Cerpen karya Arsiya Oganara
Keinginanku untuk melihat gajah Sumatera di habitat aslinya semakin menggebu-gebu setelah pembukaan perdana Taman Nasional Way Kambas (TNWK) pasca Covid-19 menyerang seluruh penjuru dunia.
Aku langsung menghubungi teman seprofesi sesama Pemandu Wisata yang ada di Way Kambas. Rudy namanya. Ia bukan pria asli suku Lampung, tetapi berasal dari pulau Jawa. Ia lahir dan tumbuh berkembang di desa tak jauh dari TNWK.
Ketika aku tiba di Posko Pusat Informasi yang berada di sebelah kiri setelah gerbang masukTNWK, Rudy menyambut kedatanganku dengan gembira dan penuh semangat.
“Selamat datang di Taman Nasional Way Kambas kebanggaan kita semua warga negara Republik Indonesia, Mba Heny,” katanya sembari tersenyum padaku.
“Terima kasih, Rudy”, jawabku tak kalah semangat darinya.
Kami duduk di ruang tamu Posko Pusat Informasi. Kulihat di dinding ada beberapa gambar dan info gajah Sematera dengan ciri khas daun telinga lebih kecil juga ukuran tubuh lebih kecil dari gajah Afrika.
Rudy menjelaskan sekilas asal usul gajah Sumatera, bagaimana cara berkembang biak, dan adanya Taman Nasional Way Kambas.
Setelah menyeruput teh manis panas dan beberapa pisang goreng hangat, Rudy mengajakku untuk keliling melihat aktivitas Gajah Sumatera.
“Mbak Heny, mari kita melihat Gajah Sumatera di habitat aslinya,” ujar Rudy menuju parkiran.
“Siaaap”, kata ku mengikuti Rudy dari belakang.
Kami melalui beberapa bangunan dan fasilitas penting yang mendukung kegiatan konservasi dan pariwisata. Beberapa di antaranya adalah Pusat Latihan Gajah (PLG), Suaka Rhino Sumatera (SRS), resort, teater gajah, dan fasilitas umum lainnya seperti toilet dan area parkir.
Menurut Rudy, ada juga fasilitas Camping Ground dan Glamping, Wisata Susur Sungai, Ecolodge, dan Laboratorium.
Tak terasa kami pun tiba di area Pusat Latihan Gajah (PLG). Tampak olehku beberapa gajah yang sedang berjalan-jalan bersama pelatihnya yang biasa disebut Pawang atau Serati.
Rudy menjelaskan secara detail mengapa gajah-gajah ini harus dilatih, tak hanya gajah dewasa, anak-anak gajah pun dilatih.
Area ini juga merupakan tempat para wisatawan bisa berinteraksi dengan gajah-gajah ini. “Mbak Heny, bisa berfoto dan menyentuh gajah beserta anaknya,” saran Rudy.
Dengan antusias ku lakukan saran itu. Aku pun berfoto dan membuat video singkat saat aku membelai belalai gajah dewasa. Gajah ini mulai duduk merasa senang berdialog dengan ku. Serati Gajah yang ada di sisi kanan gajah ikut senang.
“Rudy, gajah-gajah ini bersahabat dengan para penggunjung ya,” ujarku.
“Ia, gajah-gajah ini sudah terbiasa berinteraksi dengan manusia,” jelas Rudy.
Setelah puas melihat gajah-gajah ini, Rudy mengajakku untuk bersantai duduk di kursi taman depan bangunan yang menyatu dengan PLG.
Tak jauh dari taman ada kolam tempat memandikan gajah. “Rudy, aku ingin melihat gajah-gajah yang dimandikan Pawangnya,” imbuhku.
“Silahkan, Mbak Heny, namun hati-hati ya kejebur kolam,” ujarnya berseloroh.
Aku langsung menuju kolam mengabadikan beberapa gambar dan membuat video singkat mengunakan tripod. Pada bagian pinggir kolam dengan air warna coklat tidak begitu dalam kurang dari setengah meter.
Waktu mulai membuat video pendek suasana kurasa lebih seru, aku lebih semangat lagi dengan jalan mundur agar lebih dekat bibir kolam. Namun saat kata terakhir tak terasa aku “terjebur di kolam gajah TNWK”.
“Mbaak Hennnyy,” kudengar suara Rudy memanggilku.
Profil Penulis:
Arsiya Heni Puspita – Arsiya Oganara adalah nama penanya. Lulusan Sarjana Ilmu Komunikasi dengan hobi membaca dan travelling.
Hobi ini pula yang mengantarkannya menjadi professional Journalist yang sudah mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dan dinyatakan Kompeten.
Juga Professional Tourist Guide dan Professional Tour Leader, Licensed and Certified dari Disparekraf DKI Jakarta dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Indonesia.
Saat ini mulai merambah ke dunia sastra dan kegemarannya menulis tersalurkan dengan menulis cerpen, fiksi mini, puisi, puisi esai, dan lainnya.
Arsiya Oganara sangat senang bertemu dengan orang baru, persahabatan bisa dilakukan melalui medsosnya. FB: Arsiya Heny Puspita. IG: arsiyahenyhdl. Email: hennyarsiya@gmail.com.