Judul buku: Saat Hujan Membaca Namaku
Penulis: Antologi Puisi
Penerbit: SIP Publishing
Cetakan: 1, Agustus 2025
Tebal buku: xviii + 136 Halaman
Milenianews.com, Ngobrolin Buku– Buku ini berjudul Saat Hujan Membaca Namaku merupakan buku kumpulan puisi (antologi puisi) dari 47 orang penulis dengan tema puisi tentang hujan.
Pada buku ini, Nana Sastrawan selaku kurator mengatakan, puisi merupakan karya sastra yang unik semakin digandrungi semua pihak dari berbagai kalangan. “Karya ini tidak hanya mengungkapkan sesuatu yang dalam dari perasaan penciptanya. Tetapi, keindahan kalimat yang disusun dari kata yang terpilih”, paparnya.
Nana Sastrawan memilih Ratna Ayu Budhiarti untuk menjadi pemateri pada kelas menulis yang diselenggarakan oleh SIP Publishing.
Menurutnya, ada beberapa pertimbangan, pertama, memang membutuhkan pemateri perempuan sebagai pembuktian bahwa puisi tidak hanya didominasi oleh penyair laki-laki.
Kedua, Ratna Ayu sangat aktif mengisi kegiatan di bidang literasi dan terus melahirkan buku-buku puisi disaat semakin bermunculan para penyair yang tergolong muda dari sisi usia, ujarnya.
Tak hanya itu, Nana Sastrawan melanjutkan, menulis puisi memang dibutuhkan satu titik fokus untuk menghasilkan karya yang terbaik.
“Tentu saja, pertimbangan peserta yang tidak semuanya para penyair yang telah malang melintang di dunia sastra,” ujarnya.
Ia menambahkan, ada banyak peserta yang memang masih ingin mengetahui lebih banyak tentang puisi. Maka, tema yang diangkat harus sangat dekat dengan kehidupan para peserta yang akan mengikuti kelas menulis.
“Hujan dan Kenangan adalah tema yang dapat menjadi jembatan para peserta untuk mengungkapkan rasa dan fikirannya ke dalam puisi”, imbuhnya.
Puisi yang baik lanjut Nana Sastrawan tidak hanya soal rasa, termasuk juga gaya ungkap, pemilihan kata, logika dan peristiwa, imaji dan gaya bahasa. “Hal ini mengikat utuh pada puisinya sehingga puisi itu berbeda dengan yang lain”, pungkasnya.
Hujan di Tanah Lada
Puisi Arsiya Oganara*
Awan mulai menghitam berjalan pelan tapi pasti
Perlahan rembulan bersembunyi, langit menjadi gelap gulita
Seketika suara bergemuruh dari langit tanah lada.
Kilatan cahaya silih berganti dan menghilang
Angin berlari kencang dan menusuk tulang
Ombak berderu kejar-kejaran di pantai Sartika Krui.
Hujan, butir-butir air membasahi Sai Bumi Rua Jurai
Angin mulai melakukan tugasnya di malam itu
Awan dengan setia mengikuti irama angin
Keajaiban terbentang di langit luas.
Gumpalan-gumpalan terbentuk menurut kehendak-Nya
Celah-celah mengalirlah air, ketika itu bumi lembab
Air menjadi awal kehidupan semua makhluk
Dalam tandusnya alam, tampaklah mula-mula keberadaan.
Tuhan menggulirkan hujan pada hamba yang dikehendaki-nya
Bergembiralah semua mahluk, hujan rahmat dan nikmat alam semesta.
Bandar Lampung, 8 Agustus 2025
Buku softcover dominan warna putih, merupakan gabungan langit berawan yang sedang turun hujan. Paduan payung warna kuning menambah serasi tampilan buku ini. Cocok untuk dimiliki juga dibaca, dan menjadi koleksi perpustakaan pribadi atau taman baca.