News  

SkyBridge BojongGede Tuai Pro dan Kontra dari Pengguna KRL

Pro dan Kontra Skybridge Bojonggede
Foto, Skybridge Bojonggede

Milenianews.com, BogorSkyBridge BojongGede Kabupaten Bogor menuai pro dan kontra di antara pengguna KRL yang menggunakan akses penyeberangan tersebut. Di sisi fasilitasnya yang nyaman digunakan, untuk mengaksesnya pengguna KRL harus merasakan akses yang lebih panjang untuk tiba di pintu masuk Stasiun Bojonggede.

Rosan (22) selaku salah satu pengguna KRL mengaku nyaman saat berjalan di skybridge karena lengkap dengan atap sehingga tidak panas. Selain itu, ia juga menilai sirkulasi udara di dalam penyeberangan tersebut pun sangat bagus.

“Aku ngerasanya enak karena full ketutup, jadi nggak panas. Terus karena tinggi, angin yang masuk jadi lebih banyak gitu,” ucapnya di Bojonggede kepada media, Rabu (6/12).

Baca Juga: Sudah Rampung, Pembukaan Jembatan Otista Tinggal Tunggu Keputusan Wali Kota

Pro dan Kontra Hadirnya SkyBridge BojongGede

Di samping itu, Ronny yang juga pengguna KRL mengaku sempat kaget dengan skybridge tersebut, karena membuatnya harus berjalan lebih jauh. Namun, di balik itu ia mengaku senang karena ada tempat parkir yang dekat dengan skybridge.

“Kaget juga ya jadi jalan lebih jauh dari biasanya. Tapi lebih enak soalnya ada parkiran langsung di depan pintu masuk skybridge,” tuturnya.

Di balik itu, Adinda (19) mengeluhkan jauhnya akses ke pintu masuk. “Haduh ngerepotin banget soalnya kalau kaya gini harus jalan jauh lagi, biasanya cuma ke seberang doang kan, ini bener-bener jauh banget dan menyita waktu,” katanya pada media, Jumat (8/12).

Tidak di pungkiri jika Skybridge yang sekarang terlihat lebih panjang hingga membuat para pengguna KRL mengeluhkan hal tersebut apalagi jika mereka harus mengejar waktu keberangkatan.

Pendapat lain juga datang dari Nanderiawan (48). Menurutnya, keberadaan Skybridge Bojonggede sangat efektif mengurangi kemacetan di depan stasiun, namun aksesnya lebih jauh.

“Dengan panjang Skybridge kurang lebih 200 sampai 250 meter, lumayan menyita waktu. Saya lihat itu menjadi akses publik dan masalah keselamatan harus diperhatikan di setiap titik. Karena sekarang hanya bagian depan dan ujung jalan saja,” tutupnya.

Baca Juga : Beragam Komentar Mengenai Jembatan Otista, Bima Ingatkan ASN Jangan Baper

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, Agus Ridhallah, mengakui keberadaan Skybridge Bojonggede merupakan salah satu alternatif mobilitas yang dulu sering terhalang dengan kemacetan di depan stasiun.

“Nantinya semua mode transportasi dialihkan ke terminal Bojong Gede. Sehingga, tidak akan ada lagi penumpukan di bahu jalan yang menyebabkan kemacetan,” tandasnya.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *