Perkembangan IPTEK Membangun Generasi Z Berkarya

Aalina Thorfi , Mahasiswi Sistem Informasi Akuntansi FTI Universitas BSI

Mata Akademisi, Milenianews.com – Teknologi sekarang berkembang dengan sangat pesat. Dengan adanya teknologi pada generasi saat ini dan generasi selanjutnya, akan membuat kehidupan semakin mudah.

Sehingga dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan sangat efisien, dan cepat dalam mengikuti perkembangan teknologi. Bagaimana tidak, anak dibawah umur 10 tahun saja sudah pandai yang menggunakan gadget.

Baca Juga : Menalar Kekerasan Terhadap Perempuan

Salah satu dampak positif penggunaan gadget bisa membuat segala sesuatu menjadi lebih mudah di dapat. Salah satu contohnya adalah internet. Dengan adanya jejaring sosial, dapat mengetahui segala hal secara efisien. Sosial media adalah Gudang ilmu pengetahuan.

Dulu, hanya bisa pergi ke perpustakaan jika ingin membaca buku untuk menambah ilmu pengetahuan, sekarang sudah dapat mengaksesnya kapan saja dan di mana saja. Tidak hanya melalui perpustakaan, akan tetapi bisa dengan menggunakan internet. Pada masa sebelumnya, internet cenderung lambat dan hanya bisa diakses melalui komputer. Demikian, jaringan network juga bisa diakses melalui smartphone.

Hanya saja, banyak juga dampak negatif karena terlalu lalai dalam menggunakan teknologi, terutama dalam ber-sosial media. Kini siapa saja bisa mengakses internet, termasuk anak kecil.

Mereka dapat mengakses apa saja yang mungkin berisiko di usianya, dan terkadang tidak setiap saat orang tua bisa mengontrol apa yang anak-anak mereka lihat di jaringan internet.

Banyak hal yang seharusnya tidak boleh dilihat oleh anak kecil. Selain itu, dampak negatif lainnya adalah penyebaran hoax. Kini, informasi sangat mudah dan cepat didapat. Dulu, hanya bisa mengetahui berita dari perbincangan secara langsung saja, lalu muncul koran berita yang bisa memakan waktu beberapa hari sampai akhirnya kami mengetahui nya.

Setelah itu, muncul radio dan televisi. Pada akhirnya, kini pengguna jejaring sosial bisa mengetahui berita dari smartphone. Dalam hitungan jam atau bahkan menit, pengguna gadget sudah dapat mengetahui berita terkini.

Itu adalah hal yang baik, namun tidak semua berita itu benar. Banyak juga informasi hoax yang dapat dengan mudahnya tersebar dengan cepat. Selain informasi, hal positif lainnya adalah komunikasi menjadi jauh lebih mudah.

Namun ada dampak negatif dari teknologi yang salah satunya adalah dalam kecanduan bermain video game.

Banyak game yang positif mendidik dan memberikan pelajaran bermanfaat, dan juga banyak game bisa menjadi mata pencaharian yang menghasilkan banyak uang seperti jual-beli item dan karakter game, mengikuti turnamen, hingga menjadi streamer atau pun YouTuber.

Namun bisa juga menjadi negatif jika kecanduan dan lupa hal-hal lainnya yang ada pada kehidupan. Ada yang sampai lupa tidur, lupa makan minum, dan lain-lain sehingga mengganggu sekolah, kuliah, atau pun kerja.

Dampak negatif lainnya adalah apa yang dapat ditonton dan ditiru oleh anak-anak, tidak semuanya adalah hal yang baik. Anak-anak cenderung mencontoh kata-kata kasar, atau pun adegan berbahaya yang mereka tonton, baik dari sinetron, smack down, pun Naruto yang pernah terjadi dan masuk berita. Bahkan sekarang, fenomena ‘sujud freestyle‘ menjadi trend baru di kalangan anak-anak yang suka main game mobile.

Generasi milenial harus punya kreatifitas untuk berkarya

Akan semakin berguna jika teknologi digunakan secara bijak dan kreatif. Salah satu nya remaja Generasi Z yang berkarya dengan mengembangkan ide atau inovasi baru.

Karena, Indonesia sangat membutuhkan remaja Generasi Z untuk memperluas kreatifitas nya dan menyalurkan ide-ide kreatifnya yang tetap didasari oleh karakter kewarganegaraan patriotisme cinta akan tanah air NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

Remaja Generasi Z bisa berinovasi, seperti membuat karya “pengolahan botol plastik menjadi bahan bakar”, menulis karya ilmiah yang dapat memajukan Indonesia, mendukung dan mengikuti lomba-lomba yang diikuti WNI (Warga Negara Indonesia), memiliki empati dan kemauan untuk membantu rakyat sekitar atau bergotong-royong, berpartisipasi saling mendukung antar sesama Generasi Z lainnya, dan masih banyak hal-hal lainnya mengenai kreatifitas yang memiliki dampak yang bisa dirasakan oleh Masyarakat sekitar, atau bahkan seluruh rakyat Indonesia.

Untuk mengubah pola pikir Milenial Generasi Z, pemerintah bisa menerapkan gagasan-gagasan yang dapat dicontoh dan diterapkan untuk mereka. Namun, tetap saja itu semua harus dimulai dari diri sendiri. Agar Generasi Z mau mengubah pola pikir mereka dari diri sendiri, mereka harus paham dan peduli akan pentingnya kemajuan Indonesia. Apa saja yang sedang dibutuhkan saat ini dan juga seterusnya, terutama mengenai ketersediaan fasilitas yang layak dan memadai bagi rakyat Indonesia.

Contoh lain adalah, membuang sampah pada tempatnya. Masih sangat banyak yang belum menyadari betapa pentingnya kebiasaan ini, meskipun sudah ada peraturan dari pemerintah. Membuang sampah pada tempatnya adalah kebiasan yang seharusnya dilakukan di Indonesia dan juga seluruh dunia, yang sudah semestinya menjadi budaya yang berakar agar masyarakat menjadi terbiasa dan agar kebiasaan ini menjadi kekal turun-temurun. Demi menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, sehingga ekosistem alam juga menjadi sehat, dan generasi yang akan datang dapat merasakan dan menikmati alam yang sehat juga.

Sedangkan, sekarang ini masih banyak berita bencana alam seperti banjir di mana-mana. Salah satu faktornya adalah banyak tumpukan sampah yang menyumbat selokan, got, dan kali di sekitarnya. Tak jarang juga pemerintah daerah mendaur ulang sampah. Selain sebagai tindakan pencegahan banjir, juga agar semakin ramah lingkungan.

Pada tahun 2020, total sampah di Jabodetabek seberat 7.702 ton/hari. Bayangkan saja sebesar apa tumpukan sampah tersebut. Jumlah tersebut terjadi dalam waktu 1 hari, dan jika dibiarkan terus menerus maka kurang lebih dalam 1 bulan dikali 30 dan dalam 1 tahun dikali 365. Itu adalah jumlah yang sangat besar dan sangat berbahaya bagi alam dan ekosistem kita.

Oleh karena itu, sangat dibutuhkan anak-anak muda Generasi Z yang dapat menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi lingkungan, alam, ekosistem. Contohnya, dengan mengembangkan teknologi “Mesin daur ulang sampah plastik menjadi uang”.

Yaitu mesin pengolahan sampah botol plastik, yang di mana mesin itu memberikan upah kepada warga yang menyetorkan sampah botol plastiknya. Ini akan membuat sampah botol plastik berkurang dan ini akan menjadi daya tarik bagi masyarakat karena mereka diberi uang.

Apabila dikembangkan, ini akan menjadi inovasi dan awal kebiasaan baru yang dapat membuat Indonesia lebih bersih dan juga dapat memajukan Indonesia. Jiwa inovasi yang ada pada diri generasi Milenial sangat bermanfaat dan bisa menjadi contoh yang baik untuk Generasi Z yang lebih muda.

H.Syarief: (Komisi Penyiaran Indonesia). Jakarta, 2020. “Generasi muda punya keunggulan pada kemampuan untuk menyerap lebih banyak informasi secara cepat melalu teknologi yang mereka kuasai lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya,” ujar Syarief Hasan Anggota Komisi 1 DPR RI, mengutip laman KPI.

Masih banyak fenomena perkembangan teknologi yang memiliki dampak negatif, seperti contohnya penggunaan media sosial secara negatif. Namun, sebaliknya banyak juga inovasi teknologi anak bangsa yang sudah diakui oleh seluruh dunia seiring dengan perkembangan teknologi. Dengan menyaring apa saja hal-hal positif yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dapat menjadi bekal ilmu pengetahuan dan kreatifitas berinovasi, terutama bagi Generasi Z.

Baca Juga : Identitas Nasional sebagai Karakterisitik Bangsa Indonesia

Dengan adanya Generasi Z, bisa menghilangkan aspek penggunaan teknologi yang tidak wajar serta mampu menciptakan inovasi serta kemajuan teknologi yang jauh lebih berkembang dibanding saat ini.

Berani mengekspresikan karya-karya anak bangsa, serta ikut mengapresiasi ciptaanya demi kemakmuran rakyat Indonesia. Memberikan bibit-bibit unggul karya anak bangsa dan bisa digunakan untuk fasilitas negara, yang mana bisa dirasakan oleh orang sekitar bahkan seluruh rakyat Indonesia.

Penulis : Aalina Thorfi, Mahasiswi Sitem Informasi Akuntansi Universitas BSI

Respon (8)

  1. Teknologi ibarat pedang bermata dua, ada positif dan negatif. Setiap pengguna harus bijak menggunakan nya.

  2. Ada sisi positif dan negatifnya dri perkembangan teknologi saat ini, kita sebagai pengguna harus lebih bijak lagi dalam memanfaatkannya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *