Puisi  

Kalimat Cinta

Kalimat Cinta

Oleh: Hadi Suroso

Aku di sini. Di tempat kita biasa habiskan waktu. Memerinci setiap detil yang kita lalui. Mengurai kisah pada paragraf-paragraf yang tersimpan di lembar kenangan. Menjadi sebuah buku yang kuletakkan di atas hamparan rindu

Saat kubuka lagi lembar-lembar halaman.

Bait-bait romansa menjadi candu hiasi paragraf. Untaian syair dalam rangkaian kalimat indah rekahkan senyumku, meski jeda beberapa frasa beriku jua bulir air mata. Sekedar sela salah paham sebab ego yang meraja. Penanda belum dewasanya kita kala itu.

Kucermati lagi kalimat demi kalimat. Seraya mencecap makna  tersurat maupun tersirat. Kucari larik-larik yang mungkin masih berserak. Tercecer di tumpukan usang terlewat belum termuat. Lalu benar kudapati satu kalimat luput tak sempat tertuang di buku itu. Satu kalimat saja…kalimat cinta yang tak pernah keluar dari mulutku.

Satu kalimat yang rupanya kamu tunggu, entah sebagai penegas kesungguhanku, atau sebuah kalimat yang hanya ingin kamu dengar saja langsung dari mulutku.

Apapun alasannya, jelas kamu perlu aku mengatakannya. Satu hal yang baru aku sadari. Dan juga aku sesali. Hal remeh bagiku, rupanya menjadi hal penting bagimu. Cinta tak cukup bukti dalam sikap, tapi juga penegasan dalam kata-kata. Pun sebaliknya. Setidaknya itu untukmu.

Kasih…dimanapun kamu kini. Bagiku tempat ini selalu menjadi kalimat pembuka buku tentang kita, sekaligus penutup cerita kita yang tak pernah usai.

Dan seandainya kamu tahu bagaimana cinta itu mendera seluruh relung hatiku, kalimat-kalimat cinta tak cukup untuk menjelaskan apa arti cinta itu sendiri. Cintaku kepadamu lebih dari itu. Bahkan meski seluruhku telah kuberikan, tak ada kalimat indah cinta manapun yang melebihi apa yang kurasakan.

Jadi…jika rindumu tertinggal, dan kamu masih ingin dengar, maka datanglah. Aku akan mengatakan sekeras-kerasnya, biar kamu dan seluruh dunia tahu : ” Kasih…Aku sungguh mencintaimu ”

Hadi Suroso. Biasa dipanggil Mr/Mas Bob. Aktivitas keseharian, mengajar Math Cambridge di sekolah Bosowa Bina Insani Bogor, guru Bimbel dan juga guru privat SD sampai SMA untuk persiapan masuk PTN. Mulai menyukai menulis sejak satu tahun terakhir, khususnya Puisi dan Refleksi kehidupan sebagai percikan hikmah. Menulis bisa kapan saja, biasanya saat muncul gagasan dan keinginan untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan bagian dari  mengasah jiwa dan menggali hikmah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *