Milenianews.com, Jakarta – Artificial Intellegence (AI) sekarang sudah memasuki babak baru dalam perkembangannya yang sangat pesat. Pasalnya, para ilmuwan sudah menciptakan AI yang bisa memprediksi kematian dini seseorang.
Para ilmuwan memasukan data kesehatan yang digunakan untuk memprediksi setiap individu yang berisiko meninngal sebelum waktunya. Hal itu bisa dilihat dari data penyakit kronis dan lainnya.
Hasil penelitian ini ditulis dalam jurnal yang dimuat di Plos One. Para Ilmuwan membuat algoritma kecerdasan buatan yang mereka anggap secara signifikan lebih akurat ketimbang prediksi yang tidak berbasis pembelajaran mesin.
Baca Juga : 2021 Iklan Pepsi Akan Tayang Di Langit
Cara Prediksi Kematian
Dr. Stephen Weng, peneliti yang merupakan asisten profesor epidemiologi dan ilmu data di Universitas Nottingham di Inggris memakai dua jenis AI yakni Deep Learning dan Random Forest.
Deep Learning adalah jaringan berisi informasi berlapis yang membantu komputer untuk mempelajari sampel dengan lebih mendalam.
Sementara Random Forest adalah jenis AI yang lebih sederhana, karena hanya menggabungkan banyak model yang beranting layaknya pohon untuk mempertimbangkan hasil yang diperoleh.
Dari dua metode tersebut, para ilmuwan menghasilkan model AI dan juga hasil dari algoritma standar yang dikenal sebagai Model Cox. Model Cox sendiri merupakan teknik statistik yang digunakan dalam ilmu kedokteran, untuk mengeksplorasi hubungan antara kelangsungan hidup pasien dan deretan variabel yang menjelaskan hal tersebut.
Sehingga yang dihasilkan berupa perkiraan efek pengobatan terhadap kelangsungan hidup pasien, setelah disesuaikan dengan deretan variabel penjelasnya.
Didapatlah 3 metode, degan membandingkan ketiganya, maka para Ilmuwan mengevaluasi data di Biobank Inggris yang berupa database kesehatan yang meliputi fisik dan genetik.
Baca Juga : Google Ikut Rayakan Hari Bumi
Dari perbandingan ketiga model dan juga data kematian, ditemukan bahwa faktor seperti usia, jenis kelamin, riwayat merokok, dan diagnosis kanker adalah variabel teratas untuk menilai kemungkinan kematian dini seseorang.
Meski demikian, tiap model memiliki variabel dengan faktor kunci akurat yang berbeda. Seperti Model Cox yang sangat bergantung pada etnis dan aktivitas fisik, sedangkan Deep Learning tidak.
Deep Learning lebih mengamati bahaya terkait lingkungan pekerjaan yang terpapar polusi atau tidak, seberapa asupan alkohol, dan juga penggunaan obat tertentu.
Sementara, model Random Forest lebih menekankan pada prosentase lemak tubuh, lingkar pinggang, dan jumlah buah dan sayuran yang dimakan, serta warna kulit.
Jika model dipisah, model Random Forest memprediksi benar hanya 64 persen, sementara Model Cox hanya 44 persen.
AI yang memprediksi kematian ini bukan jadi momok menakutkan. Justru bisa mencegah seseorang dari penyakit berbahaya yang bisa merenggut nyawanya.
Sumber : Liputan6.com