Hermeneutika Hasan Hanafi Bukan Sekadar Tafsir Teks

hermeneutika

Mata Akademisi, Milenianews.com – Hermeneutika adalah cara atau metode untuk memahami dan menafsirkan makna dari suatu teks, terutama teks yang penting seperti kitab suci, karya sastra, atau tulisan filsafat. Hermeneutika tidak hanya melihat isi teks secara langsung, tetapi juga mempertimbangkan konteks di mana teks itu dibuat, seperti siapa penulisnya, kapan ditulis, dan kepada siapa teks itu ditujukan.

Salah satu konsep penting dalam hermeneutika adalah lingkaran hermeneutika, yaitu proses memahami bagian-bagian teks untuk mengerti keseluruhan, dan memahami keseluruhan untuk mengerti bagian-bagiannya.

Baca juga: Feminisme Islam Dalam Perspektif Ilmu Kalam: Teologi Hasan Hanafi

Salah satu tokoh yang memiliki pemikiran hermeneutika adalah Hasan Hanafi. Ia adalah seorang pemikir Islam kontemporer yang bernama lengkap Hasan Hanafi Hassanaein. Ia lahir di Kairo pada tanggal 13 Februari 1935. Hasan Hanafi adalah seorang profesor yang memimpin Departemen Filsafat di Universitas Kairo dan dikenal sebagai otoritas terkemuka dalam Islam modern. Sebagai pemuda yang dimotivasi oleh aktivisme politik revolusioner, Hasan Hanafi pernah dikaitkan dengan Ikhwanul Muslimin.

Hasan Hanafi lebih dikenal sebagai seorang filsuf dibandingkan sebagai tokoh hermeneutika karena proyek intelektualnya, seperti Kiri Islam dan pembaruan pemikiran keagamaan, lebih menekankan pada transformasi sosial, kritik ideologi, dan rekonstruksi epistemologi Islam secara holistik—alih-alih sekadar menafsirkan teks. Pendekatannya yang revolusioner, dipengaruhi oleh filsafat Hegel, Marx, dan fenomenologi, menjadikan karyanya lebih dekat dengan filsafat pembebasan daripada hermeneutika tradisional.

Namun, karyanya—terutama dalam teologi dan disertasinya—menunjukkan bahwa ia juga mumpuni dalam bidang hermeneutika. Pemikiran hermeneutikanya pertama kali dikemukakan lewat karyanya Religious Dialogue and Revolution. Ia melihat hermeneutika sebagai aksiomatika, yaitu ilmu yang bersifat universal, formal, dan objektif dalam memahami teks Islam.

Dua Agenda Hermeneutika: Metodis dan Filosofis

Hermeneutika Al-Qur’an yang dibangun oleh Hasan Hanafi didasari oleh dua agenda: persoalan metodis dan persoalan filosofis. Secara metodis, ia membangun beberapa terobosan baru dalam menafsirkan Al-Qur’an. Sedangkan secara filosofis, Hasan Hanafi berperan sebagai komentator, kritikus, dan dekonstruktor terhadap teori-teori lama.

Menurut Hasan Hanafi, jika teks bertentangan dengan maslahat, maka maslahat-lah yang harus didahulukan, karena teks hanyalah wasilah—sarana dan alat. Maslahat sendiri diartikan sebagai alasan, tujuan, dan kepentingan yang harus diutamakan melalui takhsis (pengkhususan), karena maslahat adalah dasar dari semuanya.

Pemikiran hermeneutika Hasan Hanafi adalah usaha untuk memperbarui cara memahami Islam, terutama dalam menafsirkan Al-Qur’an. Ia melihat bahwa banyak umat Islam masih terjebak pada cara lama dalam memahami teks, yang tidak lagi sesuai dengan keadaan zaman. Ia ingin agar Al-Qur’an tidak hanya dibaca secara harfiah, tetapi juga dilihat dari konteks sosial dan kehidupan nyata umat manusia saat ini. Bagi Hasan Hanafi, penafsiran agama harus berpihak kepada manusia dan kebutuhan mereka di zaman modern ini.

Dengan pendekatan ini, Islam tidak hanya menjadi ajaran yang diamalkan secara pribadi, tetapi juga bisa mendorong perubahan sosial yang adil dan membebaskan. Jadi, hermeneutika menurut Hasan Hanafi bukan hanya sekadar memahami teks, tetapi juga menjadikan agama relevan dan bermakna dalam kehidupan sehari-hari.

Hasan Hanafi menekankan bahwa hermeneutika (metode memahami teks) dalam Islam harus dinamis, tidak kaku, dan mampu menjawab tantangan zaman. Menurutnya, Al-Qur’an bukan sekadar teks mati yang dibaca secara harfiah, melainkan panduan hidup yang harus dipahami dalam konteks sosial, politik, dan budaya umat Islam saat ini. Misalnya, jika suatu ayat tampak bertentangan dengan maslahat (kebaikan bersama), maka yang harus diutamakan adalah maslahat itu sendiri. Teks agama, bagi Hanafi, adalah alat untuk mencapai tujuan yang lebih besar: keadilan dan kesejahteraan manusia.

Salah satu konsep penting yang digunakan adalah takhsis (pengkhususan), yaitu menyesuaikan makna teks dengan kondisi tertentu agar lebih relevan. Contohnya, aturan dalam Al-Qur’an tentang perang atau ekonomi bisa ditafsirkan ulang sesuai realitas modern tanpa menghilangkan nilai dasarnya. Hanafi juga mengkritik penafsiran tradisional yang terlalu literal dan tidak memperhatikan perubahan zaman. Ia ingin agar umat Islam tidak hanya terpaku pada makna tekstual, tetapi juga melihat pesan moral dan filosofis di balik ayat-ayat Al-Qur’an.

Baca juga: Rasionalisme Asy`ariyah: Tanggapan atas Tafsir dengan Pendekatan Hermeneutika

Bagi Hanafi, hermeneutika bukan hanya untuk memahami teks, tetapi juga sebagai alat pembebasan. Ia terinspirasi oleh pemikiran filsafat Barat seperti Marx dan Hegel, yang menekankan perubahan sosial. Hanafi melihat bahwa penafsiran agama harus membawa dampak nyata dalam kehidupan, seperti memberantas ketidakadilan, kemiskinan, dan penindasan. Dengan pendekatan ini, Islam tidak hanya menjadi ritual individu, tetapi juga kekuatan untuk transformasi masyarakat.

Hasan Hanafi adalah seorang pemikir Islam yang menggabungkan hermeneutika dengan filsafat pembebasan. Ia menawarkan cara baru dalam menafsirkan Al-Qur’an, yaitu dengan mempertimbangkan konteks sosial, kebutuhan manusia modern, dan prinsip maslahat. Baginya, agama harus hidup dan relevan dengan realitas, bukan sekadar dibaca tanpa pemahaman mendalam. Melalui pemikirannya, Hanafi mengajak umat Islam untuk tidak takut menafsirkan ulang teks suci selama tujuannya adalah kebaikan bersama dan keadilan sosial. Dengan demikian, hermeneutika bukan hanya ilmu tafsir, tetapi juga alat untuk mewujudkan Islam yang progresif dan membebaskan.

Penulis: Qurrta A’yuni, Dosen serta Dinda Ayu Chairunnisa, Halidaziah, Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *