Milenianews.com, Jakarta – Festival, pameran dan pasar seni rupa kontemporer tahunan ARTJOG kembali diselenggarakan di tahun 2024 dengan mengusung tema Motif: Ramalan yang berlangsung pada 28 Juni – 1 September 2024 di Jogja National Museum.
Setiap tahunnya, ARTJOG selalu berusaha menyediakan ruang bagi pertumbuhan dan perkembangan seni di Indonesia, bukan hanya dalam ranah seni rupa, tapi juga bentuk kesenian yang lain.
Baca juga: Pameran “Speaking The Unspeakable” Jadi Ziarah Batin Seniman
Komitmen ARTJOG untuk menjadi ruang pertemuan antar seni, dalam hal ini seni pertunjukan. Khususnya dengan masyarakat pada tahun ini diwujudkan melalui program performa•ARTJOG x Bakti Budaya Djarum Foundation.
“Dari tahun ke tahun ARTJOG telah menjadi ajang bagi seniman rupa dan juga seniman panggung untuk menampilkan hasil karyanya. Terutama ke hadapan para pengunjung yang juga memiliki kecintaan tinggi dengan seni,” kata Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian dilansir dari Antara pada Senin (26/8) di Jakarta.
Sejak 2019, Bakti Budaya Djarum Foundation telah bekerja sama dengan ARTJOG untuk menyediakan ruang bagi seniman-seniman muda di Indonesia. Hal tersebut dalam upaya menciptakan ekosistem seni pertunjukan yang kreatif dan mandiri
Renita menambahkan melalui program performa•ARTJOG x Bakti Budaya Djarum Foundation yang dihadirkan tahun ini. Diharapkan dapat membuka kesempatan bagi para pengunjung untuk berinteraksi langsung dengan para seniman serta juga memahami proses kreatif dan mendengar langsung cerita di balik karya-karya mereka.
Rangkaian kegiatan di ARTJOG 2024
Rangkaian kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi dan memperkaya wawasan budaya penonton. Sehingga dapat mendorong kreativitas para seniman muda dan memperkuat ekosistem seni di Indonesia.
Kemitraan antara ARTJOG dan Bakti Budaya Djarum Foundation tahun ini juga hadir dalam presentasi karya instalasi mix-media.
Baca juga: Drama Tari Kalayatra Sukses Hipnotis Penonton di Gedung Kesenian Jakarta
Hal tersebut hasil kolaborasi antara Nicholas Saputra, Happy Salma, (alm.) Gunawan Maryanto, dan Iwan Yusuf yang berjudul Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan.
Karya ini merupakan alih wahana dari buku tafsir dan terjemahan Serat Centhini yang dilakukan oleh Elizabeth D. Inandiak dan diterbitkan pada tahun 2002.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.