Akibat Pertikaian Rusia, Satelit Starlink SpaceX Sering Pindah Posisi

Akibat Pertikaian Rusia, Satelit Starlink Sering Pindah Posisi

Milenianews.com – Pertikaian yang terjadi antara Rusia dan Ukraina hingga saat ini masih terus berlangsung. Dampak dari pertikaian ini berpengaruh ke berbagai bidang dan banyak aspek. SpaceX mengungkap jika peluncuran roket anti-satelit milik Rusia tahun lalu, membuat perusahaan harus secara konstan merubah posisi satelit Starlink. Bahkan mereka mengakui telah melakukan hal ini lebih dari seribu kali.

Dalam laporan yang mereka ajukan pada awal bulan ini, mereka menjelaskan langkah-langkah yang Starlink lakukan untuk memastikan satelitnya aman. Utamanya setelah meluncur dengan roket Falcon 9.

Pesawat ruang angkasa awalnya berada di orbit parkir. Kemudian setelah selesai pengujian, mereka dapat meningkatkan orbitnya untuk menyediakan jangkauan Internet. Satelit ini pertama akan parkir di ketinggian 350 km, dan kemudian mereka tingkatkan hingga 550km.

A typical journey for a Starlink satellite after its launch according to SpaceX. Image: Starlink Conjunction Avoidance with Crewed Space Stations/Starlink GNC

Baca Juga : SpaceX Luncurkan Satelit Untuk Kenyamanan Pelanggan Starlink

Menurut pihak SpaceX, melansir dari Wccftech (25/7), sejak Desember 2021 hingga Mei 2022 perusahaan melakukan 6.873 manuver satelit Starlink mereka. Tujuannya untuk memastikan bahwa tidak akan ada satelit yang bertabrakan satu sama lain atau dengan pesawat ruang angkasa milik operator lain.

Ketinggian ini termasuk lebih tinggi daripada tindakan yang harus mereka ambil jika Starlink memilih untuk mematuhi standar industri. Hal ini karena faktanya SpaceX melakukan manuver ketika ada kemungkinan tabrakan 0,00001 sedangkan industri mengikuti standar yang harusnya jika ada kemungkinan 0,0001.

Satelit Starlink Sering Lakukan Manuver lebih dari 1.700 kali Akibat Uji Coba Rudal Anti Satelit Rusia

SpaceX beralasan jika badai geomagnetik pada Februari 2022 dan uji coba rudal anti-satelit Rusia berpengaruh pada satelit Starlink. Uji coba pada November 2021 membuat perusahaan melakukan manuver terhadap satelit Starlink lebih dari 1.700 kali.

Perusahaan SpaceX telah meluncurkan 49 satelit pada 3 Februari 2022 lalu. Dalam Laporan tersebut menguraikan bahwa 38 harus kembali ke atmosfer Bumi karena badai matahari yang melihat partikel Matahari bergerak dengan kecepatan 662 km/s.

Selain itu, perusahaan itu juga menjelaskan bahwa badai tersebut mengakibatkan satelitnya mengalami drag 50% lebih tinggi. Ini (gesekan antara pesawat ruang angkasa dan lingkungan sekitarnya) yang kemudian menyebabkan hanya 11 yang mampu mencapai orientasi yang aman untuk menahan peristiwa tersebut.

Untuk menghindari kejadian seperti itu di masa mendatang, satelit Starlink telah menerima pembaruan perangkat lunak penerbangan. SpaceX berencana untuk meningkatkan komunikasi mereka dengan stasiun bumi untuk kontrol yang lebih baik.

Baca Juga : SpaceX Terus Rilis Satelit Terbaru Gunakan Roket Falcon 9

SpaceX juga mengungkapkan bahwa karena uji coba rudal anti satelit Federasi Rusia pada bulan November sangat berpengaruh. Akibat uji coba Rusia tersebut perusahaan harus melakukan manuver satelit Starlink lebih dari 1.700 kali untuk menghindari puing bekas uji coba.

Tes tersebut melihat rudal balistik anti-satelit A-235 Nudol Rusia menargetkan satelit (Kosmos 1408) di orbit Bumi rendah atau Low Earth Orbit (LEO). Ini menghasilkan setidaknya 1.500 keping puing menurut perkiraan Departemen Luar Negeri. Bahkan peristiwa nyaris celaka yang hampir terjadi (48 kaki) antara puing-puing dan satelit sains China pada Januari 2022.

Akhirnya, dalam laporan itu, SpaceX menyimpulkan dengan beberapa alasan mengapa ia gagal membuang satelitnya dengan benar. Menurut data terbaru dan laporan lain yang dibagikan kepada FCC pada bulan April, sejauh ini enam satelit Starlink telah menghadapi masalah ini pada tahun 2022.

52 satelit operasional harus di deorbit selama periode waktu laporan terbaru dan dari jumlah tersebut, hanya lima yang kehilangan kendali sepenuhnya, kata SpaceX.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *