Kita Mengatasi Gangguan Kesehatan Mental

Apla Rahma Alya, Mahasiswa  STEI  SEBI. (Foto: Istimewa)      

Milenianews.com, Mata Akademisi– Kesehatan jiwa atau sebutan lainnya kesehatan mental adalah kesehatan yang berkaitan dengan kondisi emosi, kejiwaan, dan psikis seseorang. Bahwa peristiwa dalam hidup yang berdampak besar pada kepribadian dan perilaku seseorang bisa berpengaruh pada kesehatan mentalnya. Contoh pelecehan saat usia dini, stres berat dalam jangka waktu lama tanpa adanya penanganan, dan mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Kondisi tersebut bisa membuat kondisi kejiwaan seseorang terganggu, sehingga muncul gejala gangguan kesehatan jiwa.

Gejala gangguan kesehatan mental yaitu: suka berteriak atau berkelahi dengan keluarga dan teman-teman, kekhawatiran atau perasaan bersalah yang selalu menghantui, ketidakmampuan untuk mengatasi stres atau masalah sehari-hari, marah berlebihan dan rentan melakukan kekerasan. Itulah contoh-contoh gejala gangguan Kesehatan mental.

Kita bisa menghindari gangguan gejala itu dengan cara melakukan pskioterapi yaitu dengan mendatangi psikiater akan memberi bantuan dengan membimbing pengidap dalam mengontrol perasaan, psikoterapi berserta perawatan dengan menggunakan bantuan obat-obatan  merupakan cara yang paling efektif untuk mengobati penyakit kesehatan mental.

Kita juga membutuhkan supporting group untuk berkumpul dengan orang-orang untuk berbagi pengalaman dan membimbing satu sama lain menuju pemulihan yang tepat, cepat, dan optimal dalam kesembuhan gangguan kesehatan mental.

Kita juga bisa mencegah gangguan kesehatan mental dengan cara : Melakukan aktivitas fisik dan tetap aktif secara fisik, membiasakan berpikir positif, menjaga hubungan baik dengan orang lain, dan membutuhkan waktu istirahat yang cukup. Dengan kita bisa mencegah gangguan kesehatan mental kita bisa terhindar dari gangguan kesehatan mental. Kita mulai dari yang hal-hal kecil terlebih dahulu dengan secara teratur lama-lama kita akan terbiasa melakukan hal itu sehingga kita tidak terganggu kesehatan mentalnya.

Penulis: Apla Rahma Alya, Mahasiswa Sekolah Tinggi Ekonomi Islam  (STEI) SEBI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *