Yakesma dan STEI SEBI Gelar Closing Program Short Course Akuntansi dasar, Zakat dan Wakaf

Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI (STEI SEBI) Depok, bekerja sama dengan Yayasan Kesejahteraan Madani (Yakesma), resmi menutup program Short Course yang berlangsung selama satu bulan, Selasa (24/9/2024). (Foto: Dok STEI SEBI)

Milenianews.com, Depok– Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI (STEI SEBI) Depok, bekerja sama dengan Yayasan Kesejahteraan Madani (Yakesma), resmi menutup program Short Course yang berlangsung selama satu bulan. Program ini berfokus pada penguatan materi dasar akuntansi, zakat, dan wakaf, serta Penerapan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 409). Acara peluncuran program dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom, yang diikuti oleh peserta dan profesional dari seluruh Indonesia.

Dalam acara penutupan, Selasa (24/9/2024),  Pembina Yakesma, Wahyudi  menyampaikan apresiasi kepada para narasumber yang telah memberikan materi serta studi kasus yang sering dihadapi dalam proses pembuatan akun dan jurnal akuntansi. Ia menekankan bahwa program ini merupakan awal dari proses pembelajaran, namun pemahaman akuntansi harus terus dikembangkan hingga mencapai kemampuan penyusunan laporan keuangan yang seimbang (balancing).

Baca Juga : STEI SEBI Gelar Studium Generale, Ajak Kaum Muda Pintar Kelola Keuangan

Ia  juga berharap akan ada sesi lanjutan terkait akuntansi, terutama dalam memahami perubahan terbaru PSAK, khususnya peralihan dari PSAK 109 ke PSAK 409, yang sangat relevan bagi lembaga non-profit. “Untuk itu, kami mendorong cabang-cabang Yakesma untuk terus belajar secara mandiri dan menguasai materi tersebut,” ujarnya dalam rilis yang diterima Milenianews.com, Selasa (24/9/2024).

Ketua STEI SEBI, Sigit Pramono, Ph.D., CA., CPA., dalam sambutannya, menekankan bahwa kerja sama antara Yakesma dan STEI SEBI bukanlah yang pertama dan terakhir. Ia menyoroti pentingnya akuntabilitas dan kemampuan membaca laporan keuangan lembaga yang kita jalankan untuk mengevaluasi kinerja dan kesehatannya. “Kita harus terus bersinergi dan mendukung perkembangan ilmu akuntansi syariah agar lembaga keuangan syariah dapat berkembang menjadi lebih baik lagi,” kata Sigit Pramono.

 

Lead Project Short Course,  Niko Rizky, memberikan laporan terkait pelaksanaan program. Ia menjelaskan bahwa pengetahuan dasar mengenai akuntansi dan keuangan masih sangat minim di kalangan peserta. “Namun setelah mengikuti program ini, banyak yang mulai memahami dan menikmati proses pembelajaran, sehingga hasilnya terlihat pada perbaikan penyusunan laporan keuangan mereka,” ujarnya.

Program ini diikuti oleh 66 peserta dari seluruh Indonesia (21 laki-laki dan 45 perempuan), dengan total 480 menit pembelajaran yang terbagi ke dalam 4 materi utama.

Peserta Terbaik

Pada akhir program, tiga peserta terbaik dengan predikat “Excellent” diumumkan, yaitu:

  1. Nurul Fitri (Sumatera Barat) – Skor: 97
  2. Syamsul (Riau) – Skor: 95
  3. Nurul Fatiaty (Sulawesi Selatan) – Skor: 95

Para peserta terbaik ini turut memberikan sambutan singkat. Mereka  menyampaikan kesan positif selama mengikuti short course, serta harapan agar pembelajaran lebih mendalam mengenai PSAK 109/409 dapat dilanjutkan di masa mendatang.

Program Short Course ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam meningkatkan kapasitas peserta dalam memahami akuntansi syariah, sehingga mereka dapat lebih kompeten dalam keuangan lembaga filantrophy di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *