News  

Ramadhan dan Idul Fitri Berdaya: Momentum Konsolidasi Ukhuwah Ekonomi Umat

Komisi Ukhuwah Islamiyah Majelis Ulama Indonesia (MUI) melakanakan pertemuan yang  dihadiri oleh perwakilan Ormas Islam, Komisi, Badan dan Lembaga MUI, serta para Ulama dan Habaib, dalam rangka menanggapi isu ekonomi Ramadhan dan Idul Fitri 1446 H, di Kantor Pusat MUI, Jakarta,  Selasa (18/3/2025). (Foto: Dok MUI)

Milenianews.com, Jakarta– Ramadhan dan Idul Fitri 1446 H serta tahun-tahun berikutnya sangat penting dijadikan momentum oleh umat Islam untuk mengarusutamakan kemashlatan bersama (mashlahah ‘aammah) dalam bingkai ukhuwah perekonomian (tamkin wat taqwiyyah ala iqtishadiyayah). Perputaran ekonomi sebagai dampak ibadah puasa Ramadhan sangat tinggi mulai dari sebaran aneka ragam kuliner Nusantara dari Aceh sampai Papua, stok varian bahan kebutuhan pokok makanan untuk sahur, menu berbuka puasa dan menu takjil (culinary), bahan kebutuhan zakat fitrah, zakat mal, kebutuhan bahan sandang (fashion) untuk menyambut dan merayakan lebaran, hingga pernak-pernik suguhan hampers Lebaran dan sebagainya bahkan merambah sektor bisnis transportasi dan distribusi logistik.

Oleh karenanya, itu semua adalah berkah Ramadhan dan Idul Fitri di sektor perekonomian dari level keluarga hingga nasional yang sebaiknya menjadi momentum penguatan ukhuwah Islamiyah di sektor perekonomian. Sehingga itu semua menjadikan umat Islam sebagai masyarakat determinan yang menggerakkan roda perekonomian sekaligus penerima manfaat ekonomi Ramadhan dan Idul Fitri.

Isu ekonomi Ramadhan kali ini telah ditangkap gaungnya oleh Komisi Ukhuwah Islamiyah Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan melakanakan pertemuan yang  dihadiri oleh perwakilan Ormas Islam, Komisi, Badan dan Lembaga MUI, serta para Ulama dan Habaib, Selasa (18/3/2025).  Acara halaqah Ukhuwah yang bertajuk “ Ukhuwah Pemberdayaan Ekonomi dan Industri Kreatif Umat” dilaksanakan dengan khidmat melalui paparan beberapa narasumber: Dr. H. Arif Fahrudin, M.Ag. selaku sekjen Bidang Ukhuwah dan Dakwah MUI, Febri Satria Hutama selaku Direktur Marketing PT. Tirta Fresindo Jaya (Le Minerale), dan Dr (c). David Chalik, ST, M.A., M.Si., M.Ag selaku aktor dan pengusaha industri kreatif. Hadir juga Sekretaris Komisi Ukhuwah Islamiyah, Drs. Saeful Bahri yang juga membacakan rumusan hasil halaqah ini.

“Dari hasil halaqah ini, kami sepakat merumuskan  Taushiyah Ukhuwah Ekonomi Umat  atau Taushiyah Ukhuwah Iqtishadiyah  Bidang Ukhuwah,” kata Sekretaris Komisi Ukhuwah Islamiyah, Drs. Saeful Bahri dalam rilis yang diterima Milenianews.com.

Adapun Taushiyah Ukhuwah Ekonomi Umat tersebut sebagai berikut:

  1. Geliat ekonomi pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri merupakan momentum untuk semakin menguatkan ukhuwah islamiyyah dan ukhuwah insaniyah yaitu saling bantu (ta’awun), saling sayang (tarahum), dan saling menguntungkan (tarabuh) yang bersifat universal.
  2. Umat Islam perlu mengambil peran aktif tidak hanya sebagai konsumen, melainkan juga menjadi produsen dalam mengambil peluang potensi sirkulasi ekonomi Ramadhan dan Idul Fitri;
  3. Ekonomi Ramadhan dan Idul Fitri dengan demikian menjadi faktor peningkatan pemberdayaan ekonomi umat dan sekaligus sebagai perlindungan sosial keumatan untuk melindungi umat Islam dari ketidakberdayaan ekonomi (Taqwiyatul Ummah wa himayatuha);
  4. Dalam rangka pembelaan terhadap kemerdekaan bangsa Palestina dari penjajahan Israel, maka gerakan boikot produk Israel dan yang terafiliasi dengannya tetap terus dijaga sampai terwujud kemerdekaan Palestina sebagaimana amanat Fatwa MUI Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina. Sehingga Ramadhan dan Idul Fitri umat Islam terbebas dari transaksi produk produk Israel dan terafiliasi dengannya.
  5. Gerakan boikot produk Israel tersebut juga menjadi momentum agar persaudaraan umat Islam di sektor perekonomian (ukhuwah iqtishadiyah) semakin solid dan kuat. Oleh karenanya, mari dorong bersama sektor kreatif dan industri yang diinisiasi oleh umat Islam dan juga dukungan prioritas terhadap keberdayaan produk dalam negeri sendiri sebagaimana keputusan Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI No. 14 tahun 2024 di Bangka Belitung.
  6. Sinergi antara bidang keagamaan (ukhuwah Islamiyah) dengan ekonomi (iqtishadiyah) perlu menyelaraskan komitmen untuk tujuan pemberdayaan (tamkin) dan penguatan (taqwiyyah) ukhuwah dan ekonomi umat Islam semakin kuat.
  7. Umat Islam diharapkan mampu meraih kemenangan seutuhnya secara lahir dan batin, yaitu menang secara capaian kesejahteraan ekonomi dan kemenangan spiritual pada hari raya Idul Fitri. Kemenangan secara lahir berarti umat meraih bahagia dan sejahtera karena mampu mengupayakan ibadah dan ekonomi secara maksimal. Secara batin, Umat Islam diharapkan mampu membersihkan dirinya serta menaikan level penghambaan dalam ruang ibadah setelah melewati bulan suci Ramadhan dan Syawal pada momen Idul Fitri 1446 H dan di tahun berikutnya.

“Demikian Taushiyah Ukhuwah Iqtishadiyah  Bidang Ukhuwah ini disampaikan. Semoga bulan suci Ramadhan menjadi keberkahan dalam ibadah (ubudiyyah) dan ekonomi (muamalah) umat Islam untuk mencapai kesejahteraan bersama dalam ruang penguatan ukhuwah sehingga kita dapat meraih kemenangan di bulan Syawal pada momen Idul Fitri 1446 H dan tahun-tahun berikutnya,” kata Drs. Saeful Bahri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *