Budaya  

Kolaborasi Puisi “Merdeka” dan “Kata Bung Karno” Meriahkan PAKSI HUT RI yang Ke-80

Arsiya Oganara saat membacakan puisi “Merdeka!”, Sabtu (23/8/2025). (Foto: Istimewa)

Milenianews.com, Bandar Lampung– Kolaborasi pembacaan puisi Merdeka  dan   Kata Bung Karno  memeriahkan Gelar Karya ke-57 Pasar Kreatif dan Seni (PAKSI) Provinsi Lampung yang mengusung tema “Kolaborasi Seni, Budaya, dan Kreativitas Lokal” di Komplek PKOR Way Halim, Bandar Lampung, Sabtu, 23 Agustus 2025.

Pembacaan puisi berjudul Merdeka karya Arsiya Heni Puspita dengan nama pena Arsiya Oganara dibacakan langsung olehnya. Ia berkolaborasi dengan Bopo Insabul Insan yang membacakan  puisi berjudul Kata Bung Karno.

“Hendaknya Bangsa Indonesia komitmen untuk kobarkan api semangat pantang menyerah, keberanian, dan keteguhan hati bak pahlawan-pahlawan pejuang kemerdekaan. Buatlah Ibu Pertiwi tersenyum selamanya,” kata Arsiya Oganara berapi-api.

Acara ini juga  dimeriahkan oleh  Nopriansyah, rocker Lampung dengan menyayikan lagu berjudul Bendera ciptaan Eross Cahandra yang dipopulerkan group musik Coklat.

Pesan dan makna yang ada dalam lagu Bendera serta apa yang harus dikalukan masyarakatat disampaikan Nopriyansah. “Semangat nasionalisme, cinta tanah air, dan kebanggaan terhadap bangsa Indonesia,”  katanya.

Lagu ini, menurutnya, mengajak pendengar dan masyarakat untuk terus mengenang dan melanjutkan perjuangan pahlawan, serta melakukan yang terbaik untuk negeri. Meskipun merasa diri tidak sempurna, demi menjaga kehormatan dan martabat bangsa yang telah diraih melalui pengorbanan.

 

Terakhir, makna “Bendera” menjadi simbol kebanggaan dan persatuan bangsa, serta mengajak generasi muda untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air, pungkas Rocker Lampung.

Acara ini merupakan bagian dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung khususnya UPTD Pengelolaan Objek Wisata dalam rangka mendukung visi Gubernur Lampung “Bersama Lampung Maju Menuju Indonesia Emas 2045”.

Saluddin selaku kepala UPTD Pengelola Obyek Wisata Provinsi Lampung menegaskan, Gelar Karya Paksi diadakan setiap tiga minggu sekali. Ini merupakan tempat belajar bagi seniman, komunitas kreatif, dan masyarakat untuk mengembangkan bakat seni dan kreativitasnya.

“Terima kasih pada para orang tua yang telah memberikan dukungan dan mendampingi putra-putrinya serta para pengisi acara hingga terlaksana dengan meriah. Selamat Berkarya, “Bersama Lampung Maju Menuju Indonesia Emas 2045,” tutup Saluddin.

 

Teks Puisi “Merdeka”

Merdeka!

Karya Arsiya Oganara

 

Delapan puluh tahun yang silam. Derap langkah jarum jam menepi di angka sepuluh. 

Lambaian dedaunan pagi itu di jalan Pegangsaan Timur nomor lima puluh enam, sejuk dan langit Jakarta tersenyum tenang pada tujuh belas Agustus seribu sembilan ratus empat puluh lima. 

Di dalam rumah Soekarno yang berdiri kokoh, torehan sejarah yang tak terlupakan, teks Proklamasi dibacakan pertama kali. Tanda awal kedaulatan negeri.

Sebelumnya, Batavia Gerakan Pemuda dua puluh delapan Oktober seribu sembilan ratus dua puluh delapan ikrarkan Sumpah Pemuda.

Cita-cita kaula muda. Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa, adalah Indonesia. Awali sejarah pergerakan nasional Indonesia tuk genggam kemerdekaan.

Pemuda-pemudi Indonesia bersatu padu wujudkan tekad membara demi nusantara merdeka nan jaya selamanya.

Kini, kata merdeka hanya untaian kata di bibir belaka. Bagaimana kepemimpinan negara? Bagaimana proses pendidikan? Bagaimana penegakkan hukum? Sudah tepat digarisnya kah?

Bagaiman para tikus-tikus menggerogoti uang negara? Bagaimana menjadi tuan rumah di negeri sendiri?

Bagaimana tanah tumpah darah Indonesia menghidupi rakyatnya? Bagaimana kesenjangan sosial menganga bak luka tersiram air garam, akut tak kunjung sembuh? Masih banyak bagaimana lainnya.

Huuhhh….

Apakah negeri ini hanya punya bocah kosong yang berdiri di balik nama pembohong? Apakah negeri ini sudah tidak ada pemuda yang bernalar dan pintar?

Haaii…..

Pendidikan fondasi kemajuan bangsa. Tetapi begitu sulit diraih di negeri Burung Garuda dan Pancasila.

Hukum sejatinya tiada pandang bulu dan tak tebang pilih. Kejadiannya, laksana pisau tajam ke bawah tumpul ke atas.

Heeiiii…..

Seharusnya, tikus-tikus berdasi diracun hingga mati. Tapi tikus-tikus itu tetap saja hidup berkeliaran menggerogoti perahu layar Indonesia.

Hingga kini, masih saja menjadi tamu di rumah sendiri. Pribumi tiada memiliki properti karena harga tinggi. Pekerjaan tidak berpihak pada penghuni tanah tumpah darah.

Ohhh….

Para petani, kau hidup sendiri di negeri ini. Harga gabah dan harga ubi kayu mencapai titik nadir. Harga cabai melonjak kegirangan namun tak segirang penanamnya.

Sejatinya, pembuat keputusan di bumi pertiwi menstabilkan harga bagi petani dan rakyatnya. Namun mereka tak cukup waktu melakukan itu. Mereka sibuk dengan urusan pribadi dan golongan.

Pemuda-pemudi Indonesia

Teguhkan niat dan kuatkan tekad tuk bangun bangsa ini. Berjuang dan terus berjuang dengan ilmu pengetahuan, keterampilan, inovasi, dan integritas tiada henti. 

Lihatlah dengan mata hati, kemunduran moral, kemiskinan, dan kebodohan senantiasa bersama di negeri ini.

Kobarkan api semangat pantang menyerah, keberanian, dan keteguhan hati bak pahlawan-pahlawan pejuang kemerdekaan.

Delapan puluh tahun Indonesia merdeka. Bersatu berdaulat. Rakyat sejahtera. Indonesia maju.

Buatlah Ibu Pertiwi tersenyum selamanya. Sekali Merdeka tetap Merdeka.

Merdeka!

 

Bandar Lampung, 6 Agustus 2025

 

Diketahui, tampil pada gelaran Paksi sebagai MC adalah Bela dan Affan. Lalu, Christian Biola, Tari Sapta Budaya, Sanggar Srikandi, Long De Xin Yayasan Hakka Meta Sarana Bandar Lampung, dan Wu Shu Zhi Lin Academy. Solosong dari Rino serta Kasubag TU Disparekraf Lampung.

Acara ini merupakan rangkaian dari Merdeka Fest 2025 dalam rangka HUR RI ke-80. Juga dibacakan pengumuman para pemenang lomba serta pemberian piala dan sertifikat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *