Milenianews.com – Buat kamu yang lagi serius nyemplung ke dunia kripto, pasti pernah dengar soal cold wallet. Ini tipe dompet kripto yang disimpen offline nggak nyambung ke internet jadi katanya sih super aman. Tapi sebelum buru-buru beli, yuk kenalan dulu sama sisi gelapnya. Soalnya, nggak semua cocok pake cold wallet, apalagi kalau kamu masih pemula atau cuma simpen aset recehan.
Baca juga: Bersiap, Inilah Analisis Aset Kripto Potensial 2025 Selain Bitcoin
Kelemahan yang harus kamu tau sebelum menggunakan
Meskipun kelihatan super secure, bukan berarti cold wallet itu tanpa cela. Ada beberapa hal yang perlu kamu pertimbangin sebelum mutusin buat nyimpen aset kripto kamu secara offline. Biar nggak asal ikut tren dan akhirnya malah bingung sendiri, yuk simak beberapa kelemahan cold wallet yang wajib kamu tahu
1. Ribet Buat Transaksi Sehari-hari
Cold wallet itu bukan tipe yang bisa langsung dipake sekali klik. Mau kirim kripto aja kudu colok perangkat dulu, tandatangan transaksi, terus upload lagi ke jaringan. Kalau kamu tipe yang sering transaksi atau demen nge-trade cepat, ini jelas nggak praktis. Mending pakai hot wallet aja.
2. Kalau Hilang atau Rusak, Wassalam
Namanya juga dompet fisik kayak flashdisk (contoh: Ledger, Trezor) atau kertas berisi kode rahasia kalau ilang atau kebakar, ya udah, bye-bye asetmu. Apalagi kalau kamu lupa nyimpen seed phrase (kode pemulihan), nggak ada cara buat balikin lagi. Nggak ada “lupa password, klik di sini”.
3. Nggak Ada CS yang Siap Bantu
Beda sama rekening bank atau dompet digital kayak e-wallet, cold wallet tuh nggak punya layanan pelanggan. Nggak bisa telepon CS kalau dompetmu ngambek. Semua tanggung jawab ada di tangan kamu sendiri. Kalau belum siap jadi ‘bank’ buat diri sendiri, pikir-pikir dulu.
4. Butuh Sedikit “Mikir”
Pakai cold wallet itu nggak cuma tinggal klik dan beres. Kamu mesti ngerti cara kerja kripto, cara nyimpen seed phrase, sampe ngerti langkah-langkah pemulihan kalau alatnya rusak. Kalau asal coba-coba tanpa paham, bisa-bisa malah nyasar ke lubang masalah.
5. Nggak Bisa Ikutan Airdrop, Staking, dan DeFi
Karena cold wallet nggak online terus, kamu nggak bisa ikutan program bagi-bagi koin gratis (airdrop), dapet reward dari staking, atau manfaatin protokol DeFi. Jadi ya, asetmu cuma nganggur doang di situ, nggak kerja, nggak nambah nilai.
6. Harus Beli, Nggak Bisa Cuma Modal HP
Cold wallet yang proper (bukan cuma print kertas) harganya lumayan. Mulai dari ratusan ribu sampai jutaan rupiah. Jadi kalau kamu baru belajar dan cuma pegang kripto recehan, beli hardware wallet kadang nggak sebanding sama nilai asetnya.
7. Nilai Bisa Turun Walaupun Nggak Diapa-apain
Jangan kira karena asetmu disimpen rapi terus nilainya aman-aman aja. Di dunia kripto, harga naik-turun itu biasa. Simpen 1 BTC ya tetap 1 BTC, tapi kalau harga pasarnya turun, ya nilainya juga ikut turun. Bisa bikin panik kalau kamu belum siap mental.
8. Nggak Bisa Simpen Rupiah & Nggak Worth It Buat Uang Kecil
Cold wallet cuma bisa nyimpen token kayak BTC, ETH, atau USDT. Nggak bisa simpen uang fiat kayak rupiah. Dan kalau kamu cuma mau nyimpen kripto senilai Rp10.000–Rp100.000, lebih baik pikir-pikir lagi. Soalnya, biaya transaksinya bisa lebih gede dari nilai simpenanmu sendiri.
Kalau kamu udah paham seluk-beluk kripto, punya aset lumayan, dan butuh keamanan ekstra cold wallet bisa jadi pilihan oke. Tapi kalau kamu masih baru atau cuma nabung kecil-kecilan, sebaiknya pakai hot wallet dulu sambil belajar.
Baca juga: Kupas Tuntas Peluang Karier di Industri Kripto yang Masih Terbuka Lebar
Intinya, cold wallet itu aman, tapi nggak otomatis cocok buat semua orang. Kenali dulu cara kerjanya, risikonya, dan apakah sesuai sama gaya investasi kamu. Jangan asal ikut-ikutan biar nggak nyesel di belakang.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.