Milenianews.com, Bogor– Sekolah Islam Al-Iman di Bojonggede, Bogor, terus berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan melalui langkah-langkah inovatif. Mengakui peran sentral kepemimpinan sekolah dalam menentukan mutu pendidikan, Al-Iman bekerja sama dengan Catalyst for School Improvement (CSI) menyelenggarakan pelatihan intensif bagi pimpinan sekolah dan guru TK, SD, serta SMP pada Sabtu, 21 Juni 2025. Bertempat di pusat pelatihan CSI di Grand Depok City, Depok, pelatihan ini diikuti 14 guru dan pengurus yayasan, dipandu langsung oleh Direktur CSI, Dr. Rahmat Syehani.
Dalam sambutannya, Evi Afrizal Rusdi, ketua Yayasan Perguruan Al-Iman, menekankan bahwa mengelola sekolah Islam memiliki tantangan unik. “Dengan keikhlasan, visi kuat, dan sinergi solid, kami yakin Al-Iman mampu menjawab tuntutan zaman dan menjadi sekolah unggul yang bermutu,” ujarnya.
Ia menegaskan pentingnya keseimbangan antara akal sehat dan kesucian jiwa dalam pengelolaan sekolah.
Pelatihan ini menghadirkan wawasan mendalam tentang kepemimpinan sekolah, dengan Rahmat Syehani mengutip The Law of Lid dari John C. Maxwell: “Kemampuan kepemimpinan menentukan batas efektivitas seseorang.” Semakin tinggi kapasitas kepemimpinan, semakin besar potensi keberhasilan tim dan organisasi. Rahmat menyoroti bahwa mutu sekolah bergantung pada tata kelola yang baik, budaya sekolah yang kondusif, serta pengembangan kapasitas guru, yang pada akhirnya berdampak langsung pada prestasi siswa.
Poin-Poin Utama Pelatihan
- Kepemimpinan sebagai Kunci Keberhasilan Sekolah
Pemimpin sekolah yang kompeten mampu menciptakan budaya belajar yang mendukung peningkatan prestasi siswa. Kualitas pengajaran bergantung pada kapasitas guru, yang didukung oleh sistem pengembangan karir yang terstruktur. - Urgensi Supervisi Informal
Supervisi informal menjadi alat penting untuk mendukung guru sebagai mitra profesional. Melalui pendekatan ini, guru mendapatkan umpan balik berbasis data untuk meningkatkan kualitas pengajaran, menyelesaikan tantangan sehari-hari, dan mengembangkan kompetensi berbasis KSAVE (Knowledge, Skill, Attitude, Value, Ethics). - Jenis-Jenis Instrumen Supervisi Informal
Instrumen supervisi informal meliputi catatan terbuka, lembar checklist, dan rubrik. Instrumen ini berperan penting dalam mengidentifikasi peluang peningkatan, memandu arah pertumbuhan, dan membantu fokus perbaikan. Dalam pelatihan, peserta dipandu untuk membuat instrumen supervisi informal melalui simulasi, memungkinkan mereka memahami cara merancang alat yang efektif untuk mendukung pengembangan guru. - Langkah Meningkatkan Kinerja Guru
Rahmat memaparkan enam langkah efektif: menciptakan budaya kerja positif, mengidentifikasi penyebab kinerja rendah, memprioritaskan pembelajaran, mendiskusikan kekuatan dan kelemahan, menetapkan tujuan realistis, serta memberikan umpan balik konsisten. - Membangun Budaya Supervisi Informal
Budaya ini dibangun melalui hubungan erat antara guru dan supervisor, atmosfer saling ketergantungan, rotasi tanggung jawab, serta penyediaan waktu untuk pengembangan diri yang selaras dengan rencana pengembangan sekolah. - Guru sebagai Pembelajar Seumur Hidup
Guru harus menjadi pembelajar dan pembaca yang aktif, dengan supervisor informal berperan memahami karakter, karir, dan kebutuhan belajar guru.
Dampak dan Harapan
Pelatihan ini tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga memperkuat semangat kolaborasi untuk menciptakan sekolah yang unggul. Dengan mengedepankan kepemimpinan profesional dan supervisi informal, Al-Iman berharap dapat melahirkan generasi siswa yang berprestasi, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan global.
“Sinergi ini adalah langkah awal menuju transformasi pendidikan yang berkelanjutan. Bersama CSI, kami optimistis membangun fondasi kokoh untuk masa depan Sekolah Islam Al-Iman,” tutup Evi Afrizal.