Rusia Akan Menarik Diri dari Stasiun Luar Angkasa Internasional ISS pada 2024

Rusia Akan Menarik Diri dari Stasiun Luar Angkasa Internasional ISS pada 2024

Milenianews.com – Rusia kabarnya akan keluar dari Stasiun Luar Angkasa Internasional atau International Space Station (ISS) dalam waktu dekat. Pihak antariksa Rusia mengumumkan jika mereka berencana akan menarik diri dari proyek ISS tersebut. 

Melansir dari laman BBC UK (5/8), Direktur Jenderal badan antariksa Rusia Roscosmos, Yuri Borisov mengatakan, Rusia akan menarik diri dari ISS setelah tahun 2024. Berdasarkan laporan dari Associated Press, Rusia kabarnya akan mulai fokus untuk membangun stasiun luar angkasanya sendiri sebagai penerus dari Stasiun Mir.

Baca Juga : Akibat Pertikaian Rusia, Satelit Starlink SpaceX Sering Pindah Posisi

Berita ini juga mengungkap, jika Rusia memberikan pernyataan penarikan diri dari ISS tidak lama setelah ketegangan dengan beberapa negara Barat meningkat. Seperti sobat milenia ketahui, ketegangan tersebut terjadi setelah adanya invasi dari pihak Rusia ke Ukraina pada awal tahun 2022 ini.

Meski demikian, Rusia dan kosmonotnya akan tetap berada di Stasiun ISS setidaknya selama dua setengah tahun ke depan. Pasalnya, negara tersebut masih mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi kewajibannya kepada mitra.

Sementara itu, awal bulan ini NASA dan Roscosmos telah menandatangani perjanjian penukaran posisi penerbangan ke ISS. Lewat perjanjian tersebut, Amerika Serikat dan Rusia akan bertukar posisi di Stasiun Luar Angkasa mulai September mendatang. 

Sebagai informasi, saat ini kosmonot Rusia akan melakukan perjalanan ke luar angkasa bersama dengan SpaceX Crew Dragon. Sementara astronot NASA akan kembali bergabung dengan penerbangan Soyuz.

Baca Juga : SpaceX Terus Rilis Satelit Terbaru Gunakan Roket Falcon 9

Dampak Keluarnya Rusia dari ISS

Jonathan Amos, Science Correspondent dari BBC News mengakatakan jika keputusan Rusia untuk keluar dari ISS akan memberi banyak dampak. “Mereka telah berbicara tentang membangun pos terdepan mereka sendiri ‘Russian Orbital Service Station’. Tetapi itu akan membutuhkan komitmen finansial yang belum ditunjukkan oleh pemerintah Rusia untuk eksploitasi ruang angkasa yang ada di negara itu,” mengutip dari BBC.

Selain itu, ia menyebut jika elemen Rusia di ISS sudah tua, tetapi menurut pandangan para insinyur, ini masih bisa bertahan hingga 2030. Namun entah kenapa mereka keluar pada 2024 nanti.

Amos juga menyebutkan jika Rusia menarik diri, maka itu akan menjadi masalah yang cukup besar. Karena Stasiun itu dirancang sedemikian rupa sehingga membuat mitra bergantung satu sama lain.

“Sisi Amerika Serikat dari ISS menyediakan kekuatan; pihak Rusia menyediakan propulsi dan menjaga platform agar tidak jatuh ke Bumi,” lanjutnya. 

Sehingga jika kemampuan pendorong itu Rusia tarik, AS dan mitra lainnya seperti Eropa, Jepang, dan Kanada perlu mencari solusi. AS dan mitra harus merancang cara lain untuk secara berkala meningkatkan menjaga stasiun tidak jatuh. Itu adalah sesuatu yang bisa robot pengangkut barang Amerika lakukan.

Baca Juga : Satelit Semu Milik Samsung Jatuh di Area Pemukiman Warga

Kerja sama antara Rusia dan AS di ISS tampaknya relatif bukan karena perang di Ukraina, dengan kedua negara menandatangani perjanjian awal bulan ini untuk mengizinkan kosmonot Rusia melakukan perjalanan ke stasiun dengan pesawat ruang angkasa AS dan sebaliknya.

“Kami semua adalah penerbang. Kami belajar untuk menghargai perspektif satu sama lain,” kata Mantan komandan ISS dan pensiunan astronot AS Dr Leroy Chiao tentang waktunya memimpin stasiun luar angkasa dari 2004-2005.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *