Oleh: Arsiya Oganara Tak kurang dari lima belas bulan berlalu, kobaran api melahap situs budaya…
Arsiya Oganara

Yanih, Hijau Melon tak Sesegar Dulu
Oleh: Arsiya Oganara Hijau muda warnamu sungguh menyegarkan, aroma melon benar-benar menyejukkan, bentukmu mudah disentuh….

Pagar Keserakahan
Oleh: Arsiya Oganara Pagar keserakahan merayap tak kurang dari tiga puluh kilometer sepanjang garis pantai itu.1)…

Membasuh Kesedihan
Oleh Arsiya Oganara Aku tertegun memandangi patung Selamat Datang dengan perasaan sedih. “Kesedihan di tengah-tengah…

Palestina, Gencatan Senjata
Oleh: Arsiya Oganara Berawal dari serangan tujuh Oktober dua ribu dua puluh tiga, menjadi semaian…

“Panggil Aku Oganara”
Oleh Arsiya Oganara Shibuya lebih ramai dari biasanya. Jero dengan rambut keriting halus terlihat…

Berdiri di Kaki Sendiri
Oleh: Arsiya Oganara Hai pemuda-pemudi Indonesia Getarkan semangat di dada dengan karya nyata Semangat, do’a,…

Keabadian Cinta
Oleh: Arsiya Oganara Taj Mahal lambang cinta Keajaiban cinta diantara lekukan dan aliran sungai…

Ruh, Genosida Rakyat Palestina
Oleh: Arsiya Oganara Ruh, bayi cantik lahir dari rahim sang ibu hamil dua ratus sepuluh …

Pergantian Malam dan Siang
Oleh: Arsiya Heni Puspita Allah menjadikan malam dan siang silih berganti sebagai kemurahan-Nya Berpangkal dari…
Tidak Ada Postingan Lagi.
Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.