Suatu Saat Nanti Bagian 9

…Lama mematung terdiam memandang kesebrang jalan sana, Aku mulai berjalan dan hendak menghampiri pria itu sudah setengah perjalanan namun langkah ku terhenti kala tahu siapa sosok pria yang berdiri disebrang jalan sana.

Kulihat ia pun mulai menghampiri ku namun langkah demi langkah aku mulai berjalan mundur, ya aku mengenali siapa pria berbaju hitam itu, namun aku enggan berjumpa dengannya, pria itupun mulai mendekat, aku segera berpaling dan pergi namun langkah ku terhenti ketika ku rasakan ada sesuatu yang memegang erat tanganku.

“Tunggu,” ucap seseorang yang berdiri tepat dibelakang ku, seperti nya pria itu.

Lalu ia berjalan tiga langkah kedepan dan tepat berada dihadapan ku,dan tidak melepaskan genggaman nya, yang lebih terkejut lagi saat dia bertanya padaku.

“Mau kemana de?,” tanyanya dengan sebuah senyuman di bibirnya.

“Aka,” ucapku dengan bibir bergetar, astaga dia bisa mengenaliku.

Yaaa pria itu adalah Rescha, pria yang ku kagumi dan ingin ku temui setelah ku sembuh nanti, namun aku tak mengerti mengapa ia bisa mengenaliku padahal dia belum pernah melihat wajah ku secara langsung.

“Iya ini aka de, kamu mau kemana? Ko ngehindarin Kaka ?,” tanyanya lagi, aku yang gugup karena terkejut hanya terdiam dan terus menatapnya.

“Ayo duduk disana” katanya dan membawa ku ke kursi yang ku duduki sejak tadi.

Aku hanya terdiam memandang kearah jalan basah yang tertimpa hujan, perasaan ku tak karuan dadaku berdegup kencang,entah mengapa semuanya jadi seperti ini.

“Kenapa dia bisa ada disini padahal jarak dari rumah nya kan sangat jauh,” ucapku membatin, kami mulai saling berbicara setelah beberapa saat terdiam di mulai dari pertanyaan nya.

“Kamu gimana kabarnya de?,” pertanyaan nya membuyarkan lamunanku.

“A..a…ade ada ko,” jawabku gugup dengan terbata-bata,bagaimana tidak aku masih tak mempercayai semua ini, sekarang dia ada disamping ku.

“Kemana aja? Ko gak pernah chat aka ?, Gak ada ngabarin aka juga?,” pertanyaan nya yang membingungkan,
lalu dengan spontan ku jawab.

“Bukannya aka udah punya pacar ya ?”

Dengan tenang dia berkata…

“Kaka gak punya pacar, kemaren iya kita sempet deket cuman udah lama enggak.

Aku terkejut mendengar ucapannya dengan cepet aku bertanya apa maksudnya.

“Udah engga bagaimana maksudnya?,”

“Iya kita udah lama gk deket lagi,” ucapnya aku langsung saja begitu mempercayai dia, tanpa bertanya banyak hal.

“Ohh gitu, ohh iya lagi apa disini?,” aku memberanikan diri untuk bertanya, perasaan ku pun sudah sedikit tenang.

“Nemuin kamu de,” ucapnya tenang seraya tersenyum kepada ku.

“Aka dengar ada pameran buku di Dago, dan aka yakin Ade pasti datang, kaerna aka tahu Ade suka sekali dengan buku, Soalnya kalo diajak ketemu ade pasti nolak,karena itulah aka datang kesini,” sambung nya lagi dan lagi-lagi ucapannya membuat ku terkejut, sebab yang aku tahu dia orang yang amat cuek.

Tapi mengapa dia bisa tahu apa kesukaan ku, ku kira selama ini dia tidak tahu dan tidak mau tahu,

“Aka ko tahu Ade suka buku,” tanyaku keheranan.

“Ya tahu lah de, aka kan suka merhatiin ade”.

“Kenapa?”

“Karena aka suka sama ade”

Ucapannya membuat lidah ku tak bisa berucap apa-apa.

Bersambung…..

https://milenianews.com/2020/01/20/suatu-saat-nanti-bagian-8/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *