Milenianews.com, Mata Akademisi– Minimal ada empat kriteria pemimpin pilihan di dalam al-Qur’an. Keempat kriteria ini didasarkan firman Allah, “Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri Berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang Mukmin.” (QS. al-Taubah/8: 128).
Kriteria pertama pemimpin pilihan adalah yang “berat terasa olehnya menderitaanmu”. Makna penggalan ayat ini diungkap oleh pengarang kitab Tafsir Jalalain bahwa maksudnya penderitaan dan musibah yang kamu hadapi terasa berat juga baginya. Pemimpin pilihan seperti ini bersedia memanggul penderitaan rakyat.
Dengan kata lain, seperti diungkap Ibnu Katsir dalam tafsirnya, dia adalah sosok yang turut merasakan dengan berat penderitaan yang dialami masyarakatnya.
Kriteria kedua pemimpin pilihan adalah yang “sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu”. Untuk itu langkah praktis yang dilakukan pemimpin pilihan ini, bagi Syaikh Nawawi dalam tafsirnya, adalah memberi solusi ihwal kebaikan hidup di dunia dan akhirat.
Kebaikan hidup di dunia di antaranya lapangan kerja, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Kebaikan di akhirat misalnya senantiasa mengajak masyarakat beribadah, baik secara ritual maupun sosial. Dengan perspektif yang senada, Ibnu Katsir menggambarkan pemimpin pilihan ini sebagai figur yang sangat menginginkan masyarakat yang dipimpinnya mendapat hidayah (petunjuk) dan menghantarkan pada kebahagiaan dunia dan akhirat.
Kriteria ketiga pemimpin pilihan adalah “amat belas kasih”. Belas kasih ini, tulis Syaikh Nawawi, ditujukan kepada orang-orang yang taat. Kata “amat belas kasih” ini identik dengan penyantun. Jadi pemimpin pilihan adalah pemimpin penyantun. Allah berfirman, “Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” (QS. al-Baqarah/2: 207).
Pemimpin penyantun pasti akan disantuni oleh Allah Yang Maha Penyantun karena dia bersedia mengorbankan harta, tenaga, dan pikirannya untuk masyarakat.
Kriteria keempat pemimpin pilihan adalah “penyayang”. Penyayang dalam konteks ini, menurut Syaikh Nawawi, adalah pemimpin yang senantiasa membimbing rakyatnya yang berbuat dosa untuk bertobat.
Pemimpin penyayang pasti akan disayang oleh Allah. Secara umum, Nabi mempertegas, “Para penyayang akan disayang oleh Allah Yang Maha Penyayang. Karena itu, sayangilah yang ada di bumi niscaya kalian akan disayangi oleh Dzat yang ada di langit.” (HR. Abu Dawud). Begitu juga hadits, “Sesungguhnya Allah hanya menyayangi hamba-hamba-Nya yang penyayang.” (HR. Thabrani).
Inilah empat kriteria pemimpin pilihan yang memenuhi syarat untuk dipilih di negeri ini.
Penulis: Dr. KH. Syamsul Yakin MA., Wakil Ketua Umum MUI Kota Depok