Oleh: Hadi Suroso
Kata-kata merupa do’a terus ku tengadahkan ke penjuru malam agar dapat menggetarkan pintu-pintu langit, semata untuk merayu takdir agar kamu dapat kembali ke pelukku, namun hanya keheningan yang kudapati mengarak rinduku yang kian berat menyeruak. Kamu mewujud mozaik yang memenuhi ruang benakku, dan aku lemah tak sanggup untuk beranjak.
Rinai senyummu laksana magis yang terus mengggelayut, lekat membayang enggan pergi dari pelupukku. Bias rona manis rautmu adalah kemilau pijar yang memancar di sepanjang waktu. Kamulah permata murni yang pernah dihadiahkan semesta untukku.
Entah mantra apa yang telah kamu dawamkan, nyatanya hatiku masih di sini, tak bisa kemana-mana. Walau pernah ku coba untuk memalingkan, namamu selalu ada di setiap lekuk sudut arah memandang. Aku dikelilingi oleh semburat bayangmu yang memenjarakan ku menetap di sana. Lalu bagaimana aku bisa keluar untuk melupakanmu ?
Ku akui aku telah gegabah kepadamu. Entah apa yang melintas di pikiranku hingga tega menyayat luka di hatimu yang begitu dalam. Tak terbayang betapa nyeri sakit yang kamu rasakan atas sikap dan tuturku yang tak pantas. Kamu hanyalah tempat ku meluapkan amarah dari salah yang tidak pernah kamu perbuat. Dan aku sejadi-jadinya terus menimpakannya kepadamu begitu hebat.
Memang kemarin diammu tak cukup menghiraukanku, pun deraimu tak juga menyadarkanku, namun pergimu yang mengejutkan benar-benar menampar untukku jadi mengerti, bahwa aku telah menyia-nyiakan sebuah anugerah yang kini hanya bisa ku sesali.
Sekian purnama berlalu kamu tak lagi di sisiku, gemuruh rasa ini nyatanya masih juga tak kunjung padam. Jika memang ini yang terbaik, biarlah kusimpan rindu ini sendiri sebagai hukumanku, dan biarlah kamu selalu dengan bahagiamu yang ada sekarang.
Namun…
Jika rasa yang sama sesekali masih mendesir di laju darahmu, maka ijinkan aku untuk terus merayu takdir lewat do’a-do’a ini di setiap malamku untuk menuntunmu bisa kembali pulang. Aku sungguh ingin meminta maaf. Dan akan ku katakan dengan sejujurnya bahwa tanpamu semua tidak berarti apa-apa. Hanya hampa belaka yang aku rasa.
Bogor, 29072024
Hd’s
Profil Penulis:
Hadi Suroso. Biasa dipanggil Mr/Mas Bob. Aktivitas keseharian, mengajar Math Cambridge di sekolah Bosowa Bina Insani Bogor, guru Bimbel dan juga guru privat SD sampai SMA untuk persiapan masuk PTN. Mulai menyukai menulis sejak satu tahun terakhir, khususnya Puisi dan Refleksi kehidupan sebagai percikan hikmah. Menulis bisa kapan saja, biasanya saat muncul gagasan dan keinginan untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan bagian dari mengasah jiwa dan menggali hikmah.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.com.