Bonet, Tarian Tertua di Tanah Timor

Tari Bonet

Milenianews.com, Kupang – Bertualang ke Nusa Tenggara Timur tak hanya sekedar tentang keindahan alamnya. Adat dan budaya yang ada di provinsi dengan 22 kabupaten/kota ini pun menyimpan keindahan tersendiri untuk dinikmati. Satu di antaranya adalah Tari Bonet, yang merupakan tarian tertua di tanah Timor.

Tari Bonet disebut sebagai tarian tertua terkait dengan keberadaan Suku Dawan sebagai kelompok etnik yang mendiami Pulau Timor, terutama di wilayah barat. 

Baca Juga : Tarian Haka, Penghormatan Korban Penembakan Di Christchurch

Ormeling (1956) dalam bukunya, The Timor Problem, seperti yang dikutip Parera (1997) dalam Sejarah Raja-raja Timor, menyebut orang Dawan sebagai “The Timorese Proper”/orang Timor khusus. Tampak dari bentuk ragawi orang Dawan yang merupakan percampuran Melanesia dan Negrito.

Menurut Mubyarto dkk (1991), orang Dawan menyebut dirinya sebagai orang Atoni Meto, orang yang berdiam di daratan atau di tempat kering (Atoni=orang, Meto=darat atau kering).

Ada juga yang menyebut “orang gunung” berdasarkan sejarah mengenai tentang Atoni sebagai penduduk pegunungan yang terpencar.

Sastra Lisan

Foto : Potret anak-anak Timor, yang sedang melakukan tari bonet.

Lantunan syair berbahasa Dawan mengiringi gerak kaki penduduk yang membentuk lingkaran sambil berpegangan tangan. Di bawah purnama, pada lapangan samping gereja, syair yang mengiringi tari Bonet bergema memecah kesunyian.

Tarian Bonet dilakukan oleh banyak orang yang mengenakan kain tenun aneka warna dan motif yang melingkar di pinggang. Sesekali terdengar pekikan nyaring. Tak ada alat musik yang dimainkan untuk mengiringi gerak tarian mereka.

Tarno dkk (1993) dalam buku Sastra Lisan Dawan seperti dikutip Yapi (2004) dalam makalah berjudul Tradisi Fua Pah: Ritus dan Mitos Agraris Masyarakat Dawan di Timor, Bonet merupakan sastra lisan jenis tuturan berirama atau puisi lisan yang seringkali dilagukan.

Berdasarkan isi dan fungsi, Bonet dibedakan atas: Boennitu (puji-pujian kepada arwah), Boen Ba’e (Puji-pujian dalam suasana ceria: kelahiran olen, menimang anak ko’an), Futmanu-safemanu (penyambutan tamu) dan Boenmepu (nyanyian kerja).

Tari bonet berasal dari tradisi berburu orang Dawan

Foto : Tari bonet berasal dari tradisi berburu orang Dawan.

Tari Bonet diyakini terkait dengan tradisi berburu yang dilakukan orang Dawan di masa lampau, yang hidup nomaden secara komunal. Bahan makanan sangat bergantung dari hasil hutan dan hewan yang berhasil ditangkap.

Saat melakukan perburuan, dilakukan taktik pengepungan. Mereka berkumpul untuk mengepung binatang buruan dengan cara membentuk lingkaran, lalu bersorak secara bersama-sama agar binatang hutan keluar dari sarang.

Usai para lelaki berhasil memperoleh binatang buruan, mereka kembali ke tempat pemukiman dengan sorak sorai. Para perempuan akan keluar menjemput para pemburu sambil menari bersama-sama.

Saling bergandengan tangan, mereka berputar-putar mengitari api unggun. Para pemburu mendendangkan syair yang menuturkan tentang peristiwa perburuan yang telah mereka lakukan. Syair akan dilanjutkan penari yang lain.

Tarian ini juga mengiringi upacara penyucian roh binatang hasil buruan sebelum dimasak dan disantap bersama, sekaligus ritual persembahan kepada sang pencipta.

Baca Juga : Tarian Doro Mantika di Festival Pesona Tambora

Bonet secara etimologis berasal dari rangkaian kata dalam bahasa Dawan yaitu Na Bonet yang artinya mengepung, mengurung, mengelilingi atau melingkari. Dalam konteks Tari Bonet, bisa diartikan menari dengan posisi membentuk lingkaran.

Bahasa ini dipakai oleh masyarakat di sebagian wilayah Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan sebagian Belu.(afr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *