Pembaca buku Harry Potter and The Cursed Child bisa langsung membayangkan visualisasi ceritanya di benak masing-masing berdasar pengalaman membaca buku dan nonton film Harry Potter.

Di sini, artinya, secara tak langsung pertunjukan teater Harry Potter and the Cursed Child kini telah berlangsung di jutaan pembaca bukunya di seluruh dunia. Salah satunya di kepala kamu yang sudah atau akan membaca naskah dramanya.(AFR)

Sumber: gramedia.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *