Milenianews.com – Zakat Fitrah biasa dibayarkan di pekan terakhir Ramadan atau di 10 malam terakhir Ramadan. Membayar Zakat merupakan bagian rukun islam yang ke-4, dan berfungsi untuk mensucikan diri.
Zakat Fitrah dibayarkan oleh orang-orang yang mampu berzakat kepada mustahiq atau orang yang berhak menerima zakat. Berikut Ringkasan hukum-hukum seputar Zakat Fitrah :
Baca Juga : Baitul Mal Banda Aceh Salurkan Zakat Rp. 5,04 miliar
12 Ringkasan hukum-hukum Zakat Fitrah
1. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mewajibkan untuk mengeluarkan zakat fitrah. Untuk mensucikan bagi orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan ucapan yang kotor. Dan memberikan makanan bagi orang-orang miskin.
Barangsiapa yang mengeluarkannya sebelum shalat ied maka akan diterima (sebagai zakat), barangsiapa yang mengeluarkannya setelah shalat ied maka hal itu dianggap sebagai sedekah seperti sedekah-sedekah lainnya.
(HR. Abu Dawud)
2. Seorang muslim mengeluarkan zakat fitrahnya untuk dirinya, untuk orang-orang yang dibawah tanggungan (nafkah) baginya, baik yang masih kecil atau dewasa dan juga anak-anak yatim dari kalangan muslimin.
Tidak mengapa ia mengeluarkan zakat fitrah untuk pembantu dan pekerja-pekerjanya yang muslim. Adapun janin/bayi yang masih berada dalam kandungan maka tidak wajib mengeluarkan zakatnya.
3. Zakat fitrah diwajibkan bagi yang mendapati bahan makanan pokoknya melebihi untuk sehari semalam.
4. Ukuran yang dikeluarkan adalah satu sha’ (kurang lebih 3 kg) untuk setiap satu orang. Dari makanan pokok yang biasa dikonsumsi dinegerinya, seperti : gandum, tepung, kurma, kismis, beras dan yang lainnya.
5. Telah dianggap mencukupi jika (yang dikeluarkan) berupa gandum seukuran setengah sha’ (1,5 kg gandum) menurut sebagian ulama karena terdapatnya beberapa riwayat mengenai hal itu dan yang demikian itu adalah benar.
6. Diberikan kepada orang-orang miskin yang tidak mendapati (tercukupi) makanan pokok-nya.
Boleh pula zakat fitrah milik beberapa orang diberikan kepada satu orang miskin, dan sebaliknya zakat fitrah milik satu orang boleh diberikan kepada beberapa orang miskin.
Hal itu di sesuaikan dengan kebutuhan orang miskin tersebut dan kebutuhan orang-orang yang ditanggung nafkah mereka olehnya.
7. Diberikan kepada orang-orang miskin di daerahnya, jika tidak ada yang berhak mendapatkannya maka tidak mengapa mengeluarkannya di daerah lain. Boleh pula memindahkannya ke negara lain yang penduduknya lebih dan sangat membutuhkan.
8. Zakat fitrah dikeluarkan dalam bentuk makanan menurut mayoritas ulama, seperti Imam Malik, As-Syafii, dan Ahmad.
9. Bagi siapa yang berkeinginan membantu orang-orang miskin dalam bentuk uang atau pakaian untuk hari ied, maka berikanlah hal itu kepada mereka sebagai sedekah dan bukan sebagai zakat fitrah. Maka ia telah menggabungkan dua kebaikan, yaitu makanan (sebagai zakat fitrah) dan uang/harta (sebagai sedekah pada umumnya).
10. Wajib mengeluarkannya sebelum shalat ied, dan tidak mengapa mengeluarkannya sehari atau dua hari sebelum shalat ied.
Baca Juga : Tradisi Unik Hari Raya Idul Fitri Yang Selalu Dirindu
11. Dibolehkan mewakilkan dalam mengeluarkan zakat fitrahnya, dan boleh pula memberikan kepada wakil tersebut dalam bentuk uang lalu dia (yang diwakili tersebut) mengeluarkan zakatnya dalam bentuk makanan.
12. Bagi yang lupa mengeluarkannya sebelum shalat ied, maka ia wajib mengeluarkannya setelah shalat ied. (lag)