Google Pecat Karyawan yang Protes Terkait Kerja Sama dengan Tentara Israel

investasi pusat data google

Milenianews.com, Jakarta – Google memecat seorang karyawan yang secara terang-terangan menentang kerja sama perusahaan dengan militer Israel. Pada hari Senin (11/3), saat seorang eksekutif dari Google Israel sedang memberikan presentasi, mantan insinyur Google Cloud itu bangkit dan berteriak, “Saya menolak membuat teknologi yang mendukung pembunuhan massal atau pengintaian”.

Google membenarkan pemecatan karyawan tersebut, yang sebelumnya telah diliput oleh CNBC. “Pada awal minggu ini, seorang karyawan mengusik rekan kerjanya yang sedang memberikan presentasi. Mengacaukan acara resmi yang didukung oleh perusahaan,” ujar juru bicara perusahaan Bailey Tomson dalam keterangan yang dikirim melalui surel.

Baca juga: Google Buka Kantor Baru Bekas Stasiun dari 1930 di New York

“Perilaku seperti itu tidak dapat ditoleransi, apapun alasannya, dan karyawan tersebut dipecat karena melanggar aturan kami”.

Protes tersebut nilai proyek Google bisa bahayakan penduduk Palestina

Insiden itu terjadi di Mind the Tech, konferensi teknologi Israel tahunan di New York, selama presentasi dari direktur pelaksana Google Israel, Barak Regev. Insinyur tersebut memprotes Project Nimbus, kontrak pemerintah Israel senilai USD1,2 miliar untuk akses ke layanan cloud dari Google dan Amazon.

“Project Nimbus membahayakan anggota komunitas Palestina. Tidak ada apartheid cloud,” kata karyawan itu.

Raksasa teknologi ini mendapat kecaman atas keterlibatannya dalam Proyek Nimbus saat kontrak tersebut ditandatangani pada tahun 2021.

Ratusan pegawai Google dan Amazon menulis surat terbuka untuk mengecam kesepakatan tersebut, dengan alasan bahwa teknologi itu memfasilitasi pengawasan yang lebih intensif dan pengambilan data secara ilegal terhadap warga Palestina.

Baca juga: CEO Google Nilai Kesalahan AI Gemini Sangat Memalukan!

No Tech for Apartheid, sebuah organisasi yang menentang Project Nimbus, merilis pernyataan tentang pemecatan insinyur tersebut pada hari Jumat.

“Tujuan Google jelas:, mereka berusaha membungkam pekerja untuk menyembunyikan kesalahan moral mereka. “Sebagai Insinyur Perangkat Lunak Cloud pada teknologi kritis yang memungkinkan Project Nimbus berjalan di pusat data Israel yang berdaulat, pekerja ini berbicara dari tempat yang sangat prihatin tentang dampak langsung dan kekerasan dari pekerjaan mereka,” ujar pernyataan dari pihak Google.

Sejak perang Israel-Hamas pecah pada Oktober 2023 lalu, karyawan telah melakukan “die-in” di kantor perusahaan di San Francisco untuk memprotes kontrak layanan cloud, dan lebih dari 600 karyawan menandatangani surat yang mendesak perusahaan untuk berhenti mensponsori konferensi Mind the Tech, menurut laporan dari Wired.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *