Milenianews.com, Blora – Seorang gadis berinisial PN (19), mengajukan perhomonan untuk mengganti kelaminnya menjadi laki-laki ke Pengadilan Negeri Surabaya.
Gadis asal Blora, Jawa Tengah itu sehari-harinya bekerja sebagai sekuriti di Sekolah Dasar (SD). Menurut Jubir Pengadilan Negeri Surabaya, Sigit Sutrisno mengatakan telah mendaftarkan permohonan tersebut sekitar 15 hari lalu ke pengadilan.
“PN bekerja sebagai sekuriti di sebuah SD,” kata Sigit pada wartawan, Senin (28/10). Sigit melanjutkan, bahwa PN mengaku punya kelmin ganda sejak masih kecil, dari catatan medisnya.
Baca Juga : Tanaman ‘Gulma’ Dandelion Ternyata Berkhasiat Bagi Kesehatan Tubuh
Seiring berjalannya waktu, PN merasa lebih nyaman menjadi seorang laki-laki. Penampilan fisik dari PN pun terlihat seperti laki-laki dengan dada rata. Tapi ia masih beridentitas perempuan.
Dikutip Antara, kromosom laki-lakinya lebih dominan dan hormon perempuannya telah dimatikan.
PN meminta agar Pengadilan Negeri Surabaya mengesahkan permohonannya tersebut, dan mengubah pencatatan identitas kependudukannya ke Kantor Disdukcapil Surabaya.
Kelamin Ganda, Adakah?
Sumber : Tribunnews
Kelamin ganda (Ambiguous Genitalia) adalah kondisi langka dimana tidak jelasnya penampilan kelamin bayi yang baru lahir. Kelamin ganda bukan penyakit, namun gangguan perkembangan organ seksual yang mempengaruhi perkembangan seksual.
Memang, kelamin ganda dapat mempengarhi psikologis dan kesejahteraan sosial. Kondisi seperti ini tergolong kompleks dan sangat jarang terjadi.
Rasanya, PN ingin mengubah identitasnya, bisa jadi karena dia sudah merasakan sisi psikologis dari kondisi tersebut. Selain itu, dikutip Alodokter, kelamin ganda bisa menyebabkan ketidaksuburan, gangguan fungsi seksual juga meningkatkan risiko kanker dan rasa tak nyama mengenai identitas gender.
Baca Juga : 1.600 Penduduk Arab Lakukan Operasi Ganti Kelamin
Berikut penjelasan mengenai Kelamin Ganda, dikutip Alodokter, Selasa (29/10) :
Secara umum, bayi disebut mengalami kelamin ganda jika:
- Memiliki ovarium dan testis dengan alat kelamin eksternal yang tidak jelas, apakah laki-laki atau perempuan.
- Memiliki ovarium dan bentuk alat kelamin eksternal yang mirip penis.
- Memiliki alat kelamin wanita eksternal (termasuk vulva) dan testis yang tidak turun ke skrotum (jadi kantung pelirnya tidak berisi testis).
Kelamin ganda bisa terjadi jika selama kehamilan ada suatu hal yang tidak berjalan dengan normal hingga mengganggu perkembangan organ seks janin, contohnya:
- Kurangnya atau tidak cukupnya hormon laki-laki pada janin laki-laki.
- Kelebihan hormon laki-laki pada janin perempuan.
- Mutasi pada gen tertentu.
- Kelainan kromosom dan genetik.
- Ibu hamil mengonsumsi obat-obatan tertentu.
- Adanya tumor yang memengaruhi hormon ibu ketika sedang mengandung.
Tanda-tanda Kelamin Ganda
Jika secara genetik bayi berkelamin perempuan, tanda-tanda kelamin ganda yang bisa terlihat adalah:
- Klitoris berukuran besar hingga terlihat seperti penis kecil.
- Labia atau bibir vagina luar dan dalam kemungkinan menyatu dan terlihat seperti skrotum.
- Terkadang terasa ada benjolan jaringan di dalam labia yang menyatu, membuatnya terlihat seperti skrotum dengan testis.
- Pembukaan uretra (tempat urine keluar atau lubang kencing) bisa berada di sepanjang, di atas, atau di bawah permukaan klitoris.
- Bayi sering dianggap berjenis kelamin laki-laki, namun testis tidak kunjung turun.
Jika secara genetik bayi adalah laki-laki, kelamin ganda dapat dilihat dari beberapa tanda berikut:
- Ukuran penis kecil (kurang dari 2 atau 3 cm) hingga terlihat seperti klitoris yang membesar dan dengan pembukaan uretra lebih dekat ke skrotum.
- Pembukaan uretra bisa berada di sepanjang, di atas, atau di bawah penis. Bisa juga terletak di perineum (daerah antara anus dan skrotum atau vulva) hingga membuat bayi seperti berjenis kelamin perempuan.
- Kemungkinan ada skrotum kecil yang terpisah dan terlihat seperti labia.
- Testis tidak turun dan skrotum kosong hingga terlihat seperti labia, disertai dengan atau tanpa penis kecil.
Operasi menjadi pilihan menangani kasus kelamin ganda. Tindakan ini mungkin akan dilanjutkan dengan terapi hormon ketika penderita berusia remaja. (Ikok)