Milenianews.com, Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump sudah sepakat untuk ‘gencatan senjata’ dari perang dagang dengan Cina. Trump sudah mengizinkan kembali perusahaan-perusahaan AS untuk bekerja sama dengan perusahaan Cina.
Hal itu membuat Huawei, yang beberapa waktu lalu masuk daftar hitam AS sebagai perusahaan yang tak boleh bekerja sama dengan perusahaan AS.
Namun Google masih melarang Huawei menggunakan layanan dan sistem operasi Android yang akan berlaku efektif pada Agustus mendatang. Sejauh ini belum ada pengumuman langsung dari Google terkait pengembalian lisensi pada Huawei.
“Atas permintaan perusahaan teknologi kami, dan Presiden Xi, saya setuju untuk mengizinkan perusahaan Huawei dari China membeli produk dari mereka yang tidak akan berdampak pada keamanan nasional kami. Yang penting, kami telah membuka kembali negosiasi dengan China karrena hubungan kami dengan mereka terus membaik,” kata Trump dalam pengumuman di akun Twitter-nya, setelah berunding dengan Xi Jinping .
Gencatan ini terjadi saat perundingannya dengan Presiden Xi Jinping pada konferensi G20 di Jepang. Diberitakan Kumparan, Senin (1/7) Trump juga berjanji tak akan menaikkan tarif untuk produk Cina dan tak ada pengurangan tarif untuk Cina.
Huawei Siapkan HongMeng
Sementara pendiri sekaligus CEO Huawei, Ren Zhengfei menyindir, Google akan rugi akibat pemutusan kerja sama ini, dengan menyebut akan kehilangan 700-800 juta penggunanya.
“Huwei saat ini sedang menggarap proyek sistem operasi buatan sendiri yang diberi nama HongMeng atau Oak. Jika kami tidak memakai sistem operasi Google, Google akan kehilangan 700-800 juta penggunanya di masa depan,” kata Zhengfei.
Menurut kabar yang beredar, HongMeng akan dirilis pada akhir September atau Oktober dan awalnya akan diperuntukkan untuk kelas menengah.
Dalam pengujiannya, Huawei juga libatkan perusahaan Cina lainnya, seperti Oppo dan Vivo. Hasilnya, mereka mengklaim 60 persen HongMeng lebih cepat dari Android.
Baca Juga : Huawei Luncurkan OS Buatan Sendiri
HongMeng disebut sudah kompatibel dengan semua aplikasi Android. Andai Huawei mengganti Android, lalu banyak pabrikan smartphone Cina untuk bergabung, maka bisa menjadi ancaman besar bagi Google di pasar smartphone.
Selain itu, Huawei juga sedang dalam pembicaraan dengan Sailfish OS dan Avrora OS, sistem operasi buatan Rusia pengganti Android. (Ikok)