Milenianews.com, Purwokerto – Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) semakin menunjukkan peran strategisnya dalam berbagai sektor, termasuk dalam upaya penghematan energi listrik. Dengan kemampuannya menganalisis data secara real-time, teknologi AI mampu meningkatkan efisiensi energi hingga 30%, sekaligus mengurangi emisi karbon.
Ina Maryani, Ketua Program Studi Sistem Informasi Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) kampus Purwokerto, mengungkapkan bahwa penerapan AI dalam manajemen energi telah menjadi solusi inovatif di berbagai sektor, mulai dari rumah tangga hingga industri.
“Dengan AI, konsumsi listrik dapat dioptimalkan sehingga mengurangi pemborosan energi dan meningkatkan efisiensi,” katanya, kepada media, Selasa (11/2).
Bagaimana AI menghemat energi?
Menurut Ina, teknologi AI bekerja dengan menganalisis pola konsumsi energi dan memberikan rekomendasi untuk mengoptimalkan penggunaannya. Di sektor industri, AI dapat memantau mesin dan peralatan agar beroperasi dalam kondisi efisien.
“Sementara di rumah tangga, sistem berbasis AI dapat mengatur pencahayaan, suhu ruangan dan penggunaan perangkat elektronik berdasarkan kebiasaan penghuni,” jelasnya.
Lebih dari itu, AI tidak hanya membantu menghemat energi tapi juga mampu memprediksi kebutuhan listrik di masa depan.
“Dengan data yang akurat, kita bisa merencanakan distribusi energi yang lebih efektif,” paparnya.
Contoh Penerapan AI dalam Efisiensi Energi
Menurut Ina, ada tiga hal pengimplementasian AI dalam efisiensi energi. Pertama smart grid, merupakan jaringan listrik pintar untuk mengelola distribusi energi secara otomatis, mengurangi pemborosan dan memastikan pasokan listrik tetap stabil.
“Lalu kedua ada Building Management Systems (BMS). AI yang digunakan untuk mengontrol sistem pencahayaan, pemanas, dan pendingin di gedung komersial. Contohnya, Google telah berhasil menghemat 40% energi di pusat datanya dengan bantuan AI,” paparnya.
Ketiga ada Rumah Pintar, perangkat IoT (Internet of Thing) yang terintegrasi AI, seperti smart thermost dan sensor pencahayaan. Memungkinkan penghematan listrik hingga 20% per bulan.
Dampak Positif bagi Lingkungan
Selain manfaat ekonomi, jelas Ina, penghematan energi melalui AI juga berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan.
“Data dari World Economic Forum menunjukkan bahwa pemanfaatan AI dalam manajemen energi dapat mengurangi emisi karbon global hingga 4% pada tahun 2030. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun yang sama,” tangkasnya.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meskipun menjanjikan, Ina menyebut bahwa implementasi AI dalam penghematan energi masih menghadapi tantangan, seperti biaya tinggi dan kebutuhan infrastruktur pendukung. Kesadaran masyarakat terhadap manfaat AI dalam efisiensi energi juga perlu ditingkatkan.
“AI telah terbukti menjadi alat yang efektif dalam optimalisasi energi listrik, dengan potensi penghematan hingga 30%. Selain mengurangi biaya energi, teknologi ini juga berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan. Agar manfaatnya dapat dimaksimalkan, diperlukan sinergi antara inovasi teknologi, kebijakan pemerintah, serta partisipasi aktif masyarakat,” tutup Ina.
Baca juga: Cyber University Hadir di Edu Fair 2025, Kenalkan Program CLP dan Edutrip Pada Siswa SMK
Bagi yang tertarik untuk mendalami AI lebih lanjut, sebagai informasi, kampus UBSI membuka peluang kolaborasi akademik dan penelitian tentang AI. Ataupun, bagi para siswa yang ingin perdalam AI di tingkat pendidikan formal, bisa masuk kuliah di UBSI, melalui jurusan yang ada di Fakultas Teknik dan Informatika.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.