Puisi  

Jika Sudah Tentangmu

Oleh Hadi Suroso

Entah…logikaku mendadak tumpul. Rapuh dan lumpuh oleh rasa yang berkecamuk. Meluruh seiring degubnya yang mengetuk-ngetuk dinding hati.

Akal sehatku runtuh dilahap oleh rasa yang berkobar laksana suluh.

Jika sudah tentangmu, hati dan pikiranku kerap bertikai, tak mudah ku lerai. Laga yang saling ingin memenangi. Namun pikiranku selalu menyerah tak berdaya. Sementara hatiku, menari di atas porak-porandanya akal sehatku yang tak lagi bertuah.

Tentangmu, adalah semua yang menghempaskan pikiranku di semesta tak masuk akal.

Ada syair dari Kahlil Gibran…, Ketika cinta memanggilmu maka dekatilah dia walau jalannya terjal berliku, jika cinta memelukmu maka dekaplah ia walau pedang di sela-sela sayapnya melukaimu. Awalnya aku tak percaya, sebab pikiranku selalu lekat dengan rasional. Bagaimana ku bisa mendekap cinta jika ada pedang di sela-sela sayapnya akan melukai ?

Namun jika sudah tentangmu, ternyata itu benar. Rasionalku kandas, tenggelam di hantam dahsyatnya badai cinta yang mendera seluruhku. Dan aku, rela kehabisan nafas diterjang gelombangnya.

Cinta adalah arus yang menarik pikiranku karam terhisap di tengah pusarannya.

Jadi, jika kau tanya soal ketulusan, aku tak mampu melukiskan, sebab apa yang tadi kukatakan hanyalah percikan air di lautan rasa yang memenuhi seluruh relung hatiku.

Di serimbun gundahku kali ini, ku ingin kamu tahu, aku tak butuh apa-apa. Aku tak berharap simpatimu, aku juga tak mau belas kasihmu. Aku hanya ingin katakan, jika sudah tentangmu, aku selalu kalah.

Bogor, 17112023

Hd’s 

Hadi Suroso. Biasa dipanggil Mr/Mas Bob. Aktivitas keseharian, mengajar Math Cambridge di sekolah Bosowa Bina Insani Bogor, guru Bimbel dan juga guru privat SD sampai SMA untuk persiapan masuk PTN. Mulai menyukai menulis sejak satu tahun terakhir, khususnya Puisi dan Refleksi kehidupan sebagai percikan hikmah. Menulis bisa kapan saja, biasanya saat muncul gagasan dan keinginan untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan bagian dari  mengasah jiwa dan menggali hikmah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *