“Maksud aka?” tanya ku terheran-heran menanyakan maksud dari pertanyaan nya.
“Wanita yang memakai masker waktu itu Ade kan?” terkejut bukan main darimana dia tahu jika itu adalah aku, padahal dia belum pernah melihat ku sebelumnya, hanya dari foto saja.
“Walaupun hanya dari foto tetapi aka bisa mengenali sorot mata kamu de, mata Ade berbeda dengan yang lain. Itu sebabnya aka bisa mengenali ade,” katanya serta sorot matanya yang tidak sedikitpun berpaling dariku.
“Jadi aka tahu itu Ade? ” pertanyaan ku memperjelas perkataannya rescha.
“Iyya,”
“Waktu aka nge-chat Ade di WhatsApp dan handphone Ade berbunyi kan, saat itu semakin memperjelas kalo itu adalah Ade, makanya aka ikutin Ade dan waktu itu Ade terjatuh karena kaget ada aka dibelakang Ade,” ucapnya seraya tersenyum dan bangkit dari duduk.
Ya saat itu aku memang terjatuh karena terkejut tiba-tiba Rescha ada dibelakang ku, sampai aku bertanya-tanya darimana datangnya dia, mengapa tiba-tiba ada dibelakang ku, namun aku tidak menyadari jika Rescha memang membuntuti ku.
Sampai saat pulang pun ia ada di jendela dan melihat ke arah ku, namun aku tidak tahu jika dia memang sengaja melakukan itu untuk melihat ku, “ahhh ya Tuhan mengapa aku baru menyadari segalanya,jika terus begini aku bisa mati karena dibuat keheranan,” ucapku bergumam dalam hati.
“Ade gak perlu tahu kalo aka selalu perhatiin ade, yang pasti aka sayang sama Ade,” ujarnya yang memegang tanganku sembari duduk dihadapan ku.
” Udah jangan dipikirin yaa, yang terpenting sekarang kita udah bertemu dan bersama, ayo cari makanan aka laper,” ujarnya seraya bangun dan mengajakku pergi.
Aku yang masih keheranan hanya terdiam tanpa mengucapkan sepatah katapun yang mengikuti langkah kaki Rescha, entah kemana dia akan membawaku.
Hari sudah semakin sore, namun jalanan belum juga mengering, terdengar gemericik genangan air bekas hujan yang tak sengaja terinjak oleh Rescha hingga menimbulkan sebuah cipratan yang membuat sepatu ku sedikit basah, Rescha pun menyadari hal itu.
” Yahh Ade sepatu nya basah, maafin aka yah aka engga sengaja,”
” Ga apa-apa aka cuman basah dikit ko,” ucapku tersenyum.
“Hemm yaudah deh,”
Dia mengajakku ke sebuah kedai mie yang berada tak jauh dari tempat pameran, dia tahu jika sangat menyukai mie.
“Ade mau pesan mie apa?,” tanyanya sembari melihat lihat menu makanan.
“Ade pesan mie kari aja, ekstra pedas yaa,”
Pintaku kepada pelayan kedai mie itu.
“Ade jangan kebanyakan makan yang pedas,” Rescha terlihat marah wajah nya memerah mendengar ku memesan mie dengan ekstra pedas.
“Tapi Ade suka,” kataku memelas.
“Enggak pokonya enggak boleh,” tegasnya padaku sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Yaudah dehh,” aku hanya pasrah tak ingin membuat nya marah, lagi pula itu semua untuk kebaikan ku juga.
Mie yang kami pesan sudah datang, dia melahap semangkuk mie ku yang ekstra pedas itu, dan aku memakan mie nya yang sama sekali tidak ada rasa pedasnya, itu membuatku sedikit mual, dia menyuapi ku menyuruh ku menghabiskan mie nya.
Setelah makan mie kami berkeliling kota Dago. Lama-lama tubuh ku bisa gemuk dibuatnya, bagaimana tidak, setiap ada pedagang Rescha selalu membelikan nya untuk ku padahal perut ku sudah sangat terisi penuh sekali, walau begitu aku sangat bahagia bersama nya, ingin rasanya setiap saat seperti ini dan itu memang harapanku.
Senja mulai kebiruan tanda hari sudah akan menuju malam, Rescha mengantar ku pulang hingga depan pintu rumah.
Sejak saat itu kami selalu bersama, ia selalu menemani ku kemana pun aku pergi bahkan saat aku cek-up pun dia selalu setia mendampingi ku, Rescha ia menepati janjinya dia menjagaku dengan baik.
Tak ada yang salah dengan harapan semua bisa menjadi nyata jika kamu percaya akan suatu hal yang kamu harapkan. Berharaplah, Cinta terkadang butuh pengharapan, namun akan salah jika semua harapan tertuju pada seseorang yang salah.
Selesai.
Biografi Penulis :
Foto : Neneng Karmila
Penulis adalah seorang remaja putri berusia 20 tahun asal Sukabumi. Nama lengkapnya Neneng Karmila. Dara imut berdarah Sunda ini, sudah hobi menulis sejak kelas 5 Sekolah Dasar. Saat itu, ia aktif menulis puisi. Selain hobi menulis, Neneng juga suka membuat video dan edit foto. Bertemu dan berinteraksi dengan orang banyak menjadi kebutuhan baginya. Selain dari membaca buku, aktivitas itu menambah imaji saat ia menulis. Tertarik menggeluti dunia sastra karena lewat sastra semua perasaan bisa diungkapkan tanpa banyak berkata. Sobat Milenia, Neneng berbagi akun sosial medianya juga loh, katanya bagi Sobat Milenia yang ingin berbagi dengannya, boleh follow akunnya. Julukannya Profesor Galau.
Akun Sosial Media :
Instagram : @karmila_nn99
https://milenianews.com/2020/02/21/suatu-saat-nanti-bagian-11/
Sangat menarik,. Saya suka sekali mrmbacany,. ☺️
Semangat terus nenk aku slalu suport km
Pas baca, baper akunya.
Penasaran ama edisi sebelumnya jadinnya😂