Milenianews.com, Bogor—Bosowa School menggelar Parents Teacher Learning Program (PTLP) di unit KB-TK Bosowa yang tersebar di tiga kota, yakni Bogor, Cilegon dan Makassar. Kegiatan tersebut diadakan pada Senin-Selasa, 21-22 Oktober 2024.
PTLP yang dilaksanakan secara daring tersebut diikuti oleh orang tua siswa baru dan pindahan di unit KB-TK Sekolah Alam Bosowa (Makassar), Sekolah Bosowa Bina Insani (Bogor) dan Sekolah Bosowa Al-Azhar Cilegon (Cilegon). Jumlah peserta sebanyak 69 partisipan.
PTLP itu dibuka oleh Bu Lies Rahmawati, M. Pd. selaku Head of Division (HD) Kurikulum dan Literasi Bosowa School. “Parents Teacher Learning Program (PTLP) bertujuan menciptakan sinergi antara sekolah dan orang tua dalam memahami dan menerapkan program bersama sesuai tahapan perkembangan anak untuk membangun generasi kuat yang memiliki karakter dan akhlak yang baik,” ujar Tjutju Herawati selaku asisten HD Kurikulum Bosowa School dalam rilis yang diterima Milenianews.com.
Baca Juga : Perkuat Model Pembelajaran Sentra, KB-TK Bosowa Al-Azhar Cilegon Gunakan Gedung Baru
Adapun pemateri dan materi yang disampaikan dalam kegiatan PTLP tersebut sebagai berikut:
- Tjutju Herawati M.Pd, membawakan materi “Curricular Domain Multiple Intelligence, Seven Essetial Life Skills” dan “Membangun Kemandirian Anak”.
- Heni Marlina S.A, membawakan materi “Komunikasi Efektif”.
- Femi Balti SH, membawakan materi “BCCT & Tahap Perkembangan”.
Keterampilan Hidup
Salah satu hal yang dibahas oleh Tjutju Herawati terkait keterampilan hidup. “Keterampilan hidup didasarkan pada fungsi eksekutif; keterampilan ini menyatukan kapasitas sosial, emosional, dan kognitif kita untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan. Berbagai penelitian telah menemukan bahwa keterampilan ini penting untuk keberhasilan di sekolah dan kehidupan,” ujar pakar pendidikan tersebut.
Ia menjabarkan tujuh keterampilan hidup penting yang dibutuhkan setiap anak. Yakni:
- Fokus dan peengendalian diri.
- Pengambilan perspektif.
- Berkomunikasi
- Membuat hubungan.
- Arahan diri dan terlibat.
- Menghadapi tantangan.
- Berpikir kritis.
Ia juga mengupas tentang pola asuh di rumah. “Ada tiga hal yang mempengaruhi pola asuh, yakni: perubahan sosial budaya, kesibukan orang tua, dan pengetahuan orang tua,” kata Tjutju.
Baca Juga : Raker dan Upgrading Tenaga Pendidik Bosowa School Perkuat Model Pembelajaran Sentra
Ia lalu memberikan tips dalam menerapkan pola asuh, sebagai berikut:
- Kenali anak dengan baik.
- Berikan cinta dan kasih sayang.
- Berikan dukungan dan bimbingan.
- Jadilah panutan yang baik.
- Bersabarlah
Program BCCT
Femi Balti mengupas topik “BCCT dan Tahap Perkembangan”. “Dalam program metode pembelajaran BCCT (Beyond Center and Circle Time) ini, seluruh materi (knowledge) yang akan disampaikan pada anak melalui kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan perlu diorganisasikan melalui sentra (centre) agar knowledge itu masuk ke anak secara teratur, sistematis terarah sehingga memudahkan anak menganalisa dan mengambil kesimpulan. Di setiap sentra dibangun 6 domain perkembangan anak yaitu: estetik, afeksi, kognisi, psikomotor, bahasa dan keterampilan sosial,” kata Femi.
Ia menambahkan, melalui program BCCT, dibangun beberapa kecerdasan. Di setiap sentra dibangun tujuh kecerdasan yang multiple:
- Linguistic Intelligence
- Logical Mathematical Intelligence
- Musical Intelligence
- Bodily-Kinesthetic Intelligence
- Spatial Intelligence
- Interpersonal Intelligence
- Intrapersonal Intelligence
Femi menyebutkan, prinsip pendidikan yang harus ada pada setiap sentra:
- Pendidikan berorientasi pada pendidikan anak, bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan perkembangan anak
- Anak belajar melalui main, belajar yang menyenangkan merangsang anak untuk melakukan eksplorasi dengan menggunakan benda-benda di sekitarnya, sehingga anak menemukan ilmu pengetahuan
- Kegiatan pembelajaran dirancang secara cermat untuk membangun sistematika kerja. Bagaimana anak membuat pilihan-pilihan dari serangkaian kegiatan, fokus pada apa yang dikerjakan dan berusaha menyelesaikan pekerjaan yang dia telah mulai dengan tuntas
- Kegiatan pembelajaran berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup anak, yaitu membantu anak menjadi mandiri, disiplin, mampu bersosialisasi dan memiliki keterampilan dasar yang berguna bagi kehidupannya kelak
- Pendidikan dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang dengan mengacu pada prinsip-prinsip perkembangan anak
Kemandirian
Dalam makalahnya yang berjudul “Tips Membangun Kemandirian Anak di Era Globalisasi”, Tjutju Herawati mengungkapkan kemandirian adalah kemampuan untuk berdiri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.
Kemandirian dapat diartikan sebagai kemampuan untuk :
- Mengurus diri sendiri
- Membuat keputusan sendiri
- Menjadi pembelajar mandiri
- Berkontribusi terhadap lingkungan
Ia lalu menjelaskan cara mengembangkan kemandirian:
- Belajar untuk melakukan berbagai hal sendiri sejak kecil.
- Diberi kesempatan untuk membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab atas konsekuensinya.
- Didorong untuk menjadi pembelajar mandiri dan terus mengembangkan diri.
- Diberi kesempatan untuk berkontribusi kepada masyarakat dan membantu orang lain.
Di penghujung PTLP, Tjutju Herawati mengatakan, “Semua dibangun berdasarkan komunikasi efektif orang tua dengan anak seuai tahapan perkembangan. Bismillah, mari kita bersinergi untuk membangun generasi yang kuat di era globalisasi.”